BAB 1 Feo ea u an assa · 2019. 7. 8. · BAB 1 Feo ea u a P lic e ations an e ia assa Tuiuan...
Transcript of BAB 1 Feo ea u an assa · 2019. 7. 8. · BAB 1 Feo ea u a P lic e ations an e ia assa Tuiuan...
BAB 1
Feo ea u a
P lic e ations an e ia assa
Tuiuan !nstruksional Khusus
Setelah membaca Bab t ini, Anda rliharapkan dapat:
1. Mengerti dan memahami realita yang teriadi di masyarakat
tentang hubungan Public Relations dan Media Massa
2. Mengerti dan memahami pandangan Public Relations tentanglnstitusiMedia dan Wartawan selama ini
3. Mengerti dan memahami pandangan lnstitusi Media dan
Wartawan tentang Public Relations selama ini
4. Mengerti dan memahami peluang yang dapat digunakan untuk
membangun hubungan yang baik antara Public Relations dan
Wartawan serta lnstitusi Media
I.I HUBUNGAN PUBLIC RETATIONS DAN MEDIA MASSA
Public Relations membutuhkan me'dia massa dan media massa membu-
tuhkan Public Relations. Ungkapan ini tidak salah karena pada kenyata-
annya, dalam kegiatan sehari-hari media massa dan Public Relations
saling membutuhkan dalam menjalankan tugasnya. Untuk menyampaikan
pesannya kepada masyarakat (dalarr hal ini pubtik), seorang Public Rela-
tions membutuhkan media massa. HaI ini disebabkan seorang Public
Relations tidak mungkin dapat menjangkau khalayak sasarannya yang ter-sebar dalam sebaran geografis yang luas, dengan menggunakan komuni-kasi secara langsung. Kalaupun hal ini dilakukan, tenaga dan biaya yang
sangat besar jelas dibutuhkan. Oleh karena itu, untuk mempermudah pe-
4 Media Relation - Konsep, Strategi, dan Aplikasi
kerjaannya, seorang Public Relations membutuhkan media massa. Seba-
liknya, media massa (dalam hal ini adalah Institusi Media dan pekerja
media, termasuk wartawan) juga membutuhkan Public Relations sebagai
sumber berita bagi media massa tersebut.
Sebagai contoh, seorang Public Relations bisa menjadi sumber informasiyang dibutuhkan oleh wartawan ketika wartawan itu membutuhkaninformasi yang berhubungan dengan perusahaan tempat mereka berada.
Peranan lainnya, seorang Public Relations dapat juga sebagai mediatoryang menghubungkan wartawan dengan sumber informasi. Sumber
informasi di sini misalnya direktur utama, manajer, atau orang-orang yang
memiliki kredibilitas pada topik atau permasalahan tertentu yang ada diperusahaan atau institusi tempat Public Relations itu berada.
Sayangnya, fakta yang ada di lapangan sering kali jauh berbeda dengankondisi ideal yang digambarkan dalam teori dan konsep. Bahkan, kondisidi lapangan sangat bertentangan dengan apa yang diharapkan. Hubungan
antara Public Relations dan media massa sering kali kurang harmonis. Ada
banyak kasus yang terjadi di masyarakat sebagai bukti hubungan yang
kurang baik antara Public Relations dengan media massa.
Gambar t.t Gambar hubungan antara Public Relations dan wartawan yang
sering kali berada dalam satu hubungan yang kurang harmonis
I
I
i
Fenomena Hubungan Public Relation darr Media Massa
Fakta tentang fenomena hubungan antara Public Relations dan media
massa (termasuk wartawan) dapat <tilihat dari hasil penelitian yang di-
lakukan oleh Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas
Gadjah Mada (UGM) (Masduki, 201)9: 1). Penelitian yang dilakukan di
beberapa perusahaan migas di wilays[ eksplorasi migas Sumatra Bagian
selatan (Sumbagsel), khususnya di Provinsi Sumatra Selatan dan Provinsi
|ambi pada 2008 ini merupakan saor contoh yang menunjukkan kurang
harmonisnya hubungan antara Publi': Relations dan wartawan'
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Keamanan dan Perda-
maian (PSKP) Universitas Gadiah Mada (UGM) menunjukkan bahwa
hubungan antara Public Relations di beberapa perusahaan migas yang ada
di sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) dengan wartawan sering kali ber-
ada pada kondisi yang tidak harmonis. Hal ini disebabkan karena perbe-
daan kepentingan di antara kedua prrlfesi tersebut'
public Relations yang ada di perusahaan migas ini selalu menekankan
pencitraan dalam setiap kegiatan yanS mereka lakukan. Semua Program
yang dikerjakannya mulai dari kep:iatan sosial, beriklan, sampai pem-
buatan berita maupun publisitas, dalam rangka membangun citra positif
perusahaan migas ini. Karena penekanannya lebih pada pencitraan positif
perusahran migas maka tidak jarang Public Relations yang ada di per-
,rah"", migas tersebut membuat 'konstruksi pesan' untuk suatu infor-
masi. Akibatnya, realitas semu lah yang disampaikan kepada khalayak'
Pada tataran ini, jelas sekali tanggung jawab untuh menyampaikan kebe-
naran kepada masyarakat tidak dapat dipenuhi'
Bagi wartawan dan pekerja media lairnya, aPa yang dilaktrkan oleh Public
Relations ini ielas sangat bertentangan dengan tugas dan tanggung jawab
wartawan. Bagi wartawan dan pekeria media lainnya' yang menjadi pene-
kanan penting dalam pekerfaan mereka adalah kebenaran berita yang
disampaikan kepada masyarakat. Apa yang seharusnya diketahui oleh ma-
syarakat, itulah yang diusahakan ,tleh wartawan untuk disampaikan
kepada masyarakat.
Dalam hubungannya dengan perusahaan migas, dalam pandangan warta-
wan perusahaan migas merupakan salah satu sumber informasi bagi war-
tawan, baik tingkat lokal maupun tingkat nasional, yang harus diberitakan
kepadamasyarakat.DianggapPentingkarenaperusahaanmigasmerupa-
5
6 Media Relation - Konsep, Strategi, dan Aplikasi
kan perusahaan yang memiliki keterkaitan yang sangat tinggi denganhajat hidup masyarakat kita. Informasi yang memiliki keterkaitan denganmasyarakat luas tersebut misalnya informasi tentang konflik horizontaldan venikal yang terjadi di ladang minyak dan gas (migas) di perusahaannasional dan mu-ltinasional yang ada di Indonesia. Atau kasus lainnyatentang persoalan pembebasan lahan, kebocoran pipa gas dan atau sumurminyak, rekruitmen tenaga kerja, hingga pembagian keuntungan menjadiisu sentral yang sangat menarik untuk diberitakan. Selain itu, sumber be-rita lain yang sangat menarik untuk diberitakan adalah ancaman keaman-an lingkungan perusahaan yang menjadi kekhawatiran masyarakat setem-pat atau pun para pekerja setempat.
Menurut Masduki, konflik dan hubungan yang kurang harmonis antaraPublic Relations dan warrawan ini biasanya disebabkan karena pemaham-an yang tidak utuh atas eksistensi media massa di suatu daerah. pemaham-an yang tidak utuh ini menyebabkan hubungan perusahaan migas denganpelaku media memburuk, terurama ketika terjadi konflik. Represi daneksploitasi yang dilakukan media terhadap perusahaan migas lebih banyakdisebabkan oleh miskomunikasi dan minimnya wawasan kedua belahpihak (pelaku media dan Public Relations) dalam memahami rugas ma-sing-masing atas sebuah peristiwa atau isu krusial.
seperti yang terjadi dalam pekerjaan public Relations yang ada di per-usahaan migas yang sudah dijelaskan pada bagian di aras, bagi public ReIa-tions yang ada di perusahaan migas, citra positif perusahaan merupakanhal yang sangat penting. Bisa dikatakan, semua pekerjaan dan kegiatanyang dilakukan oleh Public Relations di perusahaan tersebut didasari olehmotivasi untuk membangun citra positif perusahaan migas ini. Melaluiprogram-program yang dikerjakannya, mulai dari kegiatan sosial, ber-iklan, sampai pembuatan berita maupun publisitas, semua dilakukandalam kerangka membangun citra positif perusahaan migas ini.
Dalam konteks membangun citra positif perusahaan melalui publisitas,biasanya Publc Relations yang ada di perusahaan migas tersebut akanberusaha membuat tulisan-tulisan yang positif tentang perusahaan.Akibatnya, hal-hat negatif yang terjadi di perusahaan sering kali berusahaditutupi, bahkan sebisa mungkin diupayakan jangan sampai muncul kepermukaan. orientasi ini membawa satu dampak pada 'penyortiran' infor-
Fenomena Hubungan Public Relation darr Media Massa 7
masi yang akan disampaikan kepada khalayak melalui media massa. Infor-
masi dan pesan yang mampu memt,angun citra positif akan diberitakan
melalui media massa, sedangkan inbrmasi dan pesan yang mempunyai
peluang untuk menghancurkan narna baik perusahaan aulu organisasi
iid"t "t- diberitakaa. Akibatnya, tidak iarang berita-berita serta infor-
perusahaan atau organisasi itu.
prinsip ini jelas membawa pada satu konsekuensi yang tidak dapat dihin-
darkan. Karena penekanan dari setiap pekerjaan yang dilakukan oleh
public Relations itu lebih mengacu pada penciuaan, maka tidak jarang
seorang Public Relations terjebak pa<la satu kondisi untuk mengonstruksi
suaru informasi. Akibatnya terjadi pr:mberitaan dan publikasi yang tidak
benar, bahkan terjadi pembohongan publik' Apa yang disampaikan oleh
Public Relations bukan berdasarkan pada fakta yang sesungguhnya' me-
Iainkan rekonstruksi dari suatu fakta, dengan harapan dapat membangun
citra positif perusahaan atau organisasi tempat mereka berada'
Berbeda d -
nya, yang
akuratan s
Kazus lain yang menunjukkan kurang
Public Relations dengan wartawan adala
mah Sakit Omni Internasional dengan
yang berawal dari 'curhat' dan shuing Prita kepada teman-temannya
8 Media Relation - Konsep, Strategi, dan Aplikasi
yang ditulis dalam millis, ternyata menjadi sharing unruk massa. ceritayang pada awaLnya hanya ditujukan kepada beberapa orang, ternyara se-cara berantai tersebar dan akhirnya menjadi pesan yang sifatnya masif.cerita yang tersebar secara massa ini menimbulkan permasalahan antaraPrita dan Rumah Sakit Internasional ini.
Kasus antara Prita dan Rumah Sakit omni Internasional berkembangmenjadi pembicaraan yang sangat ramai dibahas di media massa, baik ditingkat lokal maupun nasional. Diskusi dan pemberitaan tentang kasusPrita dan Rumah sakit omni Internasional ini dikupas mulai dari sudutpandang yang positif sampai dari sudut pandang negatif. Mulai darikeberpihakan terhadap Prira, sampai pada pembahasan yang beryihakpada rumah sakit omni Internasional. prinsip yang mengatakan bahwa'bad news is good news'menjadi semangar bagi pekerja media untukmengungkap kasus ini.
Di sisi lain, kasus Prita dengan Rumah Sakit omni ternyata menimbulkanpekerjaan rumah yang sangat besar dan sangat berat bagi public Relationsdi rumah sakit rersebut. Mempertahankan citra positif di tengah gempur-an cibiran masyarakat membutuhkan usaha keras yang harus dilakukanoleh Public Relations rumah sakit ini.
Da]am kasus Prita dan Rumah sakit omni Internasional terlihat perbeda-an kepentingan yang sangat besar anrara public Relations di Rumah SakitInternasional itu dengan media massa. Media massa menjadikan kasus inisebagai sumber informasi yang memiliki potensi yang sangat besar sebagaiberita yang menarik perhatian masyarakat. Kepentingan media massa inijelas sekali sangar bertentangan dengan kepentingan public Relationsyang berusaha untuk mempertahankan citra positif pihak rumah sakitinternasional ini.
Kasus ini berawal ketika seorang ibu yang bernama prita Mulyasari, 32tahun, menuliskan pengalaman yang tidak menyen.ngkan ketika berobatdi Rumah Sakit Omni Inrernasimailing list. Sharing itu kemudianrima kepada teman lainnya dengameugalami hal yang sama dengan dirinya. Sayangnya tindakan yang di_ambil oleh Prita justru membawa petaka bagi dirinya. pihak rumah sakitmenganggap Prita telah mencemarkan nama baik rumah sakit tersebut
Fenomena Hubungan Public Relation dar Medta Massa
dan membawa kasus ini ke pengadilan. Akhirnya kasus ini berbuntut
paniang. Prita dinyatakan bersalah dan ditahan di Lembaga Pemasyarakat-
an Wanita Tangerang seiak 13 Mei 2t)09.
HaI ini bisa kita lihat dari berita yang rlimuat di koran tempo berikut ini.
9
Rumah Sakit Omni Menolak tterkomentar soal Kasus Prita
Selasa, 02 Juni 2oo9 | 12:06 wlB
TEMPo Interdktit Tangerang. Pihak Fumah Sakit Omni lnternasional Alam
Sutra, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, menolak berkomentar ketika
dimintai tanggapan soal gugatan mereka terhadaP Prita Mulyasari,
seorang ibu dengan dua anak yang kiniditahan.
"lni sudah masuk ke ranah hukum, kami tidak bisa bicara soal ini,r'uiar
Presiden Direktur Rumah Sakit omni lntemasional sukendro saat
dihubungi Tempo, siang (2/6) ini.
Menurut Sukendro, kasus ini sudah ditangani oleh tim hukum mereka
yang bernama Hadi dan Risma Situmordng. Sukendro memberikan nomor
telepon setuler Hadi dan meminta TemPo untuk menghubunginya. I'Silakan
bicarakan dengan dia," kata Sukendro.
Berulang kali dihubungi, telePon seluler Hadi tidak diangkat. Pesan
pendek pun tidak dibalas. Customer service Rumah Sakit Omni HosPital
yang bernama Setia Surya iuga menolak ketika TemPo datang ke rumah
sakit dan meminta bertemu dengan Pitak rumah sakit. "Tidak bisa, karena
semuanya sedang raPat seiak Pagi," kata dia tanpa memberikan iawaban
kapan bisa ditemui.
Rumah Sakit Omni lnternasional Alam Sutera Tangerang Selatan
menggugat perdata dan Pidana Prita Mulyasari, J2 tahun, atas dugaan
pencemaran nama baik. Gugatan dilayangkan setelah Prita berkeluh kesah
tentang layanan rumah sakit temPat ia dirawat saat itu melalui email
pribadinya pada 15 Agustus.
Prita ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang seiak 13
Mei. Keluarga Prita meminta Penangguhan penahanan agar Prita bisa
berkumpul kembali dengan dua anaknya, Khairan Ananta Nugroho, ltahun, dan Ranarya Puandida Nugroho, l tahun 3 bulan. (TemPo lnteraktit
akses 25 Maret 2o11).
t0 Media Relation - Konsep, Strategi, dan Aplikasi
Tindakan yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit dengan membawakasus Prita ke pengadilan iustru membawa dampak negatif bagi rumahsakit tersebut. Masyarakat bukannya memihak pada Rumah Sakit OmniInternasional, tetapi sebaliknya, justru bersimpati kepada Prita danmemihak kepada Prita. Sebagai wujud simpatinya, masyarakat melakukantindakan simpati kepada Prita dengan mengumpulkan koin untukmembantu Prita. Sementara itu, dampak negatif yang dialami oleh pihakRumah Sakit adalah kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Sakit iniyang semakin hari semakin menurun. Bahkan masyarakat mulai tidakpercaya dan meninggalkan rumah sakit tersebut. Kondisi ini ditunjukkandengan berita yang ditulis oleh Vivanews dalam tulisan berikut ini.
Rumah Sakit Omniitlnternational" ltu Pun Kini Menjadi Sepi
Jun o9, zoog
Apakah ini terladi karena sanksi moral masyarakat yang simpatikterhadap kasus Prita Mulyasari, ataukah terjadi karena keraguanmasyarakat umum untuk berobat ke Rumah Sakit "lnternational" itu, atauada hal lain yang membuat semakin lengangnya RS yang dulu sangatterkenal ini. Sejak kasus Prita Mulyasari merebak, suasana Rumah SakitOmni lnternasional Tangerang sedikit berubah. Rumah Sakit yang labelinternasionalnya dipertanyakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat itu,lebih lengang dari biasanya.
Pantauan di lokasi, tidak banyak aktivitas di dalam Rumah Sakit Omnilnternasional Tangerang, Banten, Selasa, 9 Juni zoo9. Ruangan megah ituterlihat lebih lapang, karena yang ada hanya kegiatan pelay4nanadministrasi dan pelayanan farmasi.
Seorang petuEas parkir Rumah Sakit yang tak mau disebutkannamanya mengatakan, sejak masalah Prita Mulyasari, volume kendaraanyang parkir semakin sepi. "Dulu itu ramai sekali mulai hari Senin. parkiran
penuh terus," kata dia. "Tapi, ini sepi banget."
Tidak banyak informasi diperoleh dari rumah sakit ini. Bahkan iurubicara Rumah Sakit sangat sedikit bicara. Untuk meminta keterangan soalkondisi terkini rumah sakit, wartawan harus'kucing-kucingan, dulu denganjuru bicara rumah sakit, Hadi. Saat dikonfirmasi, Hadi hanya memberijawaban bahwa rumah sakit menghormati keputusan Dewan perwakilan
Rakyat, khususnya Komisi lC Kesehatan. Rumah Sakit menyerahkan
Fenomena Hubungan Public Relation dan Media Massa il
sepenuhnya kepada Departemen Kesehatan.
Kasus Prita ini menyedot perhatian banyak pihak. Tiga calon presiden
sudah berkomentar atas kasus yang berawal dari curhat soal keluhan
pelayanan RS Omni lnternasional ini. Kasus bermula saat Prita
memeriksakan kesehatannya di RS Omni lnternasional pada 7 Agustus
zoo8. Prita mengeluhkan pelayanan yang diberikan oleh RS Omni
lnternasional dan iuga dokter yang rTerawatnya melalui surat elektronik
kepada seiumlah rekannya. RS Omni nternasional kemudian merasa nama
baiknya tercemar lantaran surat P'ita tersebar di banyak milis. Prita
ditahan sejak t3 Mei zoo9.
Memang benar kata pepatah t'Roda Jomon Terus Berputor" tidak
selamanya yang lemah dan dilemahkan itu di bawah terus dan tidak
setamanya yang kuat dan berkuasa itu di atas. Ada kalanya keadaan
berputar berbalik. Oleh karenanya, bila suatu saat kau di atas ianganlah
semena-mena dengan yang lemah karena tidak menutup kemungkinan
kita bisa terperosok ke bawah. Semoga kita bisa ambil hikmah dari kasus
ini (Vivanews, akses 25 Maret 2o11).
Dari dua berita tersebut, jelas terlihat pentingnya tugas kehumasan dalam
menangani suatu Permalialahan. Tinrlakan dan pendekatan yang kurang
tepat dari pihak rumah sakit ternyata justru menjadi sumber pemberitaan
dan mengakibatkan masyarakat marah dan menjadi tidak Percaya.
Dua contoh kasus di atas dapat diiadikan contoh kasus kurang
harmonisnya hubungan antara Public Relations dan wartawan. Perbedaan
kepentingan antara Public Relations clan wartawan merupakan salah satu
penyebab munculnya hubungan yang kurang harmonis di antara mereka.
Public Relations selalu menekankan pada pencitraan sehingga tidak jarang
melakukan rekonstruksi suatu fak:a bahkan pembohongan publik,
sedangkan wartawan selalu berusaha menyajikan berita sezuai dengan
fakta yang sesungguhnya. Keakuratan menjadi penekanan dalam setiap
pemberitaan. Tujuannnya suPaya roasyarakat mengetahui aPa yang
sebenarnya terjadi tanpa ada yang harus ditutup-tutupi dan tanda ada
tendensi tertentu.
t2 Media Relation - Konsep, Strategi, dan Aplikasi
1.2 AREA KONFL K PUBL C RELATIONS DAN WARTAI,I,AN
Hubungan antara Public Relations dan wartawan merupakan satu kajianyang sangat menarik untuk dibahas. Ada banyak penelitian yang berusahamengungkapkan dan menganalisis kekurang-harmonisan hubungan anta-ra Public Relations dan wartawan. Beberapa studi komparasi memberikandata yang cukup jelas tentang profesionalitas dan keakuraran nilai beritayang dibuat oleh praktisi Public Relations dan wartawan. Bahkan daribeberapa penelitian ini secara konsisten menunjukkan bahwa para prak-tisi Public Relations dan wartawan memiliki nilai profesional yang sama.
Selain itu, mereka juga membuat nilai berita yang sama.
Di sisi yang lain, banyak studi serta hasil penelitian menunjukkan hasilyang sangat berbeda dengan penelitian-penelitian di atas. Beberapa hasilpenelitian mengungkapkan bahwa para waftawan sangat menyakini ke-giatan serta tindakan yang dilakukan oleh praktisi Public Relations tidakmemiliki nilai profesional dan persepsi yang sama dengan jurnalis renrangnilai berita (Grunig, 1984 : 69). Selain perbedaan nilai profesional dan per-sepsi, wartawan merasa bahwa ada perbedaan yang sangat besar antaraPublic Relations dan wartawan. Wartawan merasa tidak memiliki kedu-dukan yang sama dengan Public Relations. Pendapat ini juga diperkuatdalam suatu diskusi yang diadakan oleh penulis dan warrawan yang ber-tugas di fawa Tengah pada 6 oktober 2009 di Salatiga. Dalam diskusi ituwartawan mengatakan bahwa Public Relations adalah profesi yang 'ber-sih' dengan penampilan yang selalu rapi dan bekerja di ruangan yang ber-AC. Sedangkan wartawan adalah profesi yang 'berdebu' karena setiap harimereka selalu berada di luar ruangan. Istilah berdebu diberikan karenapekerjaan wartawan identik dengan pekerjaan lapangan yang sangat lekatdengan debu. Ketika wartawan sedang meliput berita, mereka sering kaliberada di lapangan yang penuh dengan debu dan sengatan sinar matahari.
Selain perbedaan kedudukan, wartawan merasa bahwa praktisi PublicRelations dianggap lebih profesional dan lebih mengandalkan etika dalammenjalankan tugasnya sehari-hari dibandingkan dengan profesi lainnya.Setiap hal yang menjadi tanggung jawab Public Relations selalu diusaha-kan untuk dikerjakan secara profesional dan sesuai dengan etika yangberlaku. Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan profesi wartawan.
Fenomena Hubungan Public Relation dat Media Massa t3
Perbedaan-perbedaan inilah yang menjadi penyebab munculnya hubung-an yang kurang harmonis antara Pub.ic Relations dan waftawan. Hubung-an yang kurang harmonis ini sangat terasa dalam media relations. Bahkan,banyak ahli mengatakan bahwa area media relations adalah area konflikantura Public Relations dan wartawarr.
Konflik yang terjadi antara Public Relations dan wartawan tidak jarangjuga disebabkan oleh' keegoisa n' masi ng-masing pihak. Wartawan melihatselama ini ada kecenderungan bahu'a Public Relations hanya menjalinhu-bungan ketika sedang membutuhkan untu.k diliput oleh wartawan.Yang lebih parah lagi, sering kali wartawan mendapatkan jawaban yangberbelit-belit dari perusahaan ketika mereka melakukan peliputan. Sete-
Iah menghabiskan banyak waktu, tidak jarang wartawan pulang dengantidak membawa hasil dan tidak mendapatkan narasumber yang tepar. Inijelas merugikan warta\Man dan memaksanya membuat catatan khususmengenai perusahaan tersebut. ]ika hrl itu terjadi pada perusahaan yangsedang terkena krisis maka bisa dipastikan berita-berita yang akan munculdi me-dia-media adalah berita yang memojokkan perusahaan tersebut-berita-berita yang negatif yang ujung-ujungnya merugikan perusahaan
itu.'Bad News is good news', berita inilah yang akan diberitakan olehwartawan karena berita-berita sepefti ini yang dibutuhkan oleh masyara-kat. Oleh karena itu, seorang Public Relations dituntut untuk mampumemberikan jawaban atau tanggapan y,mg baik kepada wartawan.
Pandangan wartawan ini jelas berbed.r dengan pandangan Pub1ic Rela-tions. Public Relations merasa bahwa sebenarnya jurnalis juga butuhmenjalin hubungan dengan narasumber, yang sebagian adalah pemimpin-pemimpin perusahaan. Pada saat wartawan ingin mewawancarai nara-sumber dari perusahaan tersebut, mereka membutuhkan bantuan PublicRelations.
Kalau mau jujur, sebetulnya keadaan ini menunjukkan bahwa antaraPublic Relations dan wartawan saling ,nembutuhkan. Keadaan ini sebe-
tulnya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Public Relations dan warta-wan untuk membangun hubungan yang baik, dan bukan menjadikannyasebagai area konflik. Memang pemberitaan dan pesan yang disampai olehPublic Relations melalui media massa fidak jarang menimbulkan konflikantara wartawan dan Public Relations itu sendiri. Bahkan, beberapa fakta
t4 Media Relation - Konsep, Strategi, dan Aplikasi
menunjukkan perbedaan kepentingan dan menimbulkan konflik yang
sangat besar.
Gruning mengatakan bahwa ketika Public Relations dan wartawan berde-
bat satu dengan yang lain, media relations akan muncul dengan kesan
sebagai satu ajang pertempuran (battleground)bagi mereka (Grunig, 1984:
223). Sering kali para wartawan ini merasa sePerti dikepung oleh 'sege-
rombolan' orang-orang yang berkepentingan dengan pemberitaan itu sen-
diri, yaitu 'press agent'dan Public Relations yang sering mereka sebut
dengan Flack. Gerombolan-gerombolan inilah yang ingin menenggelam-
kan informasi yang sebenarnya dan menggantinya dengan berita yang
sudah dikonstruksi oleh orang-orang yang berkepentingan dengan berita
tersebut. Akibatnya, informasi yang memiliki nilai berita yang tinggi
digantikan dengan informasi yang tidak memiliki nilai berita. Tujuannya
hanya satu, yairu'meningkatkan citra' organisasi yang mereka wakili.
1.3 HUBUNGAN PUBL C RELAT ONS DAN MEDIA MASSA
DARI SUDUT PANDANG MED A,I,IASSA
Dari sudut pandang media massa, konflik yang terjadi antara PR dan war-
tawan ini bisa dilihat dari pendapat orang-orang yang ada di dalam suatu
institusi media. Suatu saat seorang editor koran yang kritis menunjukkan
ilusuasinya dengan pernyataan yang sangat tajam unnrk mengkritisi
pesan-pesan yang disampaikan oleh Public Relations yang dikirim ke
media massa. Editor koran melihat bahwa pesan-Pesan yang disampaikan
oleh Public Relations yang dikirim ke media massa sering kali hanyalah
pesan-pesan yang selayaknya masuk ke tong sampah. Bahkan, para peker-ja media ini merasa bahwa mereka'seakan-akan' dilibatkan dalam suatu
proyek yang hanya menguntungkan Public Relations dan perusahaan
yang mereka wakili.
Sebagai contoh, pada 1982 Washington Post mendeklarasikan dirinyajustru bukan sebagai bagian dari Public Relations dengan lud'd'
*Post'
Stabs PR in the Elack". Mereka melaporkan dalam sebuah memo dari Ms.
Greenfield kepada Mr. Bradlee yang penuh dengan frasa yang meng-
indikasikan dia merasa dimanfaatkan. Di dalam memo itu Ms. Greenfield
menulis, 'Mengapa kita harus menjadi brsrro dari rencana kampanye
mereka sebagai sesuatu yang mudah 'diantarkan' oleh sumber Pesan
Fenomena Hubungan Public Relation dar Media Massa t5
mereka yang sangat bervariasi yan1: dapat menih kita". Dia mendesak,'Kita tidak menginginkan apa pun r1i sekitar tempat ini dan jika orang-orang ingin mendapatkan kita, mereka hanya perlu tahu 2 hal: Itu adalahhal mudah dan waktu yang dibutuhlan untuk hal ini sangat singkat (atau
mereka tinggal mengirimkan permintaan mereka lewat agen-agen pesan
tersebut" (Grunig, 1984:224). kitikan ini jelas merupakan sindiran yang
tajam untuk profesi Public Relations.
Fakta lain yang menunjukkan kritikan dari wartawan dan institusi media
terhadap Public Relations adalah hasil dari sebuah studi tentang para
praktisi Public Relations dan wartawan di Texas pada 1975. Hasil studi inimenunjukkal gap yang lebar antara pandangan praktisi Public Relations
dan jurnalis dalam memandang nilai berita serta media relations yang ada
fi koran. Hasil survei para jurnalis me,nunjukkan bahwa:
o Sebanyak 59olo mengatakan bahwa Public Relations dan Press
Agent adalah partner dalam memilih informasi yang akan dipubli-kasikan. Pendapat ini sangat k()ntras dengan pendapat Public ReIa-
tions. Sebanyak 89o/o praktisi l\rblic Relations mengatakan bahwa
Public Relations dan Press Agent adalah partner dalam memilhinformasi yang akan dipublikasr kan.
o Sebanyak 48olo orang-orang Putrlic Relations membantu para repor-
ter untuk mendapatkan berita yang akurat, komplet, dan alctual.
Pendapat ini sangat kontras dengan pendapat para praktisi PublicRelations. Sebanyak 91olo praktisi Public Relations mengatakan
bahwa Public Relations membantu para reporter untuk mendapat-
kan berita yang akurat, komplet, dan aktual.
r Sebanyak 78o/o rnengatakan bahwa praktisi Public Relations hanya-
lah saluran pengacau dalam komunikasi melalui berbagai eventpalsu dan kata-kata manis yang mereka buat. Pendapat ini sangat
kontras dengan pendapat praktisi Public Relations. Hanya sebanyak
42o/o praktisi Public Relations yang menyatakan bahwa praktisiPublic Relations hanyalah saluran pengacau dalam komunikasi me-
Ialui berbagai eventpalsu dan kata-kata manis yang mereka buat.
o Sebanyak 82olo mengatakan bahwa orang-orang Public Relations
selalu menghalang-halangi par;r wartawan untuk menemui k"y
t6 Media Relation - Konsep, Strategi, dan Aplikasi
person'. Pendapat ini sangat bertentangan dengan pendapat 380/o
para praktisi Publc Relations. Hanya 38o/o praktisi Public Relations
yang menyatakan bahwa orang-orang Public Relations selalu
menghalang-halangi p:ra wartawan untuk menemui key person'.
o Sebanyak 84olo mengatakan bahwa materi yang diberikan oleh PR
merupakan Publikasi yang'semu', karena di dalam publikasi itu ada
informasi-informasi yang sengaja disembunyrkrt. Pendapat inisangat kontras dengan pendapat praktisi Public Relations. Hanya
29olo praktisi Public Relations yang menyatakan pendapat ini.
o Sebanyak 89olo percaya bahwa orang-orang Public Relations tidak
memahami beberapa problem jurnalistik seperti batas waktu untukpemberitaan (meeting deadlines), pemahaman tentang ketertarikan
pembaca (attracting reader interest), dan membuat tempat yang
memiliki kegunaan yang sangat tinggi (dle best use of space). Pen-
dapat ini sangat kontras dengan pendapat praktisi Public Relations.
Hanya 39olo pendapat para praktisi Public Relations yang menyata-
kan bahwa orang-orang Public Relations tidak memahami beberapa
problem jurnalistik seperti batas waktu untuk pemberitaan
(meeting deadlines), pemahaman tentang ketertarikan pembaca
(attracting reader interest), dan membuat tempat yang memilikikegunaan yang sangat tinggi (the best use of space). (Grunig, 1984:
224)
Data di atas menunjukkan pandangan negatif para jurnalis tentang profesi
Public Relations. Hanya l0o/o dari para jurnalis yang setuju bahwa PublicRelations memiliki status profesi yang sama dengan jurnalis. Sedangkan
760/o orarg Public Relations yang disurvei setuju dengan pendapat bahwa
mereka mempunyai status yang sama dengan jurnalis.
1.4 HUBUNGAN PUBLIC RETATIONS DAN MEDIA MASSA
DARI SUDUT PANDANG PUBLIC REI.ATIONS
Berbeda dengan pandangan jurnalis dan Institusi Media, Public Relations
mempunyai pandangan yang sangat jauh berbeda tentang profesi PublicRelations. Menurut Public Relations, media massa (baik itu wartawan dan
institusi media) akan dapat bekerja dengan baik dan dapat menyelesaikan
Fenomena Hubungan Public Relation dan Media Massa t7
ftgas-ilgasnya apabila mereka bekerja sama dengan Public Relations.Dengan kata lain, tanpa bantuan Public Relations, media akan mengalamikehancuran.
Pendapat Public Relations ini bukan sekadar pendapat belaka, karena ada
banyak fakta yang dijadikan bukti oleh Public Relations tentang penting-nya profesi Public Relations untuk pekerjaan wartawan dan InstirusiMedia. Menurut Public Relations, wartawan dan Institusi Media akanmendapatkan segala informasi yang mereka buruhkan yang berhubungandengan perusahaan atau organisasi apabila mereka bekerja sama denganPublic Relations. Pendapat Public Relations ini didasarkan pada prinsipbahwa Public Relations adalah cororrg dari organisasi atau perusahaan
tempat mereka bekerja.
Fakta lainnya, Public Relations adalah mediator antara wartawan dengannarasumber yang ada di perusahaan atau organisasi tempat Public Rela-tions itu berada. Public Relations-lah'/ang berperan sebagai penghubungantara \ilartawan dengan'orang-orang' yang memiliki kredibilitas dalambidangnya di perusahaan atau organisasi tempat Public Relations itu ber-ada.
Pendapat Public Relations ini dapat rita lihat dari sebuah survei yangdilakukan terhadap 470 anggota dari perhimpunan Public Relations diAmerika. Sebanyak 57o/o dari responden mengatakan bahwa mereka salah
kutip sepanjang satu tahun lalu, ketika mereka ditanya, 'Apakah pemberi-taan dari kasus-kasus besar iru cukup bisa dipercayal Menjawab per-tanyaan ini, responden memberikarr jawaban dengan alasan yang
didasarkan pada prasangka individual maupun organisasi sebagai alasan
utama:
c 43,8o/o Public Relations memberikan prasangka personal terhadaprepofter. Dalam pandangan Public Relations, pemberitaan kasus-
kasus besar itu kurang dapat dipercaya lebih disebabkan karenakesalahan individu seorang wartawan.
o 31,1olo Public Relations memberikan prasangka terhadap tulisan,majalah, dan lain-lain ketika surtu pemberitaan dari kasus-kasus
besar itu tidak dapat dipercaya.
t8 Media Relation - Konsep, Strategi, dan Aplikasi
o 27,0o/o Praktisi Public Relations lebih curiga pada laporan-Iaporan
buruk atau negatif ketika ada pemberitaan tentang kasus-kasus
besar.
o 22,3o/o Public Relations memberikan alasan yang berbeda dengan
pendapat lainnya. Pemberitaan dari kasus-kasus besar kurang bisa
dipercaya karena pemberitaan tersebut ditulis dan dilaporkan oleh
reporter yang masih ditraining dan kurang pengalaman.
c 20,60/o Public Relations memberikan alasan lain ketika ditanya
tentang pemberitaan dari kasus-kasus besar bisa dipercaya atau
tidak. Mereka mengatakan bahwa pemberitaan ini kurang bisa di-
percaya karena wartawan melaporkan dengan tergesa-gesa (Grunig
7984:225).
Tiga jawaban terakhir dari zurvei ini juga mengusulkan bahwa para
reporter dan editor secara berkala memberikan interpretasi yang meleset
atau salah untuk memahami informasi yang mereka dapatkan dari sumber
Public Relations yang tepat. Sebagai contoh, kasus pada perusahaan The
Weyerhaeuser co. Kasus pada perusahaan ini menunjukkan bahwa ma-
jalah Time pernah membuat berita tentang letusan Gunung St- Helens
yang menghancurkan 4olo tanaman pertanian di St. Helens. Padahal dari
pengamatan perusahaan tersebut, Iahan yang rusak akibat letusan gunung
ini adalah 8olo dari tanaman Pertanian di St. Helens. Laporan majalah
Time jelas bertentangan dengan fakta sesungguhnya yang didapatkan oleh
perusahaan The Weyerhaeuser co. Tetapi bagaimanapun juga, majalah
Time telah melaporkan bahwa letusan itu merusak 4o/o dai semua lahan
milik perusahaan The Weyerhaeuser co. Inilah fakta yang diangkat oleh
Public Relations berhubungan dengan pemberitaan yang dibuat oleh
media massa (Grunig 1984: 225).
Fenomena Hubungan Public Relation dan Media Massa l9
SOAL-SOAI TATIHAN BAB 1
1. Bagaimana fenomena tenurng hrrbungan Public Relations denganwartawan yang terjadi pada saat ini? Berikan contoh kazus yang ter-jadi pada saat ini sehubungan dengan konflik yang terjadi antaraPublic Relations dengan wartawan.
2. Mengapa hubungan antara Public Relations dengan wartawan yangterjalin sampai saat ini kurang harmonis? Apa penyebabnya?
3. Apa yang menjadi penekanan dalam pekerjaan seorang PublicRelations?
4. Apa yang menjadi penekanan dalam pekerjaan seorang waftawan?
5. Perbedaan seperti apa yang terjadi dalam pekerjaan seorang PublicRelations dengan \Martawan? felaskan dan berikan contoh.
6. Apa yang dimaksud dengan 'area konflik' antara Public Relationsdengan wartawan? Di manakah arr:a konflik antara Public Relationsdengan \Martawan?
7. Bagaimana pendapat media massa sehubungan dengan area konflikantara Public Relations dengan wartawan? Jelaskan dan berikan con-toh.
8. Bagaimana pandangan Public Relations tentang nilai berita sertamedia relations yang ada di koran?
9. Bagaimana pandangan jurnalitik tentang nilai berita serta mediarelations yang ada di koran?
10. Bagaimana pandangan Public Relations tentang profesi PublicRelations?
20 Media Relation - Konsep, Strategi, dan Aplikasi
REFERENSI
Grunig, |. E and Grunig L. A. 1992. Models of public relations and
communication. in Grunig, I, E Excellence in public relations and
Communications managemenr (pp.285- 325), Hillsdale , NI:
Lawrence Erlbaum Ass.
Masduki, Media Relations dan Resolusi Konflik di Perusahaan Migas.
2009: 1. CSPS Monographs on Conflict Management and Resolution.
Seri No. 1, Paper No. 4 - |uni 2009 (sumber: http://csps.ugm.ac'id/
indonesian/Media- Relations-dan-Reso1usi- Konfl ik-di-Perusahaan-
Migas-Studi-kasus-Sumatera-Bagian-Selatan.html, akses 18
November 2011).
Rumah Sakit Omni Menolak Berkomentar Soal Kasus Prita. Tempo
Interaktifhttp ://www. te mpointeraktif . com/hg/layanan-pubhV 2009 / 06 / 02 lbrk,20090602-779373,id.htm1, akses 25 Maret 20 I l.
Rumah Sakit Omni "International" Itu Pun Kini Menjadi Sepi, Vivanews.
http ://ruanghati. com/20 09 I 06/ 09 I ntmah-sakit-omni-international-
itu-pun-kini-menjadisepV, akses 25 Maret 201 1.