repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN...

44
i DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI PERAIRAN TERUMBU KARANG KEPULAUAN SPERMONDE MAKASSAR S K R I P S I OLEH : MUSDALIFAH JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Transcript of repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN...

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

i

DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI PERAIRAN TERUMBU KARANG KEPULAUAN

SPERMONDE MAKASSAR

S K R I P S I

OLEH :

MUSDALIFAH

JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2013

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

ii

DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI PERAIRAN TERUMBU KARANG KEPULAUAN

SPERMONDE MAKASSAR

Oleh: MUSDALIFAH L111 09 276

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Kelautan

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin

JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2013

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

iii

ABSTRAK

MUSDALIFAH, L111 09 276. “Distribusi dan Kelimpahan Bakteri Enterococcus spp. di Perairan Terumbu Karang Kepulauan Spermonde Makassar”. Di bawah bimbingan Arniati Massinai selaku Pembimbing Utama dan Jamaluddin Jompa selaku Pembimbing Anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan kelimpahan bakteri Enterococcus spp. di perairan terumbu karang Kepulauan Spermonde Makassar, sedangkan kegunaannya yaitu sebagai bahan informasi untuk kehadiran jumlah Bakteri Enterococcus spp. di Kepulauan Spermonde Makassar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tentang kelimpahan bakteri Enterococcus spp.

Pengambilan sampel dilakukan di perairan Pulau Laelae, Pulau Samalona dan Pulau Barranglompo dengan memasukkan botol sampel dimiringkan 45 ⁰ kedalam kolom air dengan kedalam 10 cm dari permukaan. Inokukasi bakteri dengan menyaring air sampel sebanyak 50 mL, kemudian kertas saring yang mengandung bakteri ditanam pada medium selektif Enterococcus Slanetz-Bartley inkubasi suhu 40⁰ C selama 48 jam. Perhitungan jumlah koloni bakteri dengan berdasarkan perhitungan Standar Plate Counts (SPC). Keterkaitan antara parameterr lingkungan dengan keberadaab bakteri Enterococcus dianalis dengan Principle Component Analysis (PCA). Hasil yang didapatkan bakteri Enterococcus terdapat pada semua lokasi penelitian yaitu Pulau lae-lae (4,258 x 104) , Pulau Samalona (0,617 x 104), Pulau barrang lompo (4, 981 x 104) dan Pulau Kodingarengkeke (4,398 x 104). Keberadaannya dicirikan oleh bahan organik, nitrat dan fosfat yang relatif tinggi. Kelimpahan tertinggi bakteri Enterococcus ditemukan di Pulau Barranglompo dan terendah di Pulau Samalona.

Kata kunci: Distribusi Kelimpahan, Bakteri Enterococcus spp., Terumbu Karang,

Spermonde.

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Distribusi dan Kelimpahan Bakteri Enterococcus spp di Perairan Terumbu Karang Kepulauan Spermonde Makassar

Nama Mahasiswa : Musdalifah

Nomor Pokok : L111 09 276

Program Studi : Ilmu Kelautan

Jurusan : Ilmu Kelautan

Skripsi Telah Diperiksa

dan Disetujui oleh : Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Dr. Ir. Arniati Massinai. M. Si Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M. Sc NIP : 196606141991031002 NIP : 196703081990031001

Mengetahui :

Dekan, Ketua, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Program Studi Ilmu Kelautan Prof. Dr. Ir. Andi Niartiningsih, MP. Dr. Ir. Amir Hamzah Muhiddin, M.Si NIP : 19611201 198703 2 000 NIP : 19631120 199303 1 002 Tanggal lulus : 26 Agustus 2013

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

v

RIWAYAT HIDUP

Musdalifah di lahirkan pada tanggal 18 Maret

1991 di Dawi-dawi Pomalaa, Sulawesi Tenggara, anak

kedua dari 6 bersodara dari Ayahanda Drs. H. Mustarii

dan Ibunda Syamsiar.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di MIN

(Madrasah Ibtidaiya Negeri) Pelambua tahun 2002,

pendidikan lanjutan di SMPN 1 Abuki tahun 2005 dan

SMAN 1 Pomalaa tahun 2008.

Melaului Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) pada tahun

2009, penulis diterima di Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan Universitas Hasanuddin.

Penulis aktif dalam berbagai Organisasi di Kelautan diantaranya yaitu

Marine Science Diving Club Universitas Hasanuddin (MSDC-UH) periode 2012-

2013, pengurus Senat Kelautan Universitas Hasanuddin periode 2009-2012,

pengurus Mushalla Bahrul Ulum Kelautan (MBUK) periode 2010-2012, dan

pengurus CSC (Coral Study Club). Penulis juga pernah menjadi sebagai asisten

dari beberapa mata kuliah yaitu Botani Laut, Avertebrata, Koralogi dan

Mikrobiologi.

Penulis menyelesaikan rangkaian tugas akhir, masing-masing mengikuti

Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kec. Suppa Kab. Pinrang tahun 2012 dan Praktek

Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan di Desa Tassiwalie Kec. Suppa Kab.

Pinrang tahun 2012. Sebagai tugas akhir, penulis melakukan penelitian dengan

judul “Distribusi dan Kelimpahan Bakteri Enterococcus spp. Di Perairan Terumbu Karang Kepulauan Spermonde Makassar” .

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas

berkah dan anugerah-Nyalah sehingga penelitian dan skripsi ini dapat tersele-

saikan dengan baik. Seiring selesainya penulisan skripsi ini, perkenankanlah

penulis pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak, yakni terurai

sebagai berikut:

1. Ucapan khusus kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Drs. H.

Mustarih dan Ibunda tercinta Syamsiar, yang telah melahirkan,

membesarkan dan mendidik penulis dalam menimba ilmu pengetahuan

sampai kepada penyelesaian studi, demikian pula kepada saudara(i) ku

Musyahidah, Muhammad Riswan, Muhammad Radiyal, Muhammad

Fadli dan Muhammad Rifki yang telah banyak mendorong dan memberi

semangat, terutama di akhir penyelesaian studi penulis.

2. Para pembimbing penulis, ibu Dr. Ir. Arniati, M.Si (Pembimbing Utama),

bapak Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa. M. Sc (Pembimbing Anggota)

serta para penguji, Bapak Drs. Sulaiman Gosalam, M, Si. Bapak Dr.

Safyuddin Yusuf, St. M. Si, ibu Dr. Ir. Shinta Werorilangi, M. Sc yang

telah banyak memberikan masukan, bimbingan dan mengarahkan, serta

memberi petunjuk-petunjuk yang sangat berguna dari tahap awal sampai

kepada tahap akhir penulisan skripsi ini.

3. Ibu Prof. Dr. Ir. Andi Niartiningsih, MP sebagai Dekan FIKP-UH serta

sebagai penasehat akademik yang selalu memberikan nasehat dan

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

vii

saran-saran yang membangun bagi penulis , Bapak Dr. Ir. Amir Hamzah

Muhiddin, M.Si sebagai Ketua Jurusan Ilmu Kelautan FIKP-UH.

4. Bapak Kepala Puslit LP3K, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa. M. Sc atas

bantuan dana dalam menyelesaikan penelitian

5. Seluruh staf Bapak/Ibu Dosen pengajar pada Jurusan Ilmu Kelautan

Universitas Hasanuddin yang tidak sempat disebutkan namanya satu per

satu, yang telah membekali ilmu kepada penulis sejak awal terdaftarnya

sebagai mahasiswa hingga akhir penyelesaian studi ini. Serta seluruh

staf Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin

terkhususnya untuk Bapak Syam yang telah membantu kelancaran dan

kemudahan penulis.

6. Untuk H. Mone, H. Jumsana dan Siti Hasnah Hafid, terimakasih banyak

untuk pengorbanan dan doa restu yang di berikan pada penulis.

7. Kepada sahabat dan teman teristimewa Asri Nur, Ainun Jegess, S.Ikom

Eva Mustika Sari, S.Pd dan Niramala Sari yang telah menyemangati

dan selalu hadir dalam suka duka penulis.

8. Kepada seluruh rekan mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin,

Khususnya Angkatan Kosong Sembilan “KOSLET” (Kla’09) dan untuk

teman-teman seperjuangan Nur Tri Handayani, Steven, Nurhikmah,

Ekalisdayanti, Azmi Utami Putri, Emmi Suliastiningsih, Mayang Sari

Takdir, Fahri Angriawan, Muh.Akhsan, Tarsan, Eko Yunianto,

M.Yahya Anwar, Hasbi Afsansyah, Sapiullah, Liandri Agung

Permadi, Nurzahraeni, Nurfadillah, Sry Swarni Abu Bakar, Jezsy

Patiri, Hasanah, Nurwahidah, Jumniati, Noviety Tandiseru, Nugraha

maulana, Syamsul Rizal, Riswan, Nirwan, Matchudo Eka Prasetya,

Dedof Indra Agung, Takbir, A. Mahatir, dan Muh. Iksan Terimakasih

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

viii

atas segala toleransi yang tinggi dan kerjasamanya selama ini serta

kebersamaannya.

9. Untuk Baso Hamdani, Muhammad Arifuddin, Eka Lisdayanti, S.Kel,

Nur Tri Handayani, Azmi Utami Putri, Fahri Angriawan, dan Nur Abu

yang telah membantu penulis dalam proses pengambilan data penelitian

dii lapangan.

10. Seluruh mahasiswa Ilmu Kelautan, penulis banyak belajar tentang rasa

persaudaraan, susah, senang, canda dan tawa di Koridor Ilmu Kelautan

bersama kalian dan teman-teman Posko KKN UNHAS GEL. 82 Desa

Maritenggae Kecematan Suppa Kabupaten Pinrang.

Penulis menyadari bahwa keterbatasan yang tuhan berikan kepada

penulis karena hanya tuhanlah yang memiliki kesempurnaan

menyebabkan skripsi ini masih akan memiliki kekurangan dan kelemahan.

Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan dari segenap

pembaca demi melengkapi kekurangan penyususnan skripsi ini. Akhir

kata, penulis mengharapkan skripsi ini memberikan manfaat dalam

perkembangan ilmu pengetahuan di masa depan amin ya rabbal alamin.

Makassar, Agustus 2013

MUSDALIFAH

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

ix

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii

I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 13

A. Latar Belakang ........................................................................................ 13

B. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................. 15

C. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 15

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 16

A. Bakteri Laut ............................................................................................. 16

1. Morfologi bakteri .................................................................................. 16

2. Sifat-Sifat Fisiologi ............................................................................... 17

3. Kecenderungan Perlekatan ................................................................. 18

4. Penyebaran ......................................................................................... 18

5. Pertumbuhan bakteri ........................................................................... 19

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri .................... 21

B. Bakteri Enterococcus spp. ....................................................................... 25

III. BAHAN DAN METODE .............................................................................. 27

A. Waktu dan Tempat .................................................................................. 27

B. Alat Dan Bahan ....................................................................................... 28

C. Prosedur Penelitian ................................................................................. 28

1. Penentuan Stasiun Pengambilan Sampel ............................................ 28

2. Pengambilan Data di Lapangan ........................................................... 28

D. Analisis Data ........................................................................................... 32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 33

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

x

A. Distribusi bakteri Enterococcus spp. ........................................................ 33

B. Kelimpahan Bakteri Enterococcus spp. ................................................... 35

IV. SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 42

A. Simpulan ................................................................................................. 42

B. Saran ...................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 43

LAMPIRAN ............................................................... Error! Bookmark not defined.

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Bentuk sel bakteri : a. E.coli (batang), b. Enterococcus spp. (bulat), c. Treponema palladium (spiral), d. Vibrio harvei (koma) (Sumber:http://www.turbosquid.com) ............................................................ 16

2. Kurva pertumbuhan mikroba (sumber: Brock & Madigan,1991) ..................... 19

3. Bakteri Entrococcus ....................................................................................... 26

4. Peta penelitian yag terdiri dari lokasi pengambilan sampel yakni P.Laelae, P.Samalona, P.Barranglompo, P.Kodingarengkeke, yang berada dalam Kepulauan Spermonde. ................................................................................. 27

5. Warna koloni bakteri Enterococcus pada medium selectif Slanetz & Bartley yang berasal dari Kepulauan Spermonde Makassar: a. P. Laelae; b. P. Samalona; c. P. Barranglompo; d. P. Kodingarengkeke (Keterangan = 1, daerah tepi; 2, daerah karang) ...................................................................... 33

6. koloni bakteri Enterococcus spp. pada medium Slanetz dan Bartlay (Sumber : Biokar diagnostics , Akses (11-01-2013 pukul 11:01 WITA). ......... 33

7. Histogram kelimpahan rata-rata jumlah bakteri Enterococcus spp. di Kepulauan Spermonde Makassar ................................................................. 35

8. Histogram kelimpahan bakteri di setiap lokasi pengamatan ........................... 37

9. Biplot keterkaitan antara parameter lingkungan dengan kelimpahan bakteri Enterococcus spp. di Kepulauan Spermonde untuk setiap stasiun: a. P.Laelae; b.P. Samalona; c. P. Barranglompo; d. P. Kodingarengkeke ......... 38

10. Pola arus di Kepulauan Spermonde Kota Makassar .................................... 39

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Urutan kerja isolasi bakteri di lapangan ........... Error! Bookmark not defined.

2. Pembuatan medium selektif entrococci slanetz-bartley medium (iso 7899-2), penanaman , inkubasi bakteri di Laboratorium Mikrobiologi Laut Jurusan

Ilmu Kelautan Unhas ........................................ Error! Bookmark not defined.

3. Perhitungan koloni bakteri setelah inkubasi suhu 40 o C selama 48 jam Error! Bookmark not defined.

4. Morfologi koloni bakteri Enterococcus spp. yang berasal dari P. Laelae .. Error! Bookmark not defined.

5. Morfologi koloni bakteri Enterococcus spp. yang berasal dari P. Samalona ............................................................................. Error! Bookmark not defined.

6. Morfologi koloni bakteri Enterococcus spp. yang berasal dari P. Barranglompo................................................... Error! Bookmark not defined.

7. Morfologi koloni bakteri Enterococcus spp. yang berasal dari P.Kodingarengkeke .......................................... Error! Bookmark not defined.

8. Data kualitas air dan hasil Principle Componenent Analysis (PCA) ....... Error! Bookmark not defined.

9. Analisis PCA ..................................................... Error! Bookmark not defined.

10. Data hasil perhitungan jumlah koloni bakteri dan hasil analisis Nested Anova ................................................ Error! Bookmark not defined.

11. Tabel Perbandingan Jumlah Bakteri di setiap lokasi pengamatan .......... Error! Bookmark not defined.

12. Tabel Jumlah Rata-rata Bakteri dan Standar Eror ......... Error! Bookmark not defined.

13. Anasted anova ................................................ Error! Bookmark not defined.

14. Analisis lanjutan tukey Post Hoc Tests ............ Error! Bookmark not defined.

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

13

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri Enterococcus spp. di lingkungan perairan dijadikan sebagai

indikator kualitas suatu perairan. Selain itu juga merupakan indikator kehadiran

bakteri patogen yang lainnya (Suriaman, 2008). Enterococcus spp. adalah

bakteri yang termasuk didalam golongan faecal coliform yang mendiami saluran

pencernaan manusia dan hewan berdarah panas yang kemudian keluar dari

fases dan merupakan patogen pada manusia (Gaman dan Sherrington, 1992).

Selanjutnya dikatakan jumlah koloni bakteri golongan berkorelasi positif dengan

kehadiran bakteri patogen yang lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai

indikator kualitas perairan.

Perairan laut merupakan penampungan terakhir semua jenis limbah baik

berasal dari daratan maupun dari laut itu sendiri. Aktivitas manusia dan aliran

sungai membawa partikulat dari daratan berupa sedimen dan bahan organik

yang kemudian masuk ke dalam laut, akibatnya terjadi pencemaran eutrofikasi,

fragmentasi habitat dan introduksi bakteri patogen di perairan laut (Aeby et al.,

2008). Bakteri Enterococcus spp. berasal dari tinja manusia dan hewan yang

merupakan bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.

Bakteri Enterococcus spp. yang berasal dari daratan akan masuk ke lingkungan

laut terikut dengan limbah cair dan padat melalui aliran air, kemudian dengan

adanya arus dan pasang memungkinkan bakteri tersebut masuk ke terumbu

karang dan perairan laut lepas.

Sebagai indikator pencemaran bahan organik dari tinja kehadiran

Enterococcus spp. di terumbu karang dapat mengindikasikan bahwa terdapat

jumlah bahan organik yang relatif tinggi. Kandungan bahan organik yang tinggi

merupakan faktor pembatas bagi kehidupan karang. Hal ini dapat

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

14

mengakibatkan stress pada karang sehingga dapat terinfeksi penyakit yang

berakibat pada kematian karang (Massinai, 2012)

Penelitian tentang bakteri di lingkungan perairan laut telah banyak

dilakukan seperti Massinai (2012) meneliti tentang bakteri yang berasosiasi

dengan karang yang terinfeksi penyakit growth anomaly di kepulauan

Spermonde Sulawesi Selatan, Ningsih (2010) meneliti tentang jenis dan

kelimpahan bakteri Actinomycetes pada Muara Sungai Limbangan Kabupaten

Pangkep. Penggunaan bakteri golongan coliform sebagai indikator pencemaran

biologis perairan Pantai Losari Kota Makassar (Sudarto, 2005) hasil yang

didapatkan yaitu perairan pantai losari telah tercemar bakteri coliform kerena

telah melampaui nilai baku mutu yang telah ditetapkan untuk kegiatan budidaya.

Kelimpahan bakteri pendegradasi serasah lamun pada ekosistem terumbu

karang dan padang lamun di Pulau Barrang Lompo Makassar (Yahya, 2005) .

Sedangkan penelitian tentang bakteri Enterococcus spp. sudah banyak di

lakukan di luar indonesia yaitu perbandingan respon antara total bakteri

coliform, fekal coliform dan Enterococcus spp. sebagai indikator kualitas

perairan untuk keperluan rekreasi di California dan United States-Mexico (Noble,

et al., 2003) hasil yang di dapatkan bahwa bakteri Enterococcus spp. merupakan

indikator bakteri yang melebihi standar dari 104 MPN atau 100 ml/Cfu sehingga

daerah California mendapatkan tiga kategori bakteri indikator yang masih diteliti,

Distribusi dan potensi bakteri patogen enterik di perairan pantai selatan Kerala,

India (Sudhanandh et al., 2012). Namun belum ada penelitian tentang bakteri

Enterococcus spp. khususnya di Kepulauan Spermonde Sulawesi Selatan.

Kepulauan Spermonde terdapat di bagian selatan Selat Makassar,

terbentang dari utara ke selatan sejajar pantai daratan Pulau Sulawesi (Vuuren,

1920 dalam Klerk, 1983), Kab. Pangkep dan Kab. Barru. Hutchinson (1945)

dalam Jompa dkk., (2007) membagi kepulauan Spermonde berdasarkan jarak

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

15

dari daratan utama menjadi 4 zona, yaitu Inner Zone, (zona I), Middle Inner Zone

(zona II), Middle Outer Zone (Zona III) dan Outer Zone (Zona IV).

Beberapa pulau di Kepulauan Spermode yang berpenghuni, ada yang

kepadatan penduduknya tinggi dengan aktivitas yang tinggi pula dan ada yang

jumlahnya sedikit. Penduduk yang padat dengan aktivitas yang tinggi pada

daerah pulau akan menghasilkan buangan limbah yang relatif tinggi, termasuk

limbah organik yang berasal dari tinja.

Berdasarkan hal tersebut di atas bakteri Enterococcus spp. dapat

mempengaruhi kehidupan biota laut dan kehidupan manusia maka perlu

dilakukan penelitian tentang distribusi dan kelimpahan bakteri Entrococcus di

Kepulauan terumbu karang Spermonde Kota Makassar.

B. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan kelimpahan Bakteri

Enterococcus spp. di perairan terumbu karang Kepulauan Spermonde

Makassar, sedangkan kegunaannya yaitu sebagai bahan informasi untuk

kehadiran jumlah Bakteri Enterococcus spp. di Kepulauan Spermonde Makassar

C. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini melingkupi : isolasi Bakteri Enterococcus spp., perhitungan

jumlah koloni dan pengamatan paremeter lingkungan yaitu pH, kekeruhan,

oksigen terlarut , BOT, fosfat, dan nitrat dilakukan di laboratorium.

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

16

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bakteri Laut

Mikroorganisme laut mampu mendiami seluruh bagian laut, mulai dari

permukaan air laut hingga dasar laut yang terdalam. Beberapa jenis bakteri

darat dan air tawar dapat bertahan hidup dalam larutan garam, keadaan ini

membuat bakteri darat dan air tawar akan ditemukan hidup bersama-sama

secara bebas dengan bakteri laut. Sebagian besar bakteri laut bergerak secara

aktif yang diperkirakan kemampuan bergerak sebagai hasil adaptasi kehidupan

perairan (Zobell, 1946).

1. Morfologi bakteri

Bakteri te rmasuk dalam golongan prokariotik uniseluler, tidak mempunyai

selubung inti, pada umumnya mempunyai ukuran sel 0,5-1,0 μm kali 2,0-5,0 μm,

dan terdiri dari tiga bentuk dasar yaitu bentuk bulat atau kokus, batang atau basil,

koma dan spiral (Gambar 1). Pada umumnya tidak memiliki klorofil namun ada

diantaranya yang berklorofil sehingga mampu berfotosintesis yaitu Sianobakteri.

Bakteri melakukan reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner

(Dwidjoseputro,1985).

Gambar 1. Bentuk sel bakteri : a. E.coli (batang), b. Enterococcus spp. (bulat), c.

Treponema palladium (spiral), d. Vibrio harvei (koma) (Sumber:http://www.turbosquid.com)

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

17

Berdasarkan komposisi dinding sel, bakteri dibedakan atas dua golongan

yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif (Pelczer dan Chan 1986).

Bakteri Gram positif adalah bakteri yang memberi respon berwarna biru

keunguan jika dilakukan uji pewarnaan Gram, karena pada bakteri gram positif

memiliki kandungan peptidoglikan > 50 %, memiliki asam teikoat, polimer yang

bersifat asam yang mengandung ribitol fosfat atau gliserol fosfat. Asam teikoat

ini bermuatan negatif, sehingga menyebabkan muatan negatif pada permukaan

sel bakteri Gram-positif (Lay & Sugyo 1992). Sedangkan bakteri Gram negatif

memberikan respon warna merah disebabkan memiliki kandungan lapisan

membran luar, yang meliputi peptidoglikan, kehadiran membran ini menyebabkan

dinding sel bakteri kaya akan lipida (11-22%) polisakarida dan protein. Lipida dan

polisakarida ini berhubungan erat dan membentuk struktur khas yang disebut

lipopolisakarida (LPS) (Brock et al.1994).

Pewarnaan yang digunakan pada umumnya berbentuk senyawa kimia

khusus yang akan memberikan reaksi mengenai bagian tubuh bakteri. Karena

pewarna tersebut berbentuk ion yang bermuatan positif ataupun negatif.

2. Sifat-Sifat Fisiologi

Bakteri laut mampu mencerna hampir semua senyawa organik dan

sebagian besar senyawa anorganik akan mengalami perubahan akibat kegiatan

bakteri laut. Secara umum bakteri laut lebih kuat dalam hal mencerna protein

dari pada karbohidrat.

Zobell & Grant (1943) memperlihatkan bahwa semua bakteri laut yang

heterotrifik mampu mengasimilasi glukosa, hanya 40-60% sediaan yang di amati

mampu mem-fermentasi glukosa dan menghasilkan asam, tapi tidak satupun

yang menghasilkan gas. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh rendahnya

kemampuan fermentasi, tapi mungkin pula karena sifat efiseinsi dalam mencerna

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

18

senyawa organik yang berguna baginya. Hampir semua bakteri laut akan

melepas amonia dari hasil pencernaan pepton dan 75% memiliki kemampuan

mencairkan gelatin.

3. Kecenderungan Perlekatan

Bakteri laut memiliki kecenderungan untuk berasosiasi dengan suatu

lapisan permukaan padat. Bakteri yang hidup di laut dengan nutrien yang amat

encer, amat tergantung pada substrat yang dilekatinya. Dengan demikian

sangatlah wajar sebagian besar bakteri laut menjadi teradaptasi dengan

kehidupan sesil, terutama akibat rendahnya kandungan nutrien dalam air laut

(Sidharta, 2000).

Zobell (1943) mengamati bahwa 50 dari 96 sediaan yang bebeda

kecenderungan perlekatan dan semuanya memiliki kemampuan melekat pada

benda yang dimasukkan ke dalam kolom air laut.

4. Penyebaran

Penyebaran bakteri di laut dipengaruhi oleh banyak faktor, demikian juga

dinamika faktor-faktor tersebut. Gerakan air laut misalnya, suatu saat dekat

pantai, tapi pada saat berikutnya sudah berada sekian kilometer jaraknya. Hal ini

membawa akibat pada penyebaran bakteri laut, terutama yang melayang-layang

dalam kolom air.

Faktor lain yang mempengaruhi penyebaran bakteri adalah jarak dari

pantai, kedalaman, cahaya matahari, iklim, dan organisme lain. Kedekatan jarak

terhadap pantai menentukan banyaknya jumlah populasi bakteri dan tidak

tergantung kedalaman atau suhu perairan. Sedangkan berkurangnya kelimpahan

bakteri dengan semakin jauhnya jarak dari pantai merupakan khas bagi

lingkungan laut (Sidaharta, 2000).

Page 19: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

19

5. Pertumbuhan bakteri

Pertumbuhan bakteri, dapat ditinjau dari dua segi, yaitu pertumbuhan sel

secara individu dan pertumbuhan kelompok sebagai satu populasi. Pertumbuhan

sel diartikan sebagai adanya penambahan volume-sel serta bagian-bagian sel

lainnya, yang diartikan pula penambahan kuantitas isi dan kandungan didalam

selnya. Sedangkan pertumbuhan populasi merupakan akibat dari adanya

pertumbuhan individu, misalnya dari satu sel menjadi dua, dari dua menjadi

empat, dari empat menjadi delapan dan seterusnya berjumlah banyak.

Pertumbuhan individu (sel) dapat berubah langsung menjadi perumbuhan

populasi. Pada pertumbuhan populasi bakteri misalnya, merupakan gambaran

jumlah atau massa sel yang terjadi pada saat tertentu. Didapatkan bahwa

konsentrasi sel sesuai dengan jumlah sel per unit, sedang kerapatan sel adalah

jumlah materi per unit volume.

Pada organisme prokariot seperti bakteri, pertumbuhan merupakan

pertambahan volume dan ukuran sel dan juga sebagai pertambahan jumlah sel.

Pertumbuhan sel bakteri biasanya mengikuti suatu pola pertumbuhan tertentu

berupa kurva pertumbuhan (Gambar 2). Kurva pertumbuhan jasad hidup,

khususnya mikroba, merupakan Gambaran dari fase pertumbuhan secara

bertahap sejak awal hingga berhenti melakukan aktivitas atau fase kematian.

Gambar 2. Kurva pertumbuhan mikroba (sumber: Brock & Madigan,1991)

Page 20: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

20

Pada Gambar diatas dijelaskan bagaimana kurva pertumbuhan bakteri

dapat dipisahkan menjadi 5 fase utama ( Suriawiria,1995) yaitu :

a. Fase lag (fase lamban atau lag phase), pada fase ini perubahan bentuk

dan pertumbuhan jumlah individu tidak secara nyata terlihat. Karena

masih dalam penyesuaian atau fase adaptasi. Sehingga grafik yang terlihat

selama fase pertumbuhan ini umumnya mendatar.

b. Fase eksponensial atau logaritmik (fase pertumbuhan cepat atau log

phase), setelah setiap individu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru

pada fase lag, maka mulailah mengadakan perubahan bentuk dan

meningkatkan jumlah individu (sel) sehingga kurva meningkat dengan

tajam (menanjak). Pada peningkatan ini diimbangi oleh beberapa faktor

yaitu faktor biologis dimana bentuk dan jasad terhadap lingkungan yang

ada serta asosiasinya, sedangkan faktor non-biologis dipengaruhi oleh

kandungan sumber nutrien di dalam media, temperatur, kadar oksigen,

cahaya dan sebagainya.

c. Fase pengurangan pertumbuhan yaitu berupa keadaan puncak dari fase

logaritmik sebelum mencapai fase stasioner, dimana penambahan jumlah

individu mulai berkurang atau menurun yang disebabkan banyak faktor

antara lain berkurangnya sumber nutrien di dalam media, tercapai

kejenuhan pertumbuhan dan sebagainya.

d. Fase stationer (fase statis atau stationary phase). Pada fase ini terjadi

pengurangan sumber nutrian serta faktor-faktor yang terkandung di dalam

tubuh bakteri, maka sampailah puncak aktivitas pertumbuhan yang tidak

biasa dilampaui lagi. Sehingga gambar pada grafik akan mendatar.

e. Fase kematian merupakan akhir dari suatu kurva di mana jumlah individu

secara tajam akan menurun sehingga pada grafik akan menurun kembali

ke titik awal.

Page 21: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

21

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri

Untuk pertumbuhan bakteri banyak faktor lingkungan yang akan

berpengaruh. Sehingga dengan adanya faktor lingkungan tersebut akan

memberikan jumlah peningkatan sel atau populasi keseluruhan yang berbeda

dan akhirnya mempengaruh kurva pertumbuhan yang berlainan pula. Menurut

Suriawiria, 1995 faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi adalah:

1. Faktor biotik

a. Bentuk jasad

b. Sifat jasad, terutama di dalam kehidupannya, apakah toleran terhadap

suatu perubahan yang tiba-tiba ada , baik yang datang dari lingkungan

yang bersifat hidup, salah satu contohnya yaitu hama.

c. Kemampuan jasad untuk menyusaikan diri dan tumbuh berkembang. Di

alam jarang sekali ditemukan kehadiran jasad yang hidup sebagai

biakan murni, tetapi selalu berada di dalam asosiasi dengan jasad-jasad

lainnya.

2. Faktor abiotik

a. Susunan dan jumlah senyawa di dalam media, yang akibatnya adanya

pertumbuhan akan berkurang.

b. Faktor-faktor luar yang menyertainya, seperti temperatur, cahaya,

kelembaban dan sebagainya.

1) Temperature

Temperature merupakan salah satu faktor yang penting di dalam

kehidupan. Beberapa jenis mikroba dapat hidup pada daerah

temperature yang luas sedang jenis lainnya pada daerah yang

terbatas. Pada umumnya batas daerah temperatur bagi kehidupan

mikroba terletak antara 0 0C dan 90 0C.

2) pH

Page 22: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

22

Batas pH untuk pertumbuhan bakteri merupakan gambaran dari

batas pH bagi kegiatan enzim. Bakteri memerlukan nilai pH antara

6,5-7,5.

3) Radiasi

Umumnya cahaya mempengaruhi daya merusak kepada sel bakteri

yang tidak mempunyai pigmen fotosintesis. Sedang dengan cahaya

gelombang pendek dapat berpengaruh terhadap hidup.

4) Tekanan

Tekanan hidrostatik air laut merupakan fungsi kedalaman (terutama)

dan juga suhu, klorinitas, kepadatan dan garis lintang. Tekanan akan

meningkat sebesar 1 atm setiap perubahan kedalaman 10 M.

Menerut Johnson et al, (1954) menyatakan bahwa perubahan

tekanan beberapa atm tidak akan mempengaruhi kegiatan enzim.

Pada kedalaman hingga 10.000 m dengan tekanan mencapai 1.000

atm, maka faktor tekanan memiliki pengaruh. Tekanan dapat

mempengaruhi kelarutan senyawa kimia, meskipun pengaruhnya

terhadap sifat-sifat fisik dan kimia air laut lebih rendah.

5) Salinitas

Konsentrasi seluruh bahan padat terlarut di air laut disebut dengan

salinitas. Satuan part per thousand (ppt, bagian perseribu) atau per

mille (%o ) atau bahan padat per kilogram air laut. Salinitas air laut

permukaan biasanya berkisar antara 33-37 %o .

6) Senyawa Organik

Ketersediaan dan pemanfaatan bahan organik terlarut (BOT) maupun

pertikel (BOP) dalam laut, menurut Putter (1980) mengemukakan

teorinya bahwa hewan laut dapat memanfaatkan karbon organik

terlarut. Jumlah BOT diwakili 1,2 -1,0 mg C organik dan 0,2 mg N

Page 23: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

23

organik per liter, atau 1,5 kg BOT per m2 luas permukaan. Sedang C

pertikel sebesar 0,3 dari angka tersebut pada kolom air yang lebih

dalam.

c. Kehadiran senyawa yang mungkin dapat bersifat toksik atau meracuni

terhadap jasad tersebut, baik yang datang dari luar ataupun diakibatkan

oleh aktivitas jasad menyebabkan perubahan pH dsn C/N-rasio media.

Ion-ion logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au, Zn, Li dan Pb walaupun

pada kadar yang sangat rendah akan bersifat toksik terhadap mikroba

karena ion-ionat logam berat dapat bereaksi dengan gugusan senyawa

sel. Anion seperti sulfat, tartat, klorida, nitrat dan benzoate,

mempengaruhi kegiatan fisiologi bakteri.

Bakteri sangat membutuhkan nutrisi, yang diperlukan untuk pertumbuhan,

sehingga diketahui beberapa tipe nutrisi bakteri adalah Autotrof, heterotrof,

Fotoautotrof dan kemoautotrof. Bakteri Autotrof adalah bakteri yang mampu

membuat makanannya sendiri, pertumbuhannya hanya membutuhkan air, garam

anorganik dan karbon dioksida, kelompok ini mensintesis karbon dioksida

menjadi sebagian besar metabolit organik esensial. Bakteri Heterotrofik adalah

bakteri yang makanannya berupa senyawa organik dari organisme lain.

membutuhkan karbon organik untuk pertumbuhannya. Memperoleh bahan

makanan dari sisa-sisa organisme misalnya daun yang gugur, susu, daging dan

kotoran hewan. Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang menggunakan

makanannya. Kemoautotrof adalah bakteri yang menggunakan energi kimia

untuk mensintesis makanannya, energi ini diperoleh dari proses oksidasi

senyawa anorganik.

Dalam menumbuhkan dan mengembang biakan mikroba diperlukan suatu

suspensi yang disebut media. Media dapat dibuat dari bahan seperti toge,

kentang, wortel, daging, telur, susu ataupun dari bahan buatan yaitu senyawa

Page 24: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

24

kimia organik ataupun anorganik. Bentuk media ditentukan oleh ada tidaknya

penambahan zat pemadat seperti agar, glatin dsb. Dikenal ada 3 bentuk media

yaitu media cair (kaldu cair) tidak ditambahkan zat pemadat. Media padat dengan

menggunakan agar, merupakan media umum yang dipergunakan untuk

pertumbuhan bakteri heterotrof. Dan media semi padat atau semi cair dengan

zat padat 50% dipergunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak

memerlukan air, anaerobic atau fakultatif.

Tujuan lain penggunaan media untuk isolasi, seleksi, evaluasi dan

diferensiasi biakan yang didapat, artinya penggunaan zat tertentu yang

mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan. Setiap

media mempunyai sifat (spesifikasi) tersendiri sesuai dengan maksudnya,

adapun pembagian media berdasarkan sifatnya yaitu:

- Media umum dengan komposisi agar kaldu nutrisi digunakan untuk

pertumbuhan dan perkembangbiakan satu atau lebih kelompok mikroba

secara umum.

- Media pengaya digunakan untuk memberikan kesempatan terhadap

suatu jenis atau kelompok mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih

cepat misalnya untuk memisahkan bakteri dari feses manusia.

- Media selektif hanya dapat digunakan untuk ditumbuhi oleh salah satu

atau lebih jenis mikroba tertentu tetapi akan menghambat atau

mematikan untuk jenis-jenis lainnya , contohnya media SS (Salmonella-

Shigella).

- Media differensial dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba tertentu

serta penentuan sifat-sifatnya seperti media agar darah yang

dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri hemolitik.

- Media penguji dipergunakan untuk pengujian senyawa mikroba atau

benda tertentu dengan bantuan mikroba

Page 25: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

25

- Media perhitungan dipergunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada

suatu bahan.

Pertumbuhan bakteri sangat berkaitan erat dengan kondisi fisik lingkungan

diantaranya suhu dimana peroses pertumbuhan tergantung pada reaksi kimia

dipengaruhi oleh suhu, oksigen adalah gas utama yang mempengaruhi

pertumbuhan bakteri berupa karbon dioksida dan pH yang optimum terletak

antara 6,5 dan 7,5 tetapi ada beberapa bakteri yang dapat tumbuh pada pH

rendah, atau tumbuh pada pH tinggi (basa) (Zaldi, 2009).

B. Bakteri Enterococcus spp.

Bakteri Enterococcus spp. adalah bakteri Gram positif, katalase negatif,

berbentuk kokus, tidak motil, tidak membentuk spora dan bersifat patogen

oportunistik. Genus Enterococcus spp. sejak 1899 telah diakui organisme usus

yang habitatnya di usus manusia maupun hewan (Stiles & Holzapfel, 1997).

Bakteri Enterococcus spp. merupakan bakteri coliform yaitu bakteri yang

hidup di dalam saluran pencernaan manusia bersifat anaerob fakultatif

(golongan bakteri intestinal). Bakteri coliform adalah bakteri indikator

keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform faekal adalah

bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform

faekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti

berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen Jadi, coliform adalah

indikator kualitas air digunakan sebagai indikator faecal kontaminasi air

rekreasi, tetapi juga bisa terisolasi dari lingkungan alam yang belum

terkontaminasi oleh bahan tinja (Ator dan Starzyk 1976; Pantai Act 2000).

Entrococcus spp. dapat tumbuh pada suhu berkisar antara 10 dan 45º C,

dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama pada lingkungan, mentolerir

garam yang tinggi (natrium klorida 5% (b / v)) dan telah diisolasi dari berbagai

Page 26: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

26

lingkungan. (Domig et al., 2003.; Johnston & Jaykus, 2004, dan Tacconelli

Cataldo 2008).

Gambar 3. Bakteri Entrococcus

Klasifikasi:

Kingdom: Bacteria

Division: Firmicutes

Class: Bacilli

Order: Lactobacillales

Family: Enterococcaceae

Genus: Enterococcus spp.

(Thiercelin & Jouhaud 1903) Schleifer & Kilpper-Bälz 1984

Jenis-jenis dari bakteri Entrococcus yaitu dari Species E. avium, E. durans,

E. faecalis,E. faecium, E. gallinarum, E. solitaries, E. Moraviensis, E. hirae, E.

mundtii, E. porcinus dan E. villorum (Klein, 2003).

Menurut Sherman mencatat bahwa Enterococcus spp. kelompok D

Streptokokus dan membedakan antara Streptokokkus dengan Enterococcus spp.

dengan hemolitik dan proteolitik reaksi, hemolisis ditentukan oleh plasmid (Stiles

& Holzapfel, 1997)

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri Enterococcus spp. yaitu

BOT, karena bahan organik digunakan oleh bakteri Enterococcus spp. sebagai

bahan makanan dan energinya dperoleh dari hasil oksidasi (Pescod, 1973).

Kemudian bakteri Enterococcus spp. juga membutuhkan oksigen terlarut untuk

menguraikan menjadi CO2 dan H2O.

Page 27: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

27

III. BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2013. Pengambilan sampel

air dilakukan di Pulau Laelae, Pulau Samalona, Pulau Barranglompo dan Pulau

Kodingareng Keke pada Perairan di Kota Makassar. Isolasi bakteri dan

perhitungan bakteri dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Laut Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin.

Gambar 4. Peta penelitian yag terdiri dari lokasi pengambilan sampel yakni P.Laelae,

P.Samalona, P.Barranglompo, P.Kodingarengkeke, yang berada dalam Kepulauan Spermonde.

Page 28: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

28

B. Alat Dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada saat pengambilan sampel air di lapangan

yaitu alat dasar untuk snorkling, kamera underwater, GPS, sabak, cool box, botol

sampel, layang-layang arus, kompas dan kantong sampel. Sedangkan alat-alat

yang digunakan di laboratorium adalah autoklaf, inkubator, laminar air flow,

oven, timbangan analitik, cawan petri, labu Erhlenmeyer, pinset, gelas piala,

pompa fakum, alat penyaring bakteri, spoid, baker glass 100 ml, saringan bakteri

yang berukuran 0,45 µm, dan lampu bunsen.

Bahan-bahan yang digunakan adalah air sampel bakteri yang diperoleh

dari lokasi penelitian, medium selektif Enterococcus spp. Slanetz - Bartley

Medium (Conda, 1960), akuades steril, alkohol, spiritus, aluminium foil, tissue,

gloves, masker dan kertas label.

C. Prosedur Penelitian

1. Penentuan Stasiun Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel brdasarkan jarak dari daratan utama dilakukan pada

Pulau Laelae (Lokasi 1), Pulau Samalona (Lokasi 2) dan Pulau Barranglompo

(Lokasi 3), sedangkan Pulau Kodingarengkeke sebagai kontrol (Lokasi 4). Pada

setiap lokasi penelitian dibagi menjadi 2 yaitu stasiun utara & timur, dan masing-

masing stasiun dibagi menjadi 2 sub stasiun yaitu pada daerah dekat dengan

daratan (tepi) dan daerah terumbu karang.

2. Pengambilan Data di Lapangan

a. Pengambilan Sampel Bakteri

Pengambilan sampel air laut digunakan alat bantu berupa masker, snorkel

dan fins. Sebelum mengambil sampel air laut terlebih dahulu mencuci botol

dengan air laut sebanyak 3 kali untuk mengurangi kontaminasi dari bakteri lain.

Pengambilan sampel air pada setiap sub stasiun sebanyak 3 kali ulangan

Page 29: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

29

dilakukan dengan memasukkan botol sampel steril ke dalam kolom air ( sekitaran

30 cm dari permukaan ) memiringkan botol beberapa derajat dan langsung

menutup botol sampel pada kolom air, agar mengurangi bakteri selain dari

lingkungan tersebut. Setelah sampel diambil, masukkan langsung ke dalam cool

box yang sudah berisi es batu, untuk dilakukan analisis ke laboratorium.

b. Pengambilan Data Kualitas Air

Pengambilan data kualitas air dengan cara mengambil air laut pada lokasi

pengamatan dan dijadikan sampel untuk pengukuran kekeruhan, pH, Do, BOT,

Fosfat dan Nitrat yang dilakukan di laboratorium Oseanografi kimia Jurusan Ilmu

Kelautan Universitas Hasanuddin. pengukuran kecepatan arus dengan

menggunakan layang-layang arus dengan cara meletakkan layang-layang arus

ke permukaan air laut dan membiarkan terbawa oleh arus sambil menghitung

waktunya menggunakan stopwatch hingga tali pengikatnya tegang/lurus, yang

panjang talinya sudah ditentukan sepanjang 5 meter.

c. Analisis kualitas air (BOT, Nitarat dan Fosfat)

Penentuaan nitrat-nitrogen digunakan dengan Metoda Brucine (APHA,

1979) dengan metode kerja sebagai berikut:

1. Menyaring sebanyak 25-50 ml air sample dengan kertas saring Whatman

no. 42 atau yang setara.

2. Mengambil air sampel yang telah disaring dengan menggunakan pipet

tetes sebanyak 5,0 ml, lalu memasukkannya ke dalam tabung reaksi.

3. Menambahkan 0,5 ml Brucine, aduk. Biarkan 2-4 menit (jangan sampai

lebih).

4. Menambahkan 5 ml asam sulfat pekat (gunakan ruang asam), lalu diaduk

dan dibiarkan sampai dingin.

Page 30: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

30

5. Mengukur kadar Nitrat dengan menggunakan Spektrofotometer DREL

2800 dalam satuan mg/L pada panjang gelombang 420 nm. Mencatat

nilai Nitrat yg tertera di layar Spektrofotometer DREL 2800.

Untuk mengukur Phospat digunakan metode asam askrobik (APHA, 1979)

dengan metode kerja sebagai berikut:

1. Menyaring sebanyak 25-50 ml air sample dengan kertas saring Millipore

0,45 μm atau yang setara.

2. Mengambil air sampel yang telah disaring sebanyak 2,0 ml dengan

menggunakan pipet tetes, masukkan ke dalam tabung reaksi.

3. Menambahkan 2,0 ml H3BO3 1%, lalu diaduk.

4. Menambahkan 3,0 ml larutan pengoksid Phosphat (campuran antara

Asam sulfat 2,5 M,asam ascorbic & ammonium mlybdate) aduk. Biarkan

satu jam, agar terjadi reaksi yang sempurna.

5. Mengukur kadar Fosfat dengan menggunakan Spektrofotometer DREL

2800 dalam satuan mg/L pada panjang gelombang 420 nm. Mencatat

nilai Fosfat yg tertera di layar Spektrofotometer DREL 2800.

Sedangkan untuk mengukur BOT digunakan metode SNI (Standar

Nasional Indonesia) dilakukan dengan metode kerja sebagai berikut:

1. Mengambil air sampel sebayak 50 ml , masukkan dalam Erhlenmeyer.

2. Menambahkan sebanyak 9,5 ml KMnO4 langsung dari buret.

3. Menambahkan 10 ml H2SO4 (1:4).

4. Memanaskan sampai suhu 70-80oC, kemudian angkat.

5. Menambahkan Natrium oksalat 0,01 N bila suhu sampel telah turun

menjadi 60-70 oC, secara perlahan-lahan sampai tidak berwarna. Segera

titrasi dengan KMnO4 0,01 N, sampai berubah warna (merah jambu/pink).

Catat ml KMnO4 yang digunakan (x ml).

Page 31: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

31

6. Pipet 50 ml aquades, lakukan prosedur (1-6), catat ml KMnO4 yang

digunakan.

d. Isolasi bakteri

1. Sterilisasi alat

Semua peralatan yang akan digunakan terlebih dahulu disterilisasikan.

Untuk botol sampel mula-mula dicuci dengan menggunakan air dan sabun,

setelah itu dibilas dengan air mengalir lalu dibiarkan kering. Selanjutnya

sterilisasi dengan panas basah menggunakan metode Outoklaf pada suhu 121oC

dengan tekanan 2 atm selama 15 – 20 menit. Botol sampel yang sudah

disterilisasi langsung dimasukkan ke dalam cool box yang sudah dibersihkan

dengan menggunakan alkohol lalu ditutup rapat agar tidak terkena kontaminasi.

Untuk cawan petri sebagai wadah medium dilakukan sterilisasi dengan

panas kering menggunakan metode pemanasan dengan Oven/sterilisasi dengan

udara panas. Menempatkan cawan petri ke dalam Oven dengan mengatur suhu

160-180 oC dan dibiarkan selama 1-2 jam.

2. Penyaringan bakteri

Sebelum melakukan penyaringan sampel terlebih dahulu membuat medium

yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri yaitu medium selektif Enterococcus

spp. Slanetz-Bartley Medium (Conda, 1960). Dengan komposisi yaitu Tryptone

2.0%, Yeast Extract 0.5%, Glucose 0.2%, Dipotassium phosphate 0.4%, sodium

azide 0.04%, agar 1.0% dan Triphenyltetrazolium Chloride (TTC) 0.10%.

Pembuatan medium dilakukan di laminary air flow agar tidak terjadi kontakminasi

bakteri lain.

Selanjutnya melakukan penyaringan dengan menggunakan bantuan

pompa fakum dan alat penyaring bakteri serta kertas saring yang berukuran 0,45

µm (Asepa, 2000). Kertas saring yang mengandung bakteri dimasukkan kedalam

Page 32: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

32

cawan petri untuk diisolasi agar tidak terjadi kontaminasi, kemudian dimasukkan

ke dalam cool box untuk selanjutnya diamati di laboratorium.

3. Perhitungan Jumlah Koloni Bakteri

Perhitungan jumlah koloni bakteri dilakukan dengan metode hitungan

cawan. Mengambil cawan yang ditumbuhi oleh bakteri lalu dihitung secara

manual pada koloni yang terlihat, selanjutnya jumlah koloni dalam cawan dapat

dihitung menggunakan Standar Plate Counts (SPC). Dengan rumus sebagai

berikut:

D. Analisis Data

Perbedaan jumlah koloni bakteri Enterococcus spp. pada setiap lokasi

penelitian dianalis dengan Nested ANOVA (Pallant, 2007) dengan menggunakan

perangkat lunak SPSS Versi 17.0. Untuk mengetahui keterkaitan antara lokasi

penelitian dengan parameter lingkungan terhadap jumlah koloni bakteri

Enterococcus spp. dilakukan analisis PCA (Principle Component Analysis). Serta

menggunakan perangkat lunak Excel 2003.

Page 33: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Distribusi bakteri Enterococcus spp.

Penentuan distribusi bakteri Enterococcus spp. pada ke empat lokasi

penelitian dilakukan pengamatan terhadap kultur bakteri dengan menggunakan

medium selektif Slanetz & Bartley. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap

bakteri yang telah dikultur pada suhu inkubasi 40⁰ C selama 2 hari didapatkan

pertumbuhan koloni berwarna merah pada semua cawan petri (Gambar 1). Hal

ini menunjukkan bahwa bakteri Enterococcus spp. menyebar pada perairan

Kepulauan Spermonde Makassar yaitu Pulau Laelae, Pulau Samalona, Pulau

Barranglompo, dan Pulau Kodingarengkeke. Koloni bakteri enterococcus

berwarna merah telah diamati pula oleh Dufour (1984) yang diinokulasi pada

medium selektif Slanetz & Bartley (Gambar 2).

Gambar 5. Warna koloni bakteri Enterococcus pada medium selectif Slanetz & Bartley

yang berasal dari Kepulauan Spermonde Makassar: a. P. Laelae; b. P. Samalona; c. P. Barranglompo; d. P. Kodingarengkeke (Keterangan = 1, daerah tepi; 2, daerah karang)

Gambar 6. koloni bakteri Enterococcus spp. pada medium Slanetz dan Bartlay (Sumber :

Biokar diagnostics , Akses (11-01-2013 pukul 11:01 WITA)).

Page 34: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

34

Dalam Biokar (2013) mejelaskan tentang medium yang di gunakan untuk

menumbuhkan bakteri Enterecoccus spp. adalah Medium Slanetz and Bartley

yaitu media selektif yang di gunakan untuk mengetahui jumlah bakteri

Enterococcus spp. dalam air limbah maupun perairan laut dan berbagai produk

biologis yang berasal dari manusia dan hewan berdarah panas. Dalam metode

standar untuk mendeteksi Streptokokus tinja dan kelompok Enterococcus spp.

menggunakan teknik filtrasi membran, yang di ingkubasi dengan suhu 37o C

selama 48 jam.

Bakteri Enterococcus spp. melimpah pada setiap lokasi pengamatan

kemungkinan dipengaruhi oleh faktor dari aktivitas penduduk dan oseanografi

fisika yang terjadi alami di perairan laut. Keberadaan bakteri Enterococcus spp.

sangat tergantung dari nutrien diperairan yang berasal dari bahan organik.

Bahan Organik merupakan salah satu bahan yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga dengan

tingginya kadar Bahan Organik akan meningkatkan pertumbuhan mikroba

patogen (Kline et al, 2006).

Keberadaan bakteri Enterococcus di Pulau Laelae kemungkinan

disebabkan oleh aktivitas manusia yang relatif tinggi dan bahan organik yang

berasal dari daratan utama. Rendahnya jumlah bakteri Enterococcus di Pulau

Samalona kemungkinan kurangnya pembuangan limbah tinja pada perairan.

Pulau Samalona selain memiliki penduduk yang kurang padat juga dijadikan

sebagai objek wisata bahari, sehingga memiliki fasilitas WC pribadi dan umum.

Kehadirannya dalam jumlah bakteri Enterococcus relatif melimpah di Pulau

Barranglompo kemungkinan disebabkan oleh pendududuk membuang tinja

langsung ke perairan di sekitar pulau. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dufour

(1984) bahwa bakteri Enterecoccus spp merupakan bakteri idikator penentuan

tingkat kontaminasi kotoran pada perairan wisata bahari. Selanjutnya

Page 35: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

35

direkomendasikan untuk keperluan rekreasi renang adalah 33/100mL sedangkan

untuk wisata bahari yaitu 35/100mL. Hal ini sejalan dengan rekomendasi oleh

United State Environmental Protection Agency Usepa (2012) (Tabel 1).

Sedangkan untuk di pulau kodingarengkeke yang tidak berpenghuni kehadiran

bakteri enterococcus kemungkinan terbawa oleh arus dan pengaruh pasang

surut.

Tabel 1. Rekomendasi untuk wisata berenang dari kelimpahan bakteri (Usepa, 2012)

B. Kelimpahan Bakteri Enterococcus spp.

Kelipahan bakteri Enterococcus pada daerah tepi antara 5,4 x 104 - 70 x

104 , sedangkan pada daerah terumbu karang antara 3,1 x 104 – 50,6 x 104 .

Rata – rata jumlah bakteri Enterococcus spp. pada empat lokasi di Kepulauan

Spermonde disajikan pada Gambar 7 dan Lampiran 10.

Gambar 7. Histogram kelimpahan rata-rata jumlah bakteri Enterococcus spp. di

Kepulauan Spermonde Makassar

354,667

608

54 58

388,67

700,67

415,33

597,33

300

440,67

31,33103,33

506,67

396,67404 342,67

0

100200

300400

500600700

800

UTARA TIMUR UTARA TIMUR UTARA TIMUR UTARA TIMUR

LAELAE SAMALONA BARRANGLOMPO KODINGARENG KEKE

jum

lah

bakt

eri (

colo

ni /1

00m

L)

lokasi di pulau spermonde

TEPI KARANG

Page 36: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

36

Berdasarkan lokasi penelitian rata-rata jumlah bakteri Enterococcus spp.

paling tinggi di perairan P. Barranglompo 4,98 x 104, kemudian menyusul P.

Kodingarengkeke 4,49 x 104 , P. Laelae 4,26 x 104 dan P. Samalona 0,62 x 104 .

Gambar 7 memperlihatkan jumlah Enterococcus spp yang relatif tinggi

pada daerah tepi dibanding dengan daerah terumbu karang, kecuali pada Pulau

Barranglompo stasiun utara dan Pulau Samalona stasiun timur. Tingginya

kelimpahan jumlah Enterococcus spp. pada bagian tepi kemungkinan

disebabkan daerah tersebut lebih dekat dengan pemukiman penduduk dan

masyarakat pulau menjadikan perairan sebagai tempat pembuangan tinja.

Menurut Ator dan Starzyk (1976) bakteri Enterococcus spp. merupakan bakteri

yang termasuk dalam golongan feacal coliform yang mendiami saluran

pencernaan manusia dan hewan berdarah panas sehingga dapat keluar

bersama dengan tinja dan masuk ke lingkungan perairan. Sedangkan tingginya

jumlah bakteri pada daerah terumbu karang bagian utara P. Barranglompo

kemungkinan disebabkan oleh kecepatan arus pada bagian utara lebih lambat

(0,17 m/s) jika dibandingkan dengan arus yang dibagian timur (0,10m/s) . Hal ini

berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Mason (1981) bahwa

berdasarkan kecepatan arusnya maka perairan dapat dikelompokkan menjadi

berarus sangat cepat (>1 m/detik), cepat (0,5-1 m/det), sedang (0,25-0,50),

lambat (0,1-0,25 m/det), dan sangat lambat (<0,1 m/det). Sehingga bakteri yang

berasal dari timur terbawa arus ke daerah terumbu karang di utara, karena arus

bergerak dari timur ke utara sehingga terhalang di daerah terumbu karang,

Selain itu juga di daerah utara lebih dekat dari daratan dibanding dengan daerah

timur sehingga dengan adanya arus menyebabkan bakteri terbawa ke daerah

terumbu karang dan melekat pada karang.

Berdasarkan hasil analisis Nested Anova kelimpahan bakteri antara lokasi

penelitian berbeda nyata (p < 0,05) (Lampiran 14). Hasil uji lanjut Tukey

Page 37: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

37

menunjukkan terdapat perbedaan kelimpahan bakteri antara Pulau Samalona

dengan P. Barranglompo dan P. Kodingarengkeke, sedangkan Pulau Samalona

dan Pulau Laelae tidak berbeda nyata demikian pula dengan P. Barranglompo

terhadap P. Kodingarengkeke, hasil yang didapatkan sesuai yaitu signifikan

(Lampiran 14).

Gambar 8. Histogram kelimpahan bakteri di setiap lokasi pengamatan

Hasil analisis PCA bahwa pada ketiga pulau tersebut dicirikan oleh bahan

organik yang relatif tinggi (Gambar 9 dan Lampiran 9) Sedangkan di Pulau

Samalona tidak dicirikan oleh faktor lingkungan tertentu.

0

100

200

300

400

500

600

P. Lae-lae P. Samalona P. Barranglompo P. Kodingarengkeke

Jum

lah

bakt

eri (

kolo

ni/1

00 m

l)

Lokasi pada Pulau Spermonde

Page 38: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

38

Gambar 9. Biplot keterkaitan antara parameter lingkungan dengan kelimpahan bakteri Enterococcus spp. di Kepulauan Spermonde untuk setiap stasiun: a. P.Laelae; b.P. Samalona; c. P. Barranglompo; d. P. Kodingarengkeke

Tingginya jumlah Enterococus dicirikan oleh bahan organik yang tinggi,

kemungkinan bahan organik yang terdapat pada Pulau Barranglompo dan Pulau

Laelae merupakan bahan organik yang berasal dari tinja, hal ini sejalan dengan

padatnya jumlah penduduk pada ke dua lokasi tersebut. Jumlah penduduk P.

Barranglompo yang paling padat penduduknya (4.442 jiwa), P. Laelae (1.551

Jiwa), P. Samalona (108 jiwa). Sedangkan P. Kodinarengkeke tidak

berpenghuni namun didapatkan jumlah bakteri yang lebih tinggi dari Pulau

Samalona. Kehadiran bakteri Enterococcus di perairan Pulau kodingareng

kemungkinan terbawa arus pulau yang berpenghuni (Gambar 10) ,

Page 39: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

39

Gambar 10. Pola arus di Kepulauan Spermonde Kota Makassar

Sedangkan ditemukan jumlahnya yang relatip tinggi didukung oleh

tingginya bahan organik (Lampiran 8). Tingginya kandungan bahan organik

dalam perairan mengakibatkan laju pertumbuhan dan perkembangan bakteri

semakin tinggi pula. Bahan organik merupakan salah satu faktor yang memberi

konstribusi nutrisi terhadap bakteri. Hal ini sesuai pendapat Sunarto (2003)

bahwa bahan organik terlarut dibutuhkan oleh bakteri untuk hidup. Bahan

organik mengandung karbon, nitrat, fosfat, sulfur, amonia, dan beberapa mineral

yang merupakan nutrien bagi pertumbuhan bakteri (Sidharta, 2000). Selanjutnya

Muslimin, (1995) menyatakan untuk keperluan hidupnya bakteri memerlukan

bahan-bahan atau nutrisi dan unsur lain seperti karbon, nitorgen, fosfor, sulfur,

hidrogen, oksigen, kalium, kalsium, magnesium, natrium, besi dan elemen lain.

Karbon merupakan bahan dasar materi sel organik sehingga menjadi sumber

energi bagi bakteri di dalam proses metabolisme dan perbanyakan sel, nitrogen

merupakan bahan dasar pokok dalam pembentukan protein, asam nukleat dan

komponen senyawa sel lainnya seperti koezim, fosfor merupakan unsur yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan reproduksi bakteri serta dapat mendorong

Page 40: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

40

kemampuan bakteri untuk membentuk vitamin dan berfungsi sebagai faktor

tumbuh dan sulfur merupakan bahan dasar protein yang diperlukan untuk

pembentukan asam amino dan beberapa koenzim. Kemudian Suriawiria (1985)

Hidrogen merupakan bahan dasar dari air dan materi sel organik, oksigen

sangat dibutuhkan bakteri arobik untuk pertumbuhan sebagai aseptor untuk

respirasi, kalium di gunakan oleh bakteri untuk kotion-anorganik utama didalam

sel, kalsium merupakan kofaktor untuk beberapa koenzim, kalsium merupakan

kofaktor untuk beberapa enzim, magnesium merupakan bahan anorganik untuk

reaksi ensimatik yang berfungsi didalam penyatuan substrat dan ensim bahan

dasar klorofil, sedangkan besi merupakan sitokrom dan hame atau non hame-

protein, kofaktor untuk beberapa enzim. Faktor lain yaitu pengaruh parameter

oseanografi perairan termasuk arus, bahan organik, pH, salinitas, tekanan,

nitrat, fosfat, suhu dan toksikan (Sidharta, 2000).

Nilai pH yang didapatkan pada semua lokasi penelitian yaitu antara 6, 91 –

7,09 sesuai untuk kehidupan bakteri Enterococcus spp.. Hasil penelitian Tururaja

(2010) menunjukkan kisaran pH pada empat stasiun pengamatan yaitu 6.96-

7.06, pH tersebut sangat mendukung pertumbuhan bakteri coliform.

Berdasarkan hasil analisis dengan cara titrasi didapatkan nilai konsentrasi

oksigen terlarut berkisar antara 4, 48 – 7, 68 mg/L. Kandungan oksigen tersebut

masih mendukung bakteri aerob untuk tumbuh. Bakteri mengurai suatu bahan

dan akan memperoleh energi dari hasil uraian tersebut, Fardiaz (1992) dalam

Massinai (2004) menyatakan penguraian kandungan bahan organik oleh bakteri

yang dibutuhkan, lebih besar dari 4 mg/L. Sedangkan menurut Jenie dan

Rahayu, (1993) untuk kehidupannya bakteri memiliki kisaran oksigen terlarut dan

batas kritis pada umumnya berkisar 0,5 mg/L, selanjutnya dinyatakan untuk

berlangsungnya proses penguraian bahan organik konsentrasi oksigen tidak

kurang dari 1mg/L.

Page 41: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

41

Berdasarkan (Gambar 9 dan Lampiran 12) perbedaan jumlah bakteri

Enterococcus spp. antara P. Samalona dengan P. Kodingarengkeke dan P.

Barranglompo, P. Samalona memiliki jumlah penduduk yang paling sedikit

sehingga buangan ke laut juga sedikit, selain itu pulau tersebut menjadi salah

satu tempat wisata perairan yang paling sering dikunjungi baik turis lokal maupun

mancanegara dan fasilitas WC tersedia sehingga pembuangan tinja tidak

lasngsung dibuang ke laut seperti terjadi di P. Barranglompo, sedangkan untuk

P. Kodingarengkeke mendapat hempasan dari Pulau terdekat yaitu

P.Kodingarenglompo dan P.Barrangcaddi yang memiliki penduduk padat dengan

aktifitas tinggi.

Distribusi dan kelimpahan suatu organisme dipengaruhi oleh faktor

lingkungan termasuk BOT (bahan organik terlarut) Nitrat, Fosfat, Do, pH dan

kekeruhan. Untuk mengetahui keterkaitan antara faktor lingkungan dengan

kehadiran bakteri Enterococcus spp. dilakukan dengan analisis Principle

Component Analysis (PCA). Parameter lingkungan yang berkaitan dengan

kehadiran Enterococcus spp. di perairan Kepulauan Spermonde dapat dilihat

pada Gambar 8.

Gambar 8 menunjukkan distribusi bakteri Enterococcus spp. di perairan

Pulau Laelae dicirikan oleh kekeruhan yang relatif tinggi, Pulau Barranglompo

dicirikan oleh BOT dan nitrat yang relatif tinggi dan Pulau Kodingarengkeke BOT

dan fosfat, sedangkan perairan Pulau Samalona keberadaan bakteri

Enterococcus spp. tidak dicirikan oleh faktor lingkungan tertentu (Lampiran 8).

Hal ini juga telah di jelaskan pada penelitian Ishida dan kadota dalam Ichikawa

(1983) di zona eufotik teluk osaka-jepang menunjukkan bahwa jumlah bakteri di

temukan banyak di tempat yang memiliki kandungan BOT yang tinggi.

Page 42: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

42

IV. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai

berikut

1. Bakteri Enterococcus spp. ditemukan pada semua lokasi penelitian

yaitu Pulau Laelae, Pulau Samalona, Pulau Barranglompo dan Pulau

Kodingarengkeke dan keberadaannya dicirikan adanya bahan organik,

Nitrat dan Fosfat yang relatif tinggi.

2. Kelimpahan tertinggi bakteri Enterococcus spp. ditemukan di Pulau

Barranglompo dan terendah di Pulau Samalona

B. Saran

Bakteri Enterococcus spp. merupakan bakteri patogen terhadap manusia

dan hewan, Keberadaannya di terumbu karang kemungkinan menjadi patogen

pada karang dan organisme yang hidup di terumbu karang, untuk itu perlu

penelitian tentang patogenitasnya terhadap karang dan organisme lainnya.

Page 43: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

43

DAFTAR PUSTAKA

Biokar diagnostics, Slanetz and Bartley agar (Akses tanggal 11 januari 2013 pukul 11:01 WITA).

Brock, T.D. and M. T. Madigan. 1991. Biology of Microorganism. Sixt Edition.

Prentice Hall. Englewood Cliffs. New Jersey. 07632 Brock, T. D.,Madigan, M. T., Martinko, J. M., and Parker, J. 1994. Biology of

Microorganism. 5th Edition. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs New Jersey, USA.

de Klerk, L.G. de., 1983. Zeespigel Riffen en Kustflakten, in Zuitwest Sulawesi,

Indonesia, PhD Thesis Utrecht Netherland. Dufour, A.P. 1984. Health Effects Criteria for Fresh Recreational Waters. EPA-

600/1-84-004, U.S.Environmental Protection Agency, Cincinnati, Ohio Dwidjoseputro. 1985. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan.

Surabaya

Pallant, Julie. 2007. SPSS Survival Manual Third Edition. Sydney: Ligare Book Printer

Gaman, P. M. and Sherington, K. B. 1992. Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu

Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Klein Tank, A.M.G. and KönnenG.P., (2003): Trends in indices of daily

temperature and precipitation extremes in Europe, 1946–99. Journal of Climate, 16, 3665–3680.

Lay Rabiana W., Hastowo Sugyo, (1992), Mikrobiologi, Rajawali Pers, Jakarta. Massinai, A. 2012. Kondisi Dan Sebaran Penyakit Pada Karang Baru (Story

Coral) Di Kepulauan Spermonde Disertasi, PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Ningsih, F. 2010. Jenis dan kelimpahan b. Actinomycetes hubungannya

dengan kandungan bahan organik pada sedimen muara sungai limbangan di kecematan labakkang kabupaten pengkep sulawesi selatan skripsi. Jurusan ilmu kelautan fakultas ilmu kelautan dan perikanan, Makassar.

Noble.R.T., Moore, D.F, Leecaster, M.K, Mcgee, C.D dan Weisberg, S.B. 2003.

Comparision Of Total Coliform, Fecal Coliform, And Enterococcus Bacterial Indicator Response For Ocean Recretional Water Quality Testing. Water Research 37 : 1637-1643.

Plazer Jr, M, J dan E, C, S Chan. 1986. Dasar-dasar mikrobiologi ul-press,

Jakarta

Page 44: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 8123 › ... · DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN BAKTERI Enterococcus spp. DI …2014-11-10 · ii DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN

44

Quinn, P. J, Markey BK, Carter ME, Donnelly WJ, Leonard FC. 2002. Veterinary Microbiology And Microbial Disease. London (GB):balckwell Science.

Sidaharta R.B, 2000. Pengantar Mikrobiologi Kelautan. Perputakaan

Nasional.Universitas Atma Jaya Yogyakarta.hal 21-47 Sudarto. 2008. Manejemen Krisis Penanggulangan Terorisme. Sudhanandh, V.S, udayakumar, P, Faisal, A.K, Potty, V.P, Ouseph, P.P,

Prasanthan, V dan Narendra B, K. 2012. Distribusion Of Potentially Pathogenic Enteric Bakteria In Coastal Sea Waters Along The Sounthern Kerala Coast, India. J. Environ. Biol. 33,61-66.

Suriaman, E. dan Juwita, 2008. Uji Kualitas Air. http://www.icel.or.id/

uji_kualitas_air Suriawiria, U. 1995. Pengantar Mikrobiologi Umum, Penerbit Angkasa, Bandung Stiles ME and Holzapfel ,WH. 1997. Review article: lactic acid bacteria of foods

and their current taxonomy. Int J Food Microbiol 36:1-29. Turaja. T. 2010, Bakteri Coliform Di Perairan Teluk Doreri, Monokwali Aspek

Pencemaran Laut Dan Identifikasi Species. Jurusan Ilmu Kelutan, FPPK, Uneversitas Negri Papua Monokwari.

Veron JEN. 1995. Coral in space and time. The biogeography and evolution of

scleractinian. Cornell, Univ. Press. Ithaca. 321pp. Yahya , Y, 2005. Kelimpahan Bakteri Pendegredasian Serasah Lamun Enhalus

Acoroides Pada Ekosistem Terumbukarang Dan Padang Lamun Di Pulau Barrang Lompoa Makassar skiripsi. Jurusan ilmu kelautan fakultas ilmu kelautan dan perikanan, Makassar.

Zaldi, 2009. Faktor Lingkungan Abiotik Dan Biotik Yang Mempengaruhi Mikroba

skiripsi. Jurusan ilmu kelautan FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, PONTIANAK.

ZoBell, C. E. 1946. Marine microbiology A monograph on hydrobac teriology.

Chronica botanica Co. Waltham, Mass. 240 hal.