Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

31
136 Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit di Surakarta Kusuma Indra Wijaya C0802026 2006 BAB IV ANALISA DESAIN A. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM WAYANG DI SURAKARTA 1. Pengertian Perencanaan dan Perancangan Interior Museum Wayang di Surakarta a. Perencanaan Perencanaan adalah proses, perbuatan, cara merencanakan atau merancangkan (KBBI, 1994; 832). b. Perancangan Perancangan adalah proses , cara, perbuatan merancang (KBBI, 1994; 815). c. Interior Interior merupakan bagian dalam dari gedung (ruang dsb; tatanan perabot (hiasan, dsb) di dalam ruang dari gedung, dsb (KBBI, 1994; 383). d. Museum Museum adalah lembaga yang bersifat badan hukum tetap, tidak mencari keuntungan dalam pelayanannya kepada masyarakat tetapi untuk

Transcript of Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

Page 1: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

136

Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit

di Surakarta

Kusuma Indra Wijaya C0802026

2006

BAB IV

ANALISA DESAIN

A. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM WAYANG DI

SURAKARTA

1. Pengertian Perencanaan dan Perancangan Interior Museum Wayang di

Surakarta

a. Perencanaan

Perencanaan adalah proses, perbuatan, cara merencanakan atau

merancangkan (KBBI, 1994; 832).

b. Perancangan

Perancangan adalah proses , cara, perbuatan merancang (KBBI, 1994;

815).

c. Interior

Interior merupakan bagian dalam dari gedung (ruang dsb; tatanan perabot

(hiasan, dsb) di dalam ruang dari gedung, dsb (KBBI, 1994; 383).

d. Museum

Museum adalah lembaga yang bersifat badan hukum tetap, tidak mencari

keuntungan dalam pelayanannya kepada masyarakat tetapi untuk

Page 2: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

137

kemajuan masyarakat dan lingkungannya serta terbuka untuk umum.

(Moh. Amir Sutaarga, 1989; 23).

e. Wayang :

Wayang adalah boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau

kayu dan sebagainya yang dimanfaatkan untuk memerankan tokoh

pertunjukan drama tradisional (Jawa, Bali, Sunda), biasanya dimainkan

oleh seseorang yang disebut dalang (KBBI, 1994: 1127) .

Jadi pengertian Perencanaan dan Perancangan Interior Museum Wayang

di Surakarta adalah kegiatan atau proses merencanakan dan merancang

bagian dalam sebuah ruangan dalam suatu gedung atau lembaga yang bersifat

badan hukum tetap yang menyimpan atau mengoleksi berbagai jenis boneka

tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu dan sebagainya yang

dimanfaatkan untuk memerankan tokoh pertunjukan drama tradisional (Jawa,

Bali, Sunda), yang berlokasi di Kota Surakarta.

136

Page 3: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

138

Langkah Kerja Desain

Diagram IV.1. Langkah Kerja Desain

Judul

STUDI LAPANGAN

Rumusan Masalah

ANALISIS

Pra Desain

Aktifitas Tema Fasilitas Hubungan Antar Ruang

Perancangan 1. Organisasi ruang 2. Sirkulasi 3. Lay out dan Furniture 4. Komponen Pemb. Ruang 5. Sistem Interior

Latar Belakang Masalah

Tinjauan Tentang Wayang: 1. Sejarah Wayang 2. Perkembangan Wayang 3. Jenis Wayang 4. Fungsi Wayang

Studi Interior • Organisasi Ruang • Sirkulasi • Layout • Elemen Interior • Sistem Interior • Warna • Furniture

Museum Radya Pustaka Surakarta

Museum Wayang Jakarta

Konsep Perencanaan dan Perancangan Interior Museum Wayang di Surakarta

Konsep Desain

Norma Desain • Fungsi • Bahan • Teknik • Estetik

Museum Kekayon Yogyakarta

Page 4: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

139

2. Pola Pikir Perancangan

Diagram IV.2. Pola pikir Perancangan

Konsep Perancangan Interior Lobby, R. Pamer Tetap,

R. Audiovisual MUSEUM WAYANG

Tujuan Perancangan Interior Lobby, R. Pamer Tetap,

R.Audiovisual MUSEUM WAYANG

Faktor Perancangan Interior

Manusia Ruang Sasaran Desain

Pengelola Museum Pengunjung

Karakter Ruang Dimensi

Fungsi Ruang

Norma Desain; Bahan, Efisiensi, Teknis, Estetis

Aktivitas Kegiatan

Kebutuhan Ruang: Lobby, R. Pamer,

R.Audiovisual

Sirkulasi Zoning & Grouping

Unsur Desain: Pembetuk Ruang, Pelengkap

Ruang, Aspek Dekorasi

Interior Sistem: Pencahayaan, Penghawaan,

Akustik

Sistem Keamanan

Interior Lobby R. Pamer

R.Audiovisual

Desain Interior Lobby, R. Pamer, R.

R.Audiovisual MUSEUM WAYANG

Page 5: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

140

3. Asumsi Lokasi

Perencanaan lokasi museum wayang ini diasumsikan berada di Kota

Surakarta tepatnya di kawasan Taman Sriwedari.

Gambar IV.1. Denah Asumsi Lokasi Museum Wayang

Dasar pertimbangan penentuan site :

a. Mempunyai daya tarik wisatawan dan termasuk dalam suatu paket wisata

Joglosemar (Jogjakarta, Solo dan Semarang).

ASUMSI LOKASI

Page 6: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

141

b. Terletak di pusat kota sehingga untuk mencapainya atau transportasinya

mudah.

c. Lokasi masih satu kawasan dengan Taman Hiburan Sriwedari yang

merupakan kawasan wisata dan budaya Kota Surakarta.

4. Status Kelembagaan

Museum Wayang di Surakarta ini merupakan museum yang dikelola oleh

lembaga swasta, dengan melibatkan instansi pemerintah daerah dan Dinas

Pariwisata Surakarta.

5. Struktur Organisasi

Diagram IV.3. Struktur Organisasi Museum Wayang

Diagram IV.3. Struktur Organisasi Museum Wayang di Surakarta

KEPALA MUSEUM

TATA USAHA DAN

PERPUSTAKAAN

KURATOR

KOLEKSI

KONSEVATOR PERPUSTAKAAN

EDUKATOR PEMBIMBING

EDUKATIF

STUDI LITERATUR

Page 7: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

142

B. PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN INTERIOR MUSEUM

WAYANG DI SURAKARTA

1. Program Kegiatan Museum Wayang di Surakarta

Program kegiatan yang diwadahi Museum Wayang di Surakarta antara

lain :

a. Kegiatan pengelolaan museum yang meliputi kegiatan menjalankan dan

mengkoordinasi seluruh kegiatan yang ada di dalam museum agar dapat

digunakan sesuai dengan fungsinya.

b. Kegiatan pendidikan (edukatif), bimbingan dan penyebarluasan informasi

melalui sarana pameran, pemutaran film, perpustakaan, penelitian, dan

sebagainya.

c. Kegiatan pendukung, antara lain yaitu kegiatan merawat, memperbaiki dan

mendokumentasi materi koleksi dan sarana pendukungnya.

d. Kegiatan servis, yaitu semua kegiatan pelayanan baik pada pengunjung

maupun pada gedung itu sendiri. Kegiatan tersebut antara lain : menjaga

keamanan gedung, menjaga kebersihan gedung, memberi pelayanan dalam

bidang logistik dan sebagainya.

2. Waktu operasional

Dasar pertimbangan untuk penyusunan waktu operasional adalah hasil

analisis studi lapangan serta analisis landasan teori, maka dasar pertimbangan

penusunan waktu operasional yaitu :

1) Efisiensi kunjungan ke museum wayang.

2) Efisiensi kerja pengelola.

Page 8: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

143

3) Faktor lain, seperti jam istirahat, libur bagi pengelola.

4) Waktu operasional pengunjung.

Maka waktu operasional yang direncanakan pada Museum Wayang di

Surakarta adalah :

1) Kegiatan Pengelola

a) Hari Selasa - Kamis : pukul 08.00 – 16.00 WIB

b) Hari Jum’at : pukul 08.00 – 15.00 WIB

c) Hari Minggu/Libur : pukul 08.00 – 16.00 WIB

2) Kegiatan Perluasan Informasi dan Pendidikan Melalui Seminar, Work

Shop, Pemutaran Film, Lokakarya, dll :

a) Hari Selasa - Kamis : pukul 09.00 – 11.00 WIB

b) Hari Jum’at : pukul 09.00 – 11.00 WIB

c) Hari Sabtu : pukul 09.00 – 15.00 WIB

d) Hari Minggu : pukul 09.00 – 15.00 WIB

3) Kegiatan Pameran

a) Hari Selasa - Kamis : pukul 09.00 – 16.00 WIB

b) Hari Jum’at : pukul 09.00 – 11.00, 13.00 – 15.00 WIB

c) Hari Minggu : pukul 09.00 – 16.00 WIB

Page 9: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

144

3. Program Interior Museum Wayang di Surakarta

a. Pola Kegiatan

1) Kegiatan Pengelola

a) Pengelola Administrasi

Diagram IV.4. Pola Kegiatan Pengelola Bagian Administrasi pada Museum

Wayang di Surakarta

b) Pengelola Perawatan dan Dokumentasi

Diagram IV.5. Pola Kegiatan Pengelola Bagian Perawatan dan Dokumentasi

pada Museum Wayang di Surakarta

Datang/Pulang

ME/SE

- Musholla - Lavatory - Kafetaria

Kantor /

Adminstrasi

Rapat,diskusi,

pertemuan

Datang/Pulang ME/SE

Rapat,diskusi, pertemuan

Kantor/ Administrasi

- Musholla - Lavatory - Kafetaria

- R. Penerimaan Barang - R. Studi Koleksi - Konservasi - Studio Preparasi - Storage

Page 10: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

145

c) Pengelola Bimbingan dan Edukasi

Diagram IV.6. Pola Kegiatan Pengelola Bagian Bimbingan dan Edukasi

pada Museum Wayang di Surakarta

d) Pengelola Persiapan Pameran

Diagram IV.7. Pola Kegiatan Pengelola Bagian Persiapan Pameran pada

Museum Wayang di Surakarta

e) Kegiatan Service

Diagram IV.8. Pola Kegiatan Pengelola Bagian Service pada Museum

Wayang di Surakarta

Kantor / Adminstrasi

- Musholla - Lavatory - Kafetaria

- R. Pamer - R. Audio Visual - R.Serbaguna - Perpustakaan

- R. Informasi - R. Data - R. Kontrol / Jaga - Loket Tiket - R. Penitipan Barang - Gudang - Toko Souvenir

Datang/Pulang ME/SE

Rapat,diskusi, pertemuan

- Musholla - Lavatory - Kafetaria

Rapat,diskusi, pertemuan

Kantor / Adminstrasi

Datang/Pulang ME/SE

- R. Informasi - R. Kontrol/ Jaga - Loket Tiket - R. Penitipan Barang - Storage - Toko Souvenir

- Musholla - Lavatory - Kafetaria

Datang/Pulang SE

Merawat dan menjaga gedung/ bangunan

Page 11: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

146

2) Kegiatan Pengunjung Museum

a) Wisatawan Umum

Diagram IV.9. Pola Kegiatan Pengunjung/wisatawan umum pada Museum

Wayang di Surakarta

b) Pelajar dan Mahasiswa serta Peneliti (wisatawan khusus)

Diagram IV.10. Pola Kegiatan Pengunjung/wisatawan khusus pada Museum

Wayang di Surakarta

Datang/Pulang ME

Membeli Tiket

Menitipkan barang

- Melihat pameran - Melihat pemutaran

film/audiovisual - Membaca buku/

perpustakaan - Ke mushola - Ke lavatory - Istirahat

Datang/Pulang ME

Membeli Tiket

Menitipkan barang

- Melakukan penelitian/ Laboratorium konservasi & Storage

- Melihat pemutaran film/audiovisual

- Membaca buku/ perpustakaan

- Mushola - Lavatory - Istirahat

R.Tamu/ R.Tunggu

R.Informasi

Page 12: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

147

3) Koleksi Museum

Diagram IV.11. Pola Koleksi Museum khusus pada Museum Wayang di

Surakarta

b. Aktifitas, Fasilitas dan Kebutuhan Ruang

1) Kelompok Kegiatan Penerimaan

Pelaku Kegiatan Fasilitas Kebutuhan Ruang

Pengunjung - Datang/ pulang - Persiapan/

menunggu - Membeli tiket masuk - Menelpon - Mencari informasi - Menitipkan barang - masuk

- Meja tamu & kursi tamu

- Loket tiket - Box telephone - Lemari/rak

penitipan barang.

- Main Entrance - Lobby - Tlp Umum - R. Informasi - R.Penitipan barang - Loket tiket

Pengelola - Datang/ Pulang - Menerima Tamu

- Meja resepsionis - Meja informasi - Kursi kerja - Lemari/rak

penitipan barang.

- Entrance - Lobby - R. tunggu/R. tamu

Tabel IV. 1. Kelompok Kegiatan Penerimaan pada Museum Wayang di Surakarta

Datang/Pulang SE

R.Penerimaan barang

Storage

Laboratorium konservasi

R. Studi koleksi R. Pamer Studio Preparasi

Page 13: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

148

2) Kelompok Kegiatan Pengelolaan Pelaku Kegiatan Fasilitas Kebutuhan Ruang

Pimpinan - Kepala Museum - Wakil - Sekretaris - Kabag. Umum - Kabag.Teknis

Operasional

- Rapat/

Pertemuan - Kerja

- Meja & kursi rapat - Meja & kursi kerja - Meja computer - Lemari cabinet - Meja & kursi tamu - Rak buku

- R. Rapat - R. Direktur - R. Wakil Direktur - R. Sekretaris - R. Kabag. Umum - R. Kabag. Teknis

Operasional Administrasi - Kabid Administasi - Staf Personalia - Staf

Kesekretariatan

- Kerja - Pengarsipan data

- Meja & kusi kerja - Meja computer - Lemari /loker - Rak buku

- R. Kabid.

Operasional - R. Staf Administrasi - R. Arsip

Humas & Pemasaran - Humas&Pemasaran - Sie humas - Sie Pemasaran - Sie Publikasi

- Kerja - Berhub. dgn dlm

& luar. (instansi &masy)

- Meja&kursi kerja - Meja komp - Lemari cabinet - Loker - Rak Buku

- R. Kabid Humas &

Pemasaran - R. Staf Humas &

Pemasaran

Keuangan - Kabid. Keuangan - Staf Keuangan

- Kerja - Pembukuan

Keluar & Masuk Keuangan

- Meja&kursi kerja - Meja komp - Lemari cabinet - Loker - Rak Buku

- R. Kabid. Keuangan - R. Staf Keuangan - R. Arsip

Operasional Bangunan & Service - Kabid. Opersional

bangunan & service - Staf Opersional

bangunan & service

- Koordinasi Staf - Menjaga,

merawat, operasional bangunan.

- Meja & kursi kerja - Meja komp - Lemari cabinet - Loker - Rak Buku

- R. Kabid Operasional bangunan & service

- R. Staf Operasional bangunan & Service

Bimbingan & edukasi - Kabid bimb &

edukasi - Staf ahli Pameran - Staf ahli

Audiovisual & Interaktif Multimedia

- Staf bimb. & Edukasi

- Kerja

- Meja & kursi kerja - Meja komp - Cabinet - Loker - Rak Buku

- R. Kabid bimb &

edukasi - R. Staf Ahli

Pameran - R. Staf Ahli

Audiovisual & Interaktif Multimedia

- R. Staf Ahli perpus & Auditorium

- R. Staf Ahli bimb & edukasi

Tabel IV. 2. Kelompok Kegiatan Pengelolaan pada Museum Wayang di

Surakarta

Page 14: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

149

3) Kelompok Kegiatan Bimbingan dan Edukasi Pelaku Kegiatan Fasilitas Kebutuhan ruang

Pengunjung - Melihat pemutaran film

- Melihat informasi dlm computer

- Membaca buku - Mengikuti seminar

- Kursi pengunjung - Meja computer - Meja & kursi baca - Stage

- R. Seba guna - R. Audiovisual - R. Interaktif

Multimedia - R. Perpustakaan - R. Auditorium

Pengelola - Mengontrol pemutaran film

- Mengelola buku-buku - Mengatur acara

seminar

- Meja & kursi kerja - Lemari/cabinet - Lemari peralatan - Rak buku - Meja computer

- R. Operasional Audiovisual

- R. Pengelola Perpustakaan

- R. Operator

Tabel IV. 3. Kelompok Kegiatan Bimbingan dan Edukasi pada Museum Wayang di Surakarta

4) Kelompok Kegiatan Penunjang dan Service Pelaku Kegiatan Fasilitas Kebutuhan ruang

Pengelolaan Pengelola

Divisi Dokumentasi, perawatan & persiapan Pameran

- Koordinasi Kerja TU

& Administrasi - Mendokumentasikan - Menerima &

mengolah koleksi - Menyimpan koleksi

sementara - Menyimpan alat

perbaikan kolekai & alat pamer

- Medokumentasi koleksi

- Meja, kursi kerja - Cabinet - Kursi kerja - Lemari peralatan - Lemari cabinet - Meja gambar - Lemari simpan

koleksi sementara - Koleksi tetep

- R. Staf Pengelola - R. Staf Security - R. Dokumentasi - R. Perawatan &

Persiapan Materi Pameran

- R. Data - Gudang sementara - Gudang alat

bengkel - Studio photo - Studio gambar - Gudang koleksi

Service - Pengunjung

- Pengelola - Keamanan - Cleaning

service - Teknisi

mesin & listrik

- Makan, minum - Ibadah, istiraahat - Koordinasi - Pengamanan - Membersihkan - Kegiatan mechanical

& electrical - Mengelola - Instalasi listrik

- Meja, kursi kerja - Peralatan - Perlengkapan - Rak penyimpanan

- Lavatory - Kafetaria - Mushola - R. security - R. Cleaning

service - R. perbengkelan - Storage

Tabel IV. 4. Kelompok Kegiatan Penunjang dan Service pada Museum Wayang di Surakarta

Page 15: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

150

c. Kebutuhan dan Besaran Ruang

Adapun dasar perhitungan penyusunan besaran ruang dan kapasitas ruang

adalah sebagai berikut :

1) Architect’s Data (NAD)

2) Time Saver Standart (TSS)

3) Standarisasi Pengadaan Sarana Peralatan Pokok Ruang Pamer (SPSPM)

4) Studi Lapangan Ruang

Kapasitas

Standard

Luasan

Sumber

- Hall / Lobby - Counter informasi - Telephone box - R. Jaga - Loket tiket dan R.

Penitipan barang

Flow 40 %

30 org 2 org 2 unit 4 org 2 org

1,11 m²/org5 m²/org 1,4 m²/unit 2,16 m²/org

20 m²

33,3 m² 10 m² 2,8 m² 8,64 m²

20 m²

NAD NAD NAD TSS

SPSPM

Total hall penerimaan 74,74 m²

Ruang Pamer Zaman Kerajaan Demak Zaman Kerajaan Pajang Zaman Kerajaan Mataram Zaman Kerajaan Kartasura Zaman Kerajaan Surakarta Zaman Kerajaan Mangkunegaran Abad XX Wayang Mainan Gamelan

3 vitrin 2 vitrin 5 vitrin 3 vitrin 7 vitrin 8 vitrin 4 vitrin 3 vitrin

0,5x2,5 m=1,25 m2

0,5x2,5 m=1,25 m2

0,5x2,5 m=1,25 m2

0,5x2,5 m=1,25 m2

0,5x2,5 m=1,25 m2

0,5x2,5 m=1,25 m2

0,5x2,5 m=1,25 m2

0,5x2,5 m=1,25 m2

3,75 m2

2,50 m2

6,25 m2

3,75 m2

8,75 m2

10 m2

5 m2

3,75 m2

80 m2

123,75 m2

Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi

Total

Tabel IV.5. Besaran ruang di Museum Wayang di Surakarta

Page 16: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

151

d. Program Ruang

ZONA KEGIATAN RUANG SIFAT RUANG Penerimaan - Menerima

pengunjung - R. tamu/R.tunggu - Menjual tiket - Memberi informasi - Penitipan barang - Menjaga keamanan

gedung

Lobby / hall

Publik

Bimbingan dan Edukasi

- Pameran - Pemutaran

film/audiovisual - Membaca - Seminar

R. Pamer R. Audiovisual R. Perpustakaan R. Serbaguna

Semi public

Pengelola Pengelolaan R. Administrasi R. Kantor/staf R. Security Kontrol R. Lab. Konservasi R. Persiapan pameran

Privat

Service Makan/minum Kebersihan Penyimpanan Ke kamar kecil Sholat

Caffetaria R. Cleaning Service Gudang Lavatory Mushola

Service

Tabel IV.6. Program Ruang di Museum Wayang di Surakarta

e. Hubungan Antar Ruang

Proses penentuan pola hubungan antar ruang bertujuan untuk

mendapatkan hubungan dan pola organisasi baik secara macro maupun

micro, yang didasarkan pada hasil analisis studi lapangan dan teori,

sedangkan hubungan antar ruang tersebut adalah sebagai berikut ;

Hubungan Makro :

Kelompok Kegiatan Hubungan antar ruang

Penerimaan

Bimbingan dan Edukasi

Pengelola

Service Tabel IV.7. Hubungan makro

Page 17: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

152

keterangan :

: hubungan langsung : hubungan tidak langsung : tidak berhubungan

Hubungan Mikro : KELOMPOK KEGIATAN RUANG HUBUNGAN ANTAR RUANG

Lobby /hall Penitipan Barang

Penerimaan

R. Jaga R. Pamer R. Audiovisual Bimbingan dan

Edukasi R. Perpustakaan R. Kantor/staff R. Kontrol R. Gudang

Pengelolaan

R. Konservasi dan Preparasi Kafetaria Lavatory Gudang Service Toko Souvenir

Tabel IV.8. Hubungan mikro

Keterangan :

: hubungan langsung

: hubungan tidak langsung

: tidak berhubungan

f. Organisasi Ruang

Sebagai pertimbangan dalam pemilihan organisasi ruang yang selaras

dengan fungsi dan sasaran desain, dengan pertimbangan tema dan ide

pemikiran desain meliputi :

1) Tingkat efisiensi ruang.

2) Pengelompokan fungsi ruang

3) Aksibilitas ruang

4) Arah pandang

Alternatif Organisasi Ruang

Page 18: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

153

No Bentuk Organisasi Ruang Keterangan

1 Organisasi Ruang Tertutup a. Sebuah ruang besar dan dominan sebagai

pusat ruang-ruang disekitarnya.

a. Ruang sekitar mempunyai bentuk, ukuran dan

fungsi sama dengan ruang lainnya.

b. Ruang sektar berbeda dengan ruang yang

lainnya, baik bentuk, ukuran maupun fungsi.

2 Organisasi Ruang Linier a. Merupakan deretan ruang-ruang.

b. Masing-masing dihubungkan dengan ruang

lain yang sifatnya memanjang.

c. Masing-masing ruang dihubungkan secara

langsung

d. Ruang mempunyai bentuk dan ukuran yang

berbeda, tapi yang berfungsi penting

diletakkan pada deretan ruang.

3 Organisasi Ruang Secara

Radial

a. Kombinasi dari organisasi yang terpusat dan

organisasi linier.

b. Organisasi yang terpusat mengarah kedalam

sedangkan yang linier mengarah keluar.

c. Lengan radial dapat berbeda satu sama

dengan yang lainnya, tegantung pada

kebutuhan dan fungsi ruang.

Tabel IV.9. Alternatif Organisasi Ruang

Organisasi radial memadukan unsur-unsur dari organisasi terpusat dan

linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan sebagai pusat

acuan dimana sejumlah organisasi linier berkembang menurut arah jari-

jarinya. Variasi tertentu dari organisasi radial adalah pola baling-baling

dimana lengan-lengan liniernya berkembang dari sisi sebuah ruang pusat

berbentuk segi empat atau bujur sangkar. Susunan ini menimbulkan suatu

pola dinamis yang secara visual mengarah pada gerak berputar mengelilingi

pusatnya.

Page 19: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

154

Kelebihan :

- Mudah menyesuaikan kondisi lingkungan.

Kelemahan :

- Membutuhkan banyak ruang.

Dari analisis diatas, secara umum penerapan organisasi ruang yang

menjadi pertimbangan, baik teori maupun data lapangan, maka organisasi

ruang yang terpilih adalah organisasi ruang radial.

g. Zoning dan Grouping

Penentuan zoning dan grouping berdasarkan atas pertimbangan sifat

kegiatan dan kegunaan ruang terhadap site dalam museum. Dengan dasar

pertimbangan tersebut, kriteria ruang dalam museum terbagi dalam

beberapa zona sebagai berikut :

1) Zona Publik

Merupakan pengelompokan ruang yang berhubungan dengan

kepentingan umum dan dapat dijangkau oleh semua pengunjung dan

dapat dengan mudah dicapai dari luar bangunan yaitu ruang fasilitas

penunjang.

2) Zona Semi Publik

Merupakan pengelompokan ruang yang dapat digunakan oleh publik

maupun oleh personalia termasuk zona ini sebagian besar ditempati oleh

fasilitas personalia dan sebagian fasilitas pengunjung yang

memungkinkan interaksi antar pengunjung dengan personalia .

3) Zona Privat

Page 20: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

155

Merupakan pengelompokan ruang yang hanya di gunakan oleh staf dan

karyawan museum dan tertutup untuk umum, yang termasuk di

dalamnya adalah fasilitas pengelola.

4) Zona Service

Merupakan pengelompokan ruang sebagai area pelayanan yang

menunjang segala kegiatan dalam museum dan digunakan oleh

pengunjung (umum) maupun oleh personalia.

a) Zoning dan Grouping

Alternatif I

Gambar IV.2. Alternatif Zoning I

ZONA PENGELOLA

ZONA SERVICE

ZONA PENERIMA

ZONA PEMBIMBINGAN

DAN EDUKASI

ME

SE

Page 21: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

156

Gambar IV.3. Alternatif Grouping I

Kelebihan :

- Ruang penerima berada didalam lobby dan berhubungan langsung dengan

ruang pamer sehingga memudahkan akses pengunjung untuk melihat

pameran.

- Ruang pengelolaan dan perpustakaan diletakkan dibagian belakang untuk

mengantisipasi kebisingan dari jalan raya.

- Arus sirkulasi materi koleksi dan pengelola tidak mengganggu aktifitas

pameran karena letak SE tidak berhubungan langsung dengan ruang pamer.

Kekurangan

- Pencapaian pengelola ke lobby, ruang penerimaan, dan area servis cukup

jauh karena berhubungan tidak langsung.

R. PAMER

KAFETARIA

R. PENERIMA

LOBBY

KANTOR ADM.

R.RAPAT

PERPUSTAKAAN

AUDITORIUM TOKO

SOUVENIR

LAVATORY

MUSHOLA

STORAGE

STD.PREPARASI

LAB. KONSERVASI

R.AUDIOVISUAL

ME

SE

Page 22: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

157

Alternatif II

Gambar IV.4. Alternatif Zoning II

Gambar IV.5. Alternatif Grouping II

Kelebihan :

- Ruang penerima berada didalam lobby dan berhubungan langsung dengan

ruang pamer sehingga memudahkan akses pengunjung untuk melihat

pameran.

ZONA PENERIMA

ZONA PENGELOLA ZONA SERVICE

ZONA PEMBIMBINGAN

DAN EDUKASI

R. PAMER

KAFETARIA TOKO SOUVENIR MUSHOLA LAVATORY

LOBBY

R.ADM R.RAPAT KANTOR R.STAF DLL

GUDANG STORAGE

R.AUDIOVISUAL R. AUDITORIUM

R. PAMER

SE

ME

SE

ME

Page 23: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

158

- Ruang pengelolaan diletakkan dibagian belakang untuk mengantisipasi

kebisingan dari jalan raya.

Kekurangan

- Pencapaian pengelola ke lobby, ruang penerimaan, dan area servis cukup

jauh karena berhubungan tidak langsung.

- Kemungkinan terjadi kebisingan karena dekat dengan ruang audiovisual.

h. Sirkulasi

Alternatif I

Gambar IV.6. Alternatif Sirkulasi I

Sirkulasi Pengelola

Sirkulasi Pengunjung

Kelebihan

- Semua sirkulasi baik pengunjung, pengelola, dan materi koleksi dapat

dicapai dengan mudah

- Sirkulasi pengunjung dan pengelola tidak terjadi persilangan sirkulasi.

R. PAMER

KAFETARIA TOKO SOUVENIR MUSHOLA LAVATORY

LOBBY

R.ADM R.RAPAT STD.PREPARASI

STORAGE

PERPUSTAKAAN R.AUDIOVISUAL R. AUDITORIUM

R. PAMER

SE

ME

LAB.KONSERVASI

Page 24: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

159

- Adanya pengelompokan fungsi ruang membuat alur runtut memudahkan

pencapaian kebutuhan.

Kekurangan

- Lalu lintas di area pengelolaan terlalu padat sehingga sirkulasi pengelola

agak terganggu

Alternatif II

Gambar IV.7. Alternatif Sirkulasi II

Kelebihan

- Semua sirkulasi baik pengunjung, pengelola, dan materi koleksi dapat

dicapai dengan mudah

- Sirkulasi pengunjung dan pengelola tidak terjadi persilangan sirkulasi.

- Adanya pengelompokan fungsi ruang membuat alur runtut memudahkan

pencapaian kebutuhan.

Kekurangan

- Lalu lintas di area pengelolaan terlalu padat sehingga sirkulasi pengelola

agak terganggu

R. PAMER

KAFETARIA

R. PENERIMA

LOBBY

KANTOR ADM.

R.RAPAT

PERPUSTAKAAN

AUDITORIUM TOKO

SOUVENIR

LAVATORY

MUSHOLA

STORAGE

STD.PREPARASI

LAB. KONSERVASI

R. AUDIOVISUAL

ME

SE

Sirkulasi pengunjung

Sirkulasi pengelola

Page 25: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

160

i. Komponen Pembentuk Ruang

Komponen pembentuk ruang pada Museum Wayang di Surakarta,

ditentukan berdasarkan hasil analisis studi lapangan dan studi literature,

yaitu ;

1) Lantai

RUANG KRITERIA ANALISIS

ALTERNATIF BAHAN

KETERANGAN

LOBBY

- Kuat menahan beban dan gesek

- Tidak licin - Menarik dan berkesan

mewah - Kaya motif dan warna - Mudah dlm

perawatan dan pembersihan

- Mendukung suasana tema interior

- Granit - Granito - Keramik tile - Marmer

Pola lantai sesuai dan mendukung arahan tema serta untuk mempertegas daerah sirkulasi dan untuk perbedaan area

R. PAMER

- Kuat menahan beban dan gesek

- Tidak licin - Menarik dan berkesan

mewah - Kaya motif dan warna - Mudah dlm

perawatan dan pembersihan

- Mendukung suasana tema interior

- Granit - Granito - Marmer - Keramik tile - Wood flooring

Pola lantai sesuai dan mendukung arahan tema serta untuk memperjelas fungsi dan sirkulasi ruang

Tabel IV.10. Komponen Pembentuk Ruang (Lantai)

2) Dinding RUANG KRITERIA ANALISIS ALTERNATIF

BAHAN

LOBBY

- tahan lama - tahan gesekan - tahan air - tembus pandang (dapat digunakan

sebagai view) - tidak mudah kotor - mudah perawatan dan pembersihan - alternatif warna dan motif yang

beragam - Mendukung suasana tema interior

- kaca - batu bata di plester - dinding kayu

R. PAMER

- tahan gesekan, tahan air - tidak mudah kotor - mudah perawatan dan pembersihan - alternatif warna dan motif yang

beragam

- batu bata di plester - dinding kayu - gipsumboard

Page 26: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

161

- Mendukung suasana tema interior Tabel IV.11. Komponen Pembentuk Ruang (Dinding)

3) Langit-langit RUANG KRITERIA ANALISIS ALTERNATIF

BAHAN

LOBBY - Menarik dan mendukung tema

interior - Kaya desain, motif dan warna - Tahan panas dan mudah dalam

perawatan

- Gypsumboard - Panel kayu

R. PAMER

- Menarik dan mendukung tema interior

- Kaya desain, motif dan warna - Tahan panas dan mudah dalam

perawatan

- Dapat menyerap bunyi

- Gypsumboard - Panel kayu

Tabel IV.12. Komponen Pembentuk Ruang (Langit-langit)

j. Sistem Interor

RUANG CAPAIAN KEBUTUHAN ALTERNATIF SISTEM INTERIOR Pencahayaan (uk. Ilum 100 lux) : Merata Tidak menimbulkan panas Berfungsi sebagai penunjuk arah Mengandung unsur decoratif

Sistem alami : Dengan sinar matahari yang masuk melalui pintu dan jendela Sistem buatan : Penggunaan lampu tabung fluorescent berefisiensi tinggi dengan sistem difused lighting, pemakaian armature. Dengan pencahayaan langit (down light), dinding (wall lamp), dan setempat (spot light).

Penghawaan : Nyaman / standart

sistem alami : udara masuk melalui pintu dan jendela. sistem buatan : dengan menggunakan AC

Lobb

y

Akustik : Mendukung fungsi ruang

Diterapkan melalui pemakaian material pada komponen pembentuk ruang.

Page 27: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

162

Pencahayaan (uk ilum 100 lux ditambah 5-500 lux) : Merata Penciptan efek khusus untuk menonjolkan materi Tidak menimbulkan silau dan panas Fleksibilitas dalam pemasangan karena sifatnya yang berubah-ubah.

Sistem alami : Dengan sinar matahari yang direfleksikan dengan kaca, dan logam melalui ceiling dan floor. Kerusakan materi diatasi dengan menyerap kadar radiasi UV melalui pemantulan pada bidang yang dicat dengan sinc oxide atau titanium trioxide Sistem buatan : Pencahayaan umum dicapai dengan penggunaan luminous ceiling, lampu tunggal, lampu flourecent Pencahayaan khusus dicapai dengan menggunakan spotlight, wall lamp, lampu dengan efek warna, misalnya; Lampu fluorescent jenis colour matching/nor light Lampu pijar dalam armature dengan filter warna. Panas yang ditimbulkan lampu diatasi dengan pemverian lubang ventilasi yang cukup pada etalase/ Sistem display lainya. Fleksibilitas dicapai dengan pemakaian rel penyambungan dengan stop contact.

Penghawaan : Merata dan nyaman (kestabilan kelembaban udara dalam ruang), meredam panas

Sistem alami : Dengan kisi-kisi didinding yang apabila diperlukan dapat dibuka dan ditutup Sistem buatan : Dengan menggunakan AC jenis central untuk menetralisir panas

Are

apa

mer

Akustik : Tidak merusak materi pamer, Mendukung fungsi ruang.

Diterapkan melalui pemakaian material komponen pembent uk ruang.

Table IV.13. Sistem Interior di Museum Wayang di Surakarta

k. Sistem Keamanan

RUANG CAPAIAN KEBUTUHAN ALTERNATIF SISTEM INTERIOR

Lobb

y

Kebakaran : Dapat mendeteksi api dan bekerja secara otomatis Fleksibel dalam peletakannya

Fire alarm Sistem, otomatis akan berbunyi jika ada api/panas ( 135-160 º C ) Smoke detector, bekeja bila suhu > 70 º C Automatic splingkler, jaringan yang dilengkapi dengan kapiler penyiram Air ditampung dalam reservoir beradius 25 mEmergency lighting, berfungsi (otomatis hidup) ketika terjadi pemutusan hubungan listrik akibat mati lampu

Page 28: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

163

Keamanan Memantau dan segera bekerja otomatis

Security man CCTV ( close circuit television )

Kebakaran : Dapat mendeteksi api dan bekerja secara otomatis Fleksibel dalam peletakannya

Fire alarm Sistem, otomatis akan berbunyi jika ada api/panas ( 135-160 º C ) Smoke detector, bekeja bila suhu > 70 º C Automatic splingkler, jaringan yang dilengkapi dengan kapiler penyiram Air ditampung dalam reservoir beradius 25 mEmergency lighting, berfungsi (otomatis hidup) ketika terjadi pemutusan hubungan listrik akibat mati lampu A

rea

pam

er

Keamanan Memantau dan segera bekerja otomatis

Security man CCTV

TableIV.14. Sistem Keamanan di Museum Wayang di Surakarta

l. Sistem Penyajian Koleksi di Museum Wayang di Surakarta

Sistem Penyajian materi koleksi pada Museum Wayang di Surakarta,

ditentukan berdasarkan hasil analisis studi lapangan dan studi literature,

yaitu :

Alternatif tata pameran Analisis

Artistic / Estetik

Kelebihan Koleksi yang dipamerkan terdiri dari koleksi yang tampilannya baik dan menarik. Hal ini dapat memotivasi banyak pengunjung untuk melihatnya Kekurangan : Sulitnya mendapat rentetan citra dari sebuah pagelaran dan seolah-olah benda-benda yang dipresentasikan berdiri sendiri-sensiri.

Evokatif / romantik

Kelebihan : Mempermudah penghayatan pengunjung dalam memahami benda koleksi yang dipamerkan Kekurangan : Memerlukan area pamer yang luas karena untuk menyajikan satu atau dua buah koleksi, diperlukan pembentukan suasana yang mendukung koleksi. Sistem penyajian ini dapat dilihat pada sistemdisplay diorama maupun minirama.

Tematis / Intlektual / edukatif

Kelebihan ; Informasi yang ingin disampaikan akan jelas dan mudah dipahami oleh pengunjung , karena susunan koleksi yang disajikan runtut (mempunyai jalan cerita) dan terkonsep Kekurangan :

Page 29: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

164

Karena p[emilihan benda-benda koleksi disesuaikan jalan cerita yang telah dirumuskan dalam konsepsi penyajiannya, hal ini dapat mengakibatkan benda-benda yang dipilih agak kurang menarik, karena bisa saja benda-benda yang menarik, tidak sesuai dengan konseptual dengan jalan cerita yang mendukung pameran tersebut.

Table IV.15. Sistem Penyajian Koleksi di Museum Wayang di Surakarta

Dari hasil analisis diatas maka Sistem penyajian koleksi di Museum Wayang

di Surakarta Surakarta dipilih dari perpaduan antara penyajian dengan

Sistem yang artistic tapi tematis/intelektual dan edukatif.

m. Sistem Display Koleksi di Museum Wayang di Surakarta

1) Sistem Display pada Ruang Pamer

Sistem display materi koleksi didasarkan pada pertimbangan :

a) Jenis materi berupa 2D dan 3D

b) Cara pengamatan objek, perlengkapan display merupakan media

yang dapat memberikan kebebasan cara pengamatan.

c) Pengamatan pengamanan baik dari pengaruh alam maupun

pengunjung.

Table IV.16. Sistem Penyajian Koleksi Museum Wayang di Surakarta

n. Furniture

Untuk menentukan furniture di Museum Wayang di Surakarta

Surakarta, perlu diperhatikan jumlah dan pengaturannya dengan

pertimbangan :

TAMPILAN KOLEKSI SISTEM DISPLAY

2 dimensi ( foto ) - Panel / boks khusus 2 dimensi ( gambar ) - Panel / boks khusus

2 dimensi ( film ) - Komputer - Monitor / televisi - Layar lebar

3 dimensi (replica/miniatur/maket ) - Boks standar - Vitrine - Remote control & tata lampu

3 dimensi ( diorama / evokatif) - Boks standar - Vitrine

Page 30: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

165

1) Aktivitas dan fungsi

2) Ketahanan baik secara konstruktif maupun terhadap temperatur udara

3) Penampilan estetis

Konsep furniture ditinjau dari semua detail, bahan, warna, dan sistem,

jenis furniture mengacu pada unsur-unsur yang sesuai dengan tema

yang diaplikasikan pada Museum Wayang di Surakarta.

o. Prinsip – prinsip desain

Prinsip desain Alternatif Harmonis / keserasian Perpaduan warna – warna dengan tekstur benda

koleksi serta bentuk ruangan dengan sistem display yang ada

Proporsi Proporsi yang ideal yaitu dengan pemanfaatan bidang – bidang yang dinamis dengan garis – garis diagonal

Keseimbangan Keseimbangan yang asimetris yang memberikan karakter lebih atraktif dan dinamis pada bentuk – bentuk ruang

Irama Pengulangan pada garis – garis yang diagonal membentuk bidang yang dinamis.

Empasis / tekanan Penekanan visual dengan memberikan ukuran tersendiri, rupa – bentuk yang unik, warna/pencahayaan serta tekstur yang kontras pada setiap ruang.

Tabel IV.17. Prinsip-prinsip Desain

p. Konsep Desain

Museum Wayang di Surakarta ini dirancang dengan konsep “Edukasi-

Informasi-Rekreasi”, sesuai dengan misi museum itu sendiri yaitu sebagai

media/sarana edukasi, informasi, dan rekreasi bagi pengunjung.

Konsep tersebut divisualisasikan melalui tema yang diangkat yaitu

Pagelaran/pertunjukan Wayang Kulit. Mengapa diambil tema ini?

Pagelaran atau pertunjukan wayang berfungsi sebagai media

pendidikan/edukasi, penerangan, propaganda dan sebagai sarana untuk

memahami kehidupan manusia di dunia. (Pengantar Laporan Penelitian

Page 31: Perencanaan dan perancangan interior museum wayang kulit ...

166

Pergelaran Wayang; STSI, 2004). Dengan demikian antara museum dan

wayang sebagai materi koleksinya mempunyai satu misi yang sama yaitu

sebagai sarana atau media edukasi bagi masyarakat. Selain itu, pertunjukan

wayang ternyata tidak hanya mempunyai unsur edukasi melainkan juga

unsur rekreasi. Pertunjukan wayang bisa menjadi tontonan (hiburan) yang

sangat menarik. Maka dari itu pertunjukan wayang sering disebut dengan

pertunjukan yang berisi tuntunan melalui sebuah tontonan.

Museum Wayang ini menyediakan fasilitas ruang pamer, perpustakaan

dan fasilitas ruang audiovisual. Dari ruang-ruang tersebut diharapkan dapat

dipenuhinya misi museum sebagai sarana edukasi dan informasi. Ruang

pamer dengan materi koleksinya; perpustakaan dengan koleksi bukunya;

dan ruang audiovisual yang dapat digunakan untuk kegiatan pemutaran

film/slide, seminar dan lokakarya, dsb. Dalam pemenuhan kebutuhan yang

sifatnya rekreatif dapat ditemui dalam ruang pagelaran. Pengunjung dapat

menikmati sajian pertunjukan wayang kulit pada hari tertentu yang telah

dijadwalkan. Atau pengunjung juga diberi kesempatan untuk mencoba atau

merasakan bagaimana menjadi seorang dalang di dalam ruang pagelaran

ini.

Pemvisualisasian tema pada perancangan museum ini diambil dari

unsur peralatan dalam pagelaran wayang kulit diantaranya adalah blencong,

gedebog, kelir, wayang kulit, dll. Dari beberapa peralatan yang

dipergunakan dalam pagelaran wayang kulit merupakan perlambangan

kehidupan manusia di dunia. Salah satu contoh gedebog adalah sarana yang

digunakan dalam pagelaran wayang kulit untuk menancapkan wayang yang

mana merupakan perlambang bumi tempat manusia menapakkan kaki.

Aplikasi dalam perancangan yaitu pada unsur pembentuk ruang (lantai)

dengan penggunaan material alami (marmer warna hijau).