Post on 15-Mar-2020
PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP NIAT
PENGGUNAAN REKENING BERSAMA Andi Nurul Istiyana Trias Purna Irawan
Politeknik Ngeri Ujung Pandang Intisari
E-commerce memerlukan sistem pembayaran yang lebih aman dan
nyaman dalam penggunaannya. Karena tidak adanya pertemuan langsung antara
penjual dan pembeli yang melakukan transaksi. Adanya risiko dan ancaman yang
dapat merugikan secara financial bagi konsumen dan supplier. Maka penelitian ini
bertujuan untuk menyelidiki lebih lanjut bagaimana pengaruh kepercayaan
terhadap niat penggunaan rekening bersama. Nilai persepsian dan risiko
persepsian dimasukkan sebagai variabel tambahan. Dalam penelitian ini juga
ditambahkan kenyamanan persepsian dan keamanan persepsian sebagai anteseden
dari kepercayaan. Penelitian ini menggunakan kuisioner online dan kuioner
manual untuk mengumpulkan data. Dari 400 kuisoner yang dibagikan terkumpul
304 kuioner.
Berdasarkan hasil analisis statistik dapat disimpulan bahwa kepercayaan
risiko persepsian dan nilai persepsian terbukti memiliki pengaruh positif terhadap
niat untuk menggunakan rekening bersama. Berdasarkan hal tersebut, maka
rekening bersama harus dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dengan
tetap mempertahankan fee yang terjangkau dan menjaga kepercayaan pelanggan
agar para pelaku belanja online semakin berminat untuk menggunakan rekening
bersama. Para pelaku belanja online mempertimbangkan kenyamanan dan
keamanan saat akan bertransaksi di dalam jual beli online. Apabila suatu jasa
pelayanan tidak dapat memberikan kenyamanan, para pengguna tidak akan
mempercayai layanan tersebut. Konsekuensinya, para penyedia jasa rekening
bersama harus menjaga reputasi mereka untuk mendapatkan kepercayaan para
konsumen.
Kata kunci: Rekening bersama, niat untuk menggunakan, kepercayaan, nilai
persepsian, risiko persepsian, keamanan persepsian, kenyamanan persepsian.
1. PENDAHULUAN
Electronic Commerce (e-commerce) adalah kegiatan jual-beli dan
terjadinya transaksi dengan bantuan teknologi. Agar dapat berfungsi dengan baik,
para pengguna harus dapat menerima e-commerce sebagai suatu hasil
perkembangan teknologi agar dapat berguna. Fenomena yang terjadi di tahun
2010-2016 ialah penjual yang menggunakan fasilitas online shopping berusaha
untuk membuat reputasi yang baik untuk meningkatkan penjualan. Reputasi
menjadi faktor penting yang memberi kontribusi bagi kepercayaan konsumen
terhadap organisasi penjualan (Andersone & Weits 1989; Ganesan, 1994;
Jarvenpaa et al., 1999). Reputasi persepsian memberikan keyakinan kepada pihak
lain mengenai kemampuan, integritas dan goodwill. Keyakinan membantu untuk
meningkatkan kepercayaan terutama ketika pihak-pihak tersebut belum pernah
berinteraksi sebelumnya, sehingga belum memiliki pengetahuan tentang masing-
masing pihak (McKnight et al., 1998 Dharma, 2006). Reputasi yang baik dapat
mengurangi kekhawatiran konsumen mengenai pembelian, meningkatkan
kepercayaan konsumen dan komitmen terhadap perusahaan dan mendorong niat
pembelian online.
Karakteristik e-commerce memungkinkan transaksi tanpa bertemu
langsung. Hal tersebut menimbulkan suatu resiko bagi para penggunanya.
Disinilah satu syarat yang harus diterapkan kepada para pengguna “market
created by technology” yakni trust atau kepercayaan. Salah satu faktor yang
berkaitan dengan kepercayaan adalah keamanan.
E-commerce membutuhkan fasilitas pengalihan aset keuangan dengan
cepat dan aman. Untuk itulah sistem pembayaran juga harus elektronik agar
mampu mengakomodir kebutuhan e-commerce. Disamping rendahnya
kepercayaan terhadap penjual didalam e-commerce, sistem pembayaran elektronik
menjadi ajang untuk melakukan penipuan yang dilakukan orang yang tidak
bertanggung jawab. Sehingga kepercayaan menggunakan e-commerce pada
masyarakat menurun.
Dalam memfasilitasi kebutuhan tersebut maka muncullah layanan
rekening bersama yang akan memberikan peluang bagi setiap pelaku bisnis untuk
lebih berkembang dan mendapatkan kepercayaan dari para konsumen.
Penggunaan rekening bersama semakin menarik karena memberikan kenyamanan
dan keamanan kepada para penggunanya, baik dari sisi penjual maupun pembeli
yang melakukan transaksi. Berbeda dengan sistem pembayaran electronic
payment system dan sejenisnya, rekening bersama diwakili oleh pihak ketiga
didalam melakukan transaksi. Sehingga pembeli dapat terlindungi dari penipuan
yang marak terjadi di dalam bisnis online.
Rekening bersama menyediakan kelebihan yang tidak ditawarkan
penyedia jasa yang lain. Sebuah toko online yang baru memulai bisnisnya bisa
menggunakan jasa rekening bersama didalam bertransaksi. Yang dimana tidak
diperlukan faktor kepercayaan dari penjual tersebut, sehingga dapat melakukan
transaksi tanpa harus khawatir dengan tidak adanya kepercayaan dari para
pembeli.
Hal ini menjadi menarik untuk diteliti karena penggunaan rekening
bersama merupakan hal yang baru didalam dunia bisnis online dan baru dimulai
diperkenalkan pada tahun 2006. Penggunaan rekening bersama pun menjadi
sangat menarik, terbukti dengan nilai transaksi yang terjadi hingga mencapai nilai
1,5 Milyar Rupiah perbulan yang terjadi di tahun 2010 (www.rekber.com) dan
terus meningkat hingga saat ini. Bukan hanya itu, faktor fee yang murah dan
terjangkau pun menjadi daya tarik bagi para pelaku usaha dalam melakukan
transaksi. Banyak pengguna internet di Indonesia yang mengetahui dengan jelas
kegunaan dan fungsi dari rekening bersama ini, tetapi masih banyak yang tidak
memanfaatkan fasilitas ini dikarenakan lamanya dana yang diterima oleh penjual
dan prosesnya yang melibatkan pihak ketiga. Melihat dari maraknya transaksi
online didalam masyarakat terutama para pelaku bisnis, penulis berniat untuk
menguji niat pelaku bisnis baik dari penjual maupun pembeli untuk menggunakan
rekening bersama sebagai pemberi jasa pihak ketiga didalam keamanan dan
kenyamanan bertransaksi, serta apakah niat tersebut akan dipengaruhi oleh
pertimbangan-pertimbangan mereka mengenai masalah kepercayaan.
Kepercayaan juga akan membangun persepsi pengguna internet terhadap
rekening bersama yang pada akhirnya juga akan meningkatkan niat untuk
menggunakan rekening bersama sebagai jasa pihak ketiga didalam bertransaksi.
Di samping itu, kepercayaan berkaitan erat dengan resiko. Adanya kepercayaan
dari para pelaku bisnis online terhadap rekening bersama juga akan mengurangi
persepsi para konsumen terhadap resiko yang akan diterima apabila bertransaksi
menggunakan rekening bersama. Menurunnya persepsi pelaku bisnis terhadap
resiko berpeluang untuk meningkatkan persepsi para konsumen bahwa rekening
bersama memiliki nilai yang baik dan selanjutnya juga akan meningkatkan niat
untuk menggunakan rekening bersama.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong para pelaku bisnis
online di Indonesia untuk menggunakan rekening bersama sebagai salah satu
fasilitas jasa transaksi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat mendorong
penyedia jasa rekening bersama untuk meningkatkan fasilitasnya didalam
mengelola jasa transaksi bagi pelanggan di Indonesia.
Karena maraknya penipuan yang terjadi didalam bisnis online, sehingga
banyak pembeli yang apabila ingin melakukan transaksi menginginkan jasa
rekening bersama untuk mengurang resiko terjadinya penipuan. perumusan
masalah pada penelitian yang akan dilakukan berkaitan dengan kepercayaan dan
niat dari para pelaku bisnis online terutama para pembeli untuk menggunakan
rekening bersama antara lain apakah ada pengaruh antara kepercayaan terhadap
niat menggunakan rekening bersama (intention to use rekber). Lebih lanjut, pada
aktivitas online, resiko, keamanan dan kenyamanan juga sangat berpengaruh
terhadap kepercayaan dan niat untuk menggunakan jasa tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. E-commerce
Zwass (1996) mendefinisikan e-commerce adalah sharing informasi
bisnis, menjaga dan mengelola hubungan bisnis serta melakukan transaksi
bisnis dengan menggunakan media jaringan telekomunikasi. Elemen yang
penting dalam definisi tersebut adalah hubungan bisnis, yaitu bagaimana
menciptakan dan mengelola/ menjaga hubungan bisnis tersebut. Oleh
karena itu faktor kepercayaan dari para pelaku bisnis online berpengaruh
sangat penting dalam menjaga hubungan. Turban (2008) mendefinisikan
e-commerce sebagai bentuk-bentuk pembelian, penjualan, pentransferan
dan pertukaran produk, jasa atau informasi melalui jaringan komputer.
Resiko, kenyamanan dan keamanan menjadi isu pokok dalam
kaitannya dengan bisnis online. Hal ini adalah wajar, karena bentuk
alamiah cari e-commerce yang sangat berbeda dengan transaksi
konvensional, yaitu terjadinya tatap muka langsung antara pembeli dan
penjual atau pihak-pihak yang terlibat didalam suatu transaksi. Secara
umum ada tiga elemen pokok yang ditemui di e-commerce (Cowles et al.
2002), yaitu vendor, konsumen dan teknologi
2.2. Rekening Bersama
Rekening bersama adalah penyedia jasa yang diberikan oleh pihak
ketiga kepada para pelaku bisnis online. Yang dimana para pelaku bisnis
baik penjual maupun pembeli melakukan kesepakatan harga terlebih
dahulu, kemudian pembeli melakukan transfer dana kepada pihak ketiga
yaitu rekening bersama, setelah dana diterima oleh pihak ketiga, pihak
ketiga akan melakukan konfirmasi kepada penjual agar dengan segera
melakukan pengiriman barang sesuai dengan apa yang telah disepakati
oleh pembeli, ketika pembeli telah menerima barang, pembeli akan
melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga bahwa barang telah diterima
dan untuk meneruskan transfer dana dari pihak ketiga ke penjual. Apabila
barang yang diterima oleh pembeli tidak sesuai dengan yang disepakati
diawal dengan penjual, pembeli dapat melaporkan hal tersebut kepada
pihak ketiga agar dana yang telah dikirim kepada pihak ketiga tidak
diteruskan dan terjadi pembatalan transaksi karena pihak penjual
melanggar kesepakatan.
Rekening bersama memiliki keunggulan dari segi pembayaran
yang aman. Karena antara penjual dan pembeli dimediasi oleh pihak
ketiga yang memiliki peran sebagai penengah atas transaksi yang terjadi.
Sehingga para penjual yang tidak memiliki reputasi dalam dunia bisnis
online sebelumnnya dapat menggunakan jasa rekening bersama ini untuk
menghindari ketidakpercayaan para pembeli yang akan melakukan
transaksi.
Adapun fee yang dikenakan tiap terjadinya transaksi, sangatlah
terjangkau sesuai dengan besaran transaksi yang berbeda. Pada penelitian
ini, rekening bersama lebih difokuskan pada pengguna dari pembeli.
Karena target penipuan dari bisnis online adalah para pembeli yang
tertarik akan harga murah yang ditawarkan dari situs jual beli online
ataupun toko online.
2.3. Kepercayaan (Trust)
Kepercayaan adalah aspek utama dalam kegiatan transaksi jual beli
atau perdagangan (Jarvenpaa et al. 2000, McKnight et al. 2002, Gefe et al.
2003). Hal ini dikarenakan kegiatan transaksi jual beli mengandung unsur
resiko dan potensi terjadinya perilaku opportunistik dari salah satu pihak
terutama penjual dalam kondisi social dan lingkungan yang komprehensif.
Tingkat kepercayaan yang tinggi diperlukan untuk melakukan
sebuah transaksi. Pada transaksi online, kepercayaan menjadi lebih penting
lagi karena tidak terjadinya pertemuan langsung antara para pelaku bisnis
yaitu penjual dan pembeli. Terlebih lagi apabila jarak yang jauh menjadi
kendala utama karena bentuk barang yang akan dibeli sulit dibuktikan.
ketidakhadiran fisik ini mengakibatkan ketidakpastian, anonimitas,
kurangnya pengendalian, dan adanya potensi untuk mengambil
kesempatan (Bhattacherjee, 2002).
Lee dan Turban (2001) meneliti model kepercayaan pada
pelanggan yang belanja di internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
integritas penjual merupakan penentu kepercayaan pelanggan. Penelitian
tersebut juga menunjukkan bahwa kunci utama dari kepercayaan adalah
faktor keamanan dan kenyamanan.
2.4. Nilai persepsian
Nilai persepsian memiliki peranan penting dalam industri yang
berhubungan langsung dengan pelanggan khususnya industri jasa (Korda
dan Snoj, 2010). Demikian juga dengan rekening bersama yang
merupakan penyedia jasa layanan transaksi pihak ketiga. Untuk
menggunakan layanan jasa rekening bersama, pengguna dikenakan biaya.
2.5. Resiko persepsian
Resiko persepsian didefinisikan sebagai penilaian subyektif
terhadap suatu kerugian (Sweeney, 1999). Setiap pengguna sistem
pembayaran elektronik memiliki penilaian subyektif terhadap penilaian
layanan. Hal ini terkait dnegan resiko yang mungkin muncul seperti
pencurian dana, transaksi yang tidak berhasil karena disengaja dan juga
niat seseorang untuk melakukan penipuan dalam bisnis online.
2.6. Keamanan dan kenyamanan
Furnel dan Kaweni (1999) menunjukkan bahwa keamanan
memiliki implikasi penting di dalam e-commerce. Hasil penelitiannya
bahwa para pelaku c-commerce masih kurang memahami teknologi
kemanan yang memadai sehingga diperlukan pengembangan berkelanjutan
untuk mencapai tingkat keamanan yang memberikan kepercayaan kepada
semua pihak.
Kemudahan penggunaan di dalam penggunaan teknologi juga
menjadi masalah yang cukup kompleks didalam bisnis online. Karena
semakin mudahnya dalam menggunakan teknologi akan meningkatkan
kepercayaan tersebut dalam penggunaannya. Sebaliknya jika seseorang
merasa percaya bahwa teknologi tidak mudah untuk digunakan maka dia
akan meninggalkannya.
2.7. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Banyak penelitian yang membahas tentang e-commerce maupun
adopsi suatu sistem informasi. Namun penelitian yang secara khusus
membahas mengenai layanan jasa pihak ketiga dalam transaksi bisnis
online masih sedikit ditemukan. Tam dan Ho (2007) melakukan penelitian
terhadap Mondex sebagai suatu alat pembayaran mikro. Pada penelitian
ini, Tam dan Ho (2007) membahas mengenai pengembangan teknis dan
adopsi pengguna terhadap Mondex. Penelitian ini menemukan bahwa
keamanan merupakan faktor yang palng berpengaruh terhadap niat untuk
menggunakan sistem pembayaran elektronik.
2.8. Pengembangan Hipotesis
2.8.1. Kepercayaan dan niat untuk menggunakan rekening bersama
Niat untuk bertransaksi adalah konsekuensi pada pengguna e-
commerce (Ganguly, et al., 2009). Pada transaksi online, kepercayaan
menjadi poin penting dalam bertransaksi karena tidak adanya pertemuan
secara langsung antara pihak yang melakukan bisnis online.
Niat untuk menggunakan rekening bersama dimungkinkan karena
individu menginginkan keamanan dalam melakukan transaksi dengan
pihak yang tidak dapat bertemu langsung secara fisik dan bentuk barang
dalam transaksi tersebut belum dapat dibuktikan. Tanpa adanya
kepercayaan, orang tidak akan tertarik untuk sekedar menggunakan
bahkan memanfaatkan layanan tersebut. Selanjutnya, selanjunya hipotesis
dirumuskan sebagai berikut:
H1: Kepercayaan berpengaruh secara positif terhadap niat untuk
menggunakan rekening bersama.
2.8.2. Kepercayaan dan nilai persepsian
Suatu produk dan jasa akan dianggap bermanfaat apabila ada
kepercayaan dari pengguna produk dan jasa tersebut. Pada e-commerce
produk dan jasa yang ditawarkankan tidak dapat diperoleh dengan mudah.
Ada harga atas barang yang harus dibayarkan dan juga resiko yang
dihadapi sehingga muncul nilai persepsian.. Kepercayaan akan
menciptakan nilai karena kepercayaan tersebut menyediakan menfaat yang
saling berkaitan yang diturunkan dari interaksi antara perusahaan dan
pelanggan (Sirdesmukh, et al., 2002).
Pada konteks penggunaan rekening bersama, pengguna akan
mempercayai bahwa rekening bersama memiliki nilai. Pengguna yang
percaya bahwa rekening bersama akan memberikan manfaat bagi mereka
sebanding dengan pengorbanan yang mereka keluarkan. Ketika para
pelaku bisnis online merasa bahwa manfaat yang diberikan rekening
bersama sebanding bahkan lebih besar dari pengorbanan yang diberikan
oleh pengguna rekening bersama, maka rekening bersama akan dianggap
memiliki nilai. Dengan demikian semakin besar kepercayaan pengguna
rekening bersama akan semakin meningkatkan nilai persepsian.
Selanjutnya hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
H2: Kepercayaan berpengaruh secara positif terhadap nilai
persepsian
2.8.3. Nilai persepsian dan niat menggunakan rekening bersama
Pada konteks e-commerce, nilai persepsian lebih dapat diandalkan
untuk memahami perilaku konsumen daripada manfaat persepsian. Doyle
(1998) mengatakan adanya persepsi terhadap nilai akan meningkatkan
daya saing suatu produk atau jasa karena pelanggan hanya akan membayar
untuk produk dan jasa yang mereka anggap memiliki nilai. Hal ini karena
dalam nilai persepsian ada dimensi pengorbanan maupun manfaat yang
didalamnya mencakup kualitas, harga, dan kesetiaan terhadap merk
(Ashton, 2010). Pelanggan yang merasa bahwa suatu produk dan jasa
memiliki nilai akan cenderung mengulangi transaksinya dengan penyedia
layanan tersebut (Shamdasani, et al., 2008).
Dalam konteks rekening bersama, pelanggan menganggap bahwa
rekening bersama berharga. Karena rekening bersama menyediakan
pelayanan dan manfaat yang dibutuhkan oleh pengguna internet khususnya
para pelaku bisnis online dengan pengorbanan yang mereka keluarkan.
Pengguna jasa bersedia memberikan pengorbanan dengan membayar biaya
untuk mendapatkan manfaat dari rekening bersama. Bagi pengguna, biaya
yang dibayarkan sebanding dengan manfaat dan fasilitas yang mereka
terima. Hal ini mengakibatkan niat pengguna internet khususnya para
pelaku bisnis online untuk menggunakan rekening bersama semakin
meningkat. Selanjutnya penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H3: Nilai persepsian berpengaruh secara positif terhadap niat
menggunakan rekening bersama
2.8.4. Kepercayaan dan resiko persepsian
Internet merupakan sarana tempat bertemunya dua pihak yang
saling bertransaksi tanpa adanya interaksi fisik sehingga menciptakan
persepsi adanya ketidakpastian yang selanjutnya mengakibatkan tingginya
persepsi terhadap resiko (Ganguly, et al., 2009). Kondisi seperti itu akan
meningkatkan persepsi seseorang akan terjadinya resiko yang selanjutnya
berdampak pada keengganan untuk bertransaksi melalui internet.
Ketika pengguna rekening bersama mulai percaya pada penyedia
jasa rekening bersama, mereka akan mengangggap bahwa rekening
bersama tidak beresiko. Persepsi mereka terhadap resiko yang akan terjadi
pada rekening bersama akan cenderung menurun sehingga mengakibatkan
mereka tidak sungkan untuk melakukan transaksi dengan menggunakan
layanan jasa rekening bersama. Selanjutnya hipotesis dirumuskan sebagai
berikut:
H4: Kepercayaan berpengaruh secara negatif terhadap resiko
persepsian.
2.8.5. Resiko persepsian dan niat menggunakan rekening bersama
Dengan tidak terjadinya pertemuan langsung antara pelaku bisnis,
aka meningkatkan resiko yang terdapat dalam transaksi tersebut. Perilaku
seseorang akan tercermin pada keyakinan akan resiko yang akan terjadi.
Salah satu dalam penggunaan rekening bersama adalah sang penjual harus
menunggu konfirmasi dari pihak pembeli kepada penyedia layanan hingga
diteruskan kepadanya. Sehingga menimbulkan ketidaknyamanan secara
psikologis. Juga timbul pada pembeli ketika telah mengirimkan dananya
kepada pihak penyedia layanan.
Apabila para pelaku bisnis online menganggap resiko yang ada
tinggi, pengguna akan merasa tidak nyaman, mereka menjadi tidak yakin
dengan layanan rekening bersama, maka niat untuk menggunakan
rekening bersama menjadi berkurang. Selanjutnya penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
H5: Resiko persepsian berpengaruh secara negatif terhadap niat
menggunakan rekening bersama
2.8.6. Resiko persepsian dan nilai persepsian
Rekening bersama hanya menyediakan layanan jasa pihak ketiga
dalam bertransaksi, rekening bersama memiliki resiko-resiko yang juga
terdapat pada pihak penyedia yang lainnnya. Resiko tersebut akan
mengakibatkan pengguna layanan ini merasa bahwa ada pengorbanan lain
yang harus ditanggung menjadi tak sebanding dengan apa yang yang akan
diterima. Hal ini akan mengurangi nilai dari rekening bersama dimata para
penggunya. Dengan demikian resiko tersebut akan menurunkan persepsi
pengguna terhadap nilai rekening bersama. Selanjutnya hipotesis
dirumuskan sebagai berikut:
H6: Resiko persepsian berpengaruh secara negatif terhadap nilai
persepsian.
2.8.7. Keamanan persepsian dan kepercayaan
Keamanan merupakan hal yang sangat penting dalam transaksi
melalui internet. Keamanan dan kepercayaan adalah dua hal yang berbeda
namun saling berkaitan (Ruppel, et al., 2003). Persepsi seseorang bahwa
keamanan suatu jaringan atau penyedia layanan dapat diandalkan akan
mengakibatkan kepercayaan mereka terhadap penyedia layanan tersebut
meningkat (Ganguly, et al., 2009).
Rekening bersama berkepentingan dalam masalah keamanan.
Namun rekening bersama juga berusaha memberikan fasilitas yang pada
akhirnya akan meningkatkan kepercayaan terhadap penggunaan rekening
bersama. Maka kepercayaan para pelaku bisnis terhadap rekening bersama
akan meningkat. Selanjutnya hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
H7: Keamanan persepsian berpengaruh secara positif terhadap
kepercayaan.
2.8.8. Kemudahan persepsian dan kepercayaan
Kemudahan dalam penggunaan persepsian merupakan suatu
kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan. (Davis, 1986). Jika
seseorang percaya bahwa layanan yang ada mudah digunakan maka dia
akan menggunakannya. Sehingga sebuah layanan jasa yang ingin para
penggunanya tetap menggunakan layanannya harus dapat memberikan
kemudahan bagi para penggunanya. Selanjutnya, hipotesis dirumuskan
sebagai berikut:
H8: Kemudahan persepsian berpengaruh secara posiitf terhadap
kepercayaan
3. METODA PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian
Pada penelitian ini, metoda yang digunakan adalah random
sampling. Responden akan ditelusur dari rekam jejak transaksi online yang
mereka lakukan di situs jual beli online yang menggunakan rekening
bersama. Pemilihan ini berdasarkan asumsi bahwa mereka yang
menggunakan rekening bersama dikarenakan menginginkan keamanan
dana yang mereka miliki dan sudah mengenal tata cara penggunaan dari
rekening bersama. Sampel yang akan diambil adalah mereka yang
melakukan transaksi jual beli online di suatu komunitas forum jual beli
dan bersedia untuk mengisi kuisioner yang diberikan.
3.2.Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan dalam peneltian ini adalah niat untuk
menggunakan, kepercayaan, nilai persepsian, resiko persepsian,
kemudahan penggunaan persepsian dan keamanan persepsian. Dalam
penelitian ini niat adalah kesediaan pengguna untuk menggunakan
rekening bersama sebagai penyedia jasa layanan transaksi pembelian dan
penjualan. Definisi kepercayaan yang diadopsi dari Yousafzai et al. (2009)
untuk penelitian ini adalah kesediaan pengguna untuk melakukan transaksi
dengan rekening bersama dengan harapan rekening bersama akan
memenuhi kewajibannya tanpa adanya kemampuan pengguna untuk
mengawasi dan mengendalikan tindakan dari penyedia jasa rekening
bersama. Untuk nilai persepsian didefinisikan sebagai persepsi pelanggan
terhadap manfaat bersih sebagai ganti biaya yang telah dikeluarkan untuk
memperoleh manfaat yang diinginkan (Chen dan Dubinsky, 2003).
Persepsi resiko pada penelitan ini secara singkat didefinisikan sebagai
ketidakpastian terhadap suatu hasil tindakan (Shamsadani, et al., 2008)
yang mengakibatkan adanya peluang munculnya kerugian (Sweeney, et
al., 1999). Konstruk kemudahan penggunaan persepsian merupakan suatu
kepercayaan dlam pengambilan keputusan (Davis 1986). Pada penelitian
ini, keamanan persepsian didefinisikan sebagai persepsi pengguna tentang
perlindungan yang tersedia untuk mengatasi kerusakan, pengungkapan,
dan modifikasi data serta kecurangan dan penyalahgunaan (Yousafzai, et
al., 2009).
3.3. Pengujian Instrumen Penelitian
Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan instrumen penelitian dalam
mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan Schindler, 2006).
Pengujian ini menggunakan bantuan SPSS versi 20. Valid atau tidaknya
setiap butir pertanyaan akan diuji menggunakan analisis korelasi Pearson.
Apabila korelasi (r hitung) menunjukkan nilai ≥ 0,25, maka instrumen
penelitian tersebut valid. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
Cronbach’s alpha. Cronbach’s alpha mengukur batas bawah dari nilai
reliabilitas konstruk. Cronbach’s alpha merupakan koefisien keandalan
yang menunjukkan seberapa baik item dalam kelompok secara positif
berkorelasi satu sama lain. Apabila nilai Cronbach’s alpha ≥ 0,7 maka
reliabilitas dari item konstruk sangat baik (Hair, 2006).
3.4.Metoda Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Structural Equation Model (SEM). SEM dipilih karena lebih tepat untuk
meneliti hubungan antarvariabel yang kompleks, meneliti adanya variabel
yang unobservable atau variabel laten, dan untuk menguji kesesuaian
model secara keseluruhan (Gudono, 2012). Goodness of fit digunakan
untuk mengukur kesesuaian input observasi atau sesungguhnya (matrik
kovarian atau korelasi) dengan prediksi dari model yang diajukan.baik
atau tidaknya model penelitian dapat dilihat dari nilai chi-square, RMSEA,
GFI, TLI, AGFI, CMIN/DF, dan CFI (Ferdinand, 2002).
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Statistik Deskriptif Responden
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari hasil penyebaran
kuisioner. Jumlah kuisioner yang dibagikan melalui email sebanyak 400 buah.
Jumlah kuisioner yang kembali sebanyak 320 buah. Kuisioner yang dibagikan
secara langsung berjumlah 100 buah dan kembali seluruhnya. Jumlah kusioner
yang memenuhi kriteria hanya sejumlah 304 kuisioner. Sehingga, jumlah
kuisioner yang dapat diolah sebanyak 304 buah dari total kuisioner yang
disebar. Proses penyebaran dan pengumpulan kuisioner ini dilaksanakan pada
tanggal 12 september. Di bawah ini terdapat tabel demgrafi responden
Table 4.1. Demografi Responden
No Keterangan Karakteristik Jumlah Persentase
1 Jenis Kelamin Laki-laki 249 81,6% Perempuan 56 18,4%
Total 305 100%
2 Usia
16-20 59 19,4% 21-25 146 47,8% 26-30 89 29,2% 30-50 11 3,6%
Total 305 100%
3 Tingkat Pendidikan
SMA 75 24,6% Diploma 42 13,8% S1 178 58,4% S2 10 3,2%
Total 305 100%
4 Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa 130 42,6% Wiraswasta 58 19% Pegawai Swasta 54 17,7 PNS 32 10,5% Lainnya 31 10,2%
Total 305 100%
5 Frekuensi Penggunaan
Kurang dari 1 jam 22 7,3% Antara 1-5 jam 174 57% Lebih dari 5 jam 109 35,7%
Total 305 100%
Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan sebagian besar responden adalah
Laki-laki. Pada usia responden, terlihat responden yang paling mendominasi
berada pada rentang usia 21-25 tahun. Untuk tingkat pendidikan responden,
sebagian besar adalah S1. Jika dilihat dari pekerjaan responden, didominasi oleh
para pelajar/mahasiswa. Pada frekuensi penggunaan internet, jumlah responden
terbanyak berada pada penggunaan internet antara 1 hingga 5 jam.
Tabel 4.2. Statistik Deskriptif Jawaban Responden
Konstruk Minimum Maximum Mean Median Modus Std. Deviation
Trust 1.00 5.00 3.7588 4.00 4 .78092 Risiko 1.00 5.00 2.7677 3.00 3 .78722 Nilai 1.00 5.00 3.7017 4.00 4 .61721 Aman 2.00 5.00 3.8193 4.00 4 .56646 Mudah 1.00 5.00 3.8197 4.00 4 .60722 Niat 2.00 5.00 3.7378 4.00 4 .74195 N: 305
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa jawaban responden pada
tiap-tiap item pertanyaan menunjukkan informasi bahwa seluruh konstruk
penelitian memberikan hasil yang baik. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai standar
deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata (mean). Selain itu, sebaran data akan
persepsi responden atas jawaban kuisioner juga baik.
4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Penelitian ini melakukan pengujian reliabilitas terhadap masing-masing
konstruk. Hasil pengujian menunjukkan bahwa seluruh konstruk penelitian
dikatakan variabel. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai conbranch alpha yang
lebih besar dari standar nilai yang telah ditetapkan, 0,60 (Ghozali, 2001). Di
bawah ini dapat dilihat hasil uji reliabilitas instrument penelitian setiap konstruk.
Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas
Konstruk Cronbach's Alpha
N of Items Keterangan
Trust 0,826 6 Reliabel Perceived risk 0,862 5 Reliabel Perceived value 0,720 4 Reliabel Perceived security 0,757 5 Reliabel Perceived ease of use 0,915 6 Reliabel Interest of use 0,758 3 Reliabel
4.3. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit Test)
Di bawah ini terdapat hasil analisis SEM dalam bentuk diagram
jalur terhadap dua model pengujian yang menggunakan bantuan program
AMOS 21.
1.00 1.35 1.36 1.30 1.00 1.27 0.95 .78 1.02
0.89 0.36 -0.27 -0.27
0.75 1.00
0.86 -0.43 1.23
0,77 0.98
0.73 0.18 0.15 0.13 0.47
1.00 0.15 0.47
0.93 1.29
1.08 0.99 1.07 1.00 1.12 0.90 1.39 1.00
Chi Square = 583.983 AGFI = .837 GFI = .888
Probability = .000 TLI = .906 RMSEA = .060
Cmin/DF = 2.101 CFI = .931
Uji kesesuaian pada model ini mengalami perbaikan dengan
menghubungkan error tiap konstruk. Ghozali (2001) menyatakan bahwa sangat
dianjurkan untuk melakukan perbaikan dengan cara menghubungkan error pada
masing-masing konstruk.
Hasil kesesuaian terhadap dua model dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
PR
IU
1
IU
2
IU
3
R1 R5 R
2
R3 R4
PEOU
PS
T
PV
IU
PV1 PV2 PV3 PV4 PEU
1
PEU
6
PEU
5
PEU
4
PEU
3
PEU
2
PS
1
PS
2
PS
4 PS
5
T1
T2
T3
T5
T6
T4
Tabel 4.6. Hasil Goodness of Fit Test
Goodness of
Fit Cut-off
Model Penelitian Keterangan
Hasil Perhitungan
Chi-Square Kecil 583,983 OK
P ≥ 0,05 0,000 Fit
RMSEA ≤ 0,08 0,060 Fit
GFI ≥ 0,90 0,888 Fit
AGFI ≥ 0,90 0,837 Fit
TLI ≥ 0,95 0,906 Fit
CFI ≥ 0,95 0,931 Fit
Sumber: Hasil Analisis SEM
Berdasarkan pada tabel 4.6., hasil goodness of fit test menunjukkan bahwa
nilai chi square dan probabilitasnya untuk masing-masing model lebih kecil dari
batasan nilai yang ditentukan. Hal tersebut dapat dikarenakan faktor jumlah
sampel yang digunakan besar. Namun, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa
model penelitian cukup baik karena hasil perhitungan tidak terlalu jauh dari nilai
cut-off.
4.4. Pembahasan
Hipotesis pertama pada model penelitian menguji tentang hubungan positif
kepercayaan terhadap niat untuk menggunakan. Secara statistik hipotesis
pertama terdukung. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan menjadi
poin penting dalam bertransaksi. Dengan adanya kepercayaan dari pembeli,
maka dapat terjadi transaksi di jual beli online. Sehingga hasil tersebut
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Jarvenpaa dan
Tracticsky, 1999) yang menyatakan bahwa niat pembeli akan banyak
ditentukan kemampuan penjual untuk menyakinkan pembeli agar dia
mempercayai mereka.
Dengan adanya kepercayaan dari pembeli, dimungkinkan seorang penjual
tidak akan melakukan penipuan yang marak terjadi di dalam jual beli online.
Sehingga para pembeli dapat bebas dan leluasa dalam melakukan aktivitas jual
beli online.
Hipotesis ketiga (H3) model penelitian ini menguji tentang adanya
hubungan yang positif antara perceived value terhadap Intention to use.
Berdasarkan dari hasil uji kausalitas, hipotesis (H3) terdukung secara statistik.
Hal ini menunjukkan bahwa sistem pembayaran online melalui melalui pihak
ketiga memiliki suatu nilai yang membuat seseorang mau untuk
menggunakannya. Hasil pengujian tersebut juga mendukung penelitian
sebelumnya, seperti Shamdasani, et al., (2008) yang mengatakan bahwa
pelanggan yang merasa bahwa suatu produk atau jasa memiliki nilai akan
cenderung mengulangi transaksinya dengan penyedia layanan tersebut.
Di dalam penggunaan rekening bersama, pelanggan menganggap bahwa
rekening bersama berharga. Karena rekening bersama menyediakan pelayanan
dan manfaat yang dibutuhkan oleh pengguna internet khususnya para pelaku
di dalam jual beli online dengan pengorbanan yang mereka keluarkan.
Hipotesis kelima dari model penelitian ini menguji tentang hubungan
negatif yang terjadi antara perceived risk dengan intention to use. Secara
statistik, hipotesis (H5) dalam model penelitian ini terdukung. Hal tersebut
mencerminkan bahwa pada saat risiko diketahui akan muncul pertimbangan
dalam menggunakan rekening bersama.
Hasil pengujian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Pavlou dan
Gefen (2004) yang mengatakan risiko persepsian meningkatkan ekspektasi
negatif sehingga pada saat risiko diketahui akan muncul pertimbangan dalam
melakukan suatu aktivitas tanpa mempertimbangkan sikap mereka terhadap
aktivitas tersebut. Ketika para pelaku bisnis online menganggap risiko yang
ada tinggi, pengguna akan merasa tidak nyaman, mereka menjadi tidak yakin
dengan layanan rekening bersama, maka nat untuk menggunakan rekening
bersama menjadi berkurang.
Hipotesis H2 pada model penelitian ini menguji tentang hubungan positif
antara trust terhadap perceived value. Berdasarkan hasil uji kausalitas,
hipotesis kedua terdukung secara statistik. Hal tersebut menunjukkan bahwa
suatu jasa akan dianggap bermanfaat apabila ada kepercayaan dari pengguna
jasa tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Pavlu (2003) yang mengatakan adanya kepercayaan tersebut akan
meningkatkan manfaat persepsian yang dimiliki pengguna.
Dalam jual beli online, jasa yang ditawarkan tidak dapat diperoleh dengan
mudah. Terdapat harga atas jasa yang harus dibayar sehingga muncullah nilai
persepsian. Nilai persepsian sendiri berkaitan dnegan kepercayaan
(Sidersmukh, et al,. 2002; Pavlou dan Fygenson, 2006; Chen dan Lee, 2008;
Fiol et al., 2010).
Hipotesis H4 pada model penelitian ini menguji tentang hubungan negatif
antara trust terhadap perceived risk. Berdasarkan hasil uji kausalitas, hipotesis
keempat terdukung secara statistik. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanpa
adanya kepercayaan, para pengguna rekening bersama akan berpikir bahwa
rekening bersama akan memberikan risiko yang signifikan kepada mereka
yang menggunakannya. Karena bagi para pemula yang baru menggunakan
rekening bersama, terdapat risiko yang melekat di dalam penggunaan rekening
bersama. Rekening bersama merupakan sistem pembayaran pihak ketiga yang
direkomendasikan oleh situs Kaskus Online. Hanya rekening bersama yang
terdaftar pada forum tersebut yang dapat memberikan jaminan bagi para
pelaku jual beli online, sehingga para pemula dapat menelusuri pihak rekening
bersama yang terdaftar agar tidak terjadi yang diluar keinginan.
Di dalam transaksi online, banyak terjadi masalah teknis yang
mengakibatkan seseorang akan bertindak skeptism. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ganguly (2009) yang mengatakan
ketika melakukan transaksi online, seringkali munculnya masalah-masalah
teknis akan mengakibatkan pembeli mengalami kerugian karena penjual bisa
menolak untuk menanggung biaya-biaya yang muncul.
Hipotesis H6 pada model penelitian ini menguji tentang hubungan negatif
antara perceived risk terhadap perceived value. Berdasarkan hasil uji
kausalitas, hipotesis keenam terdukung secara statistik.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sebuah risiko akan mengakibatkan
pengguna layanan ini merasa bahwa ada pengorbanan lain yang harus
ditanggung menjadi tak sebanding dengan apa yang akan diterima. Hal ini
akan mengurangi nilai dari rekening bersama. Belum adanya undang-undang
yang membahas tentang penipuan di dalam dunia online, mengurangi nilai
dari penggunaan rekening bersama itu sendiri. Perceived risk berkaitan
dengan ketidaknyamanan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Chen dan Dubinsky (2003) yang mengatakan risiko persepsian akan
berperan penting untuk menentukan nilai persepsian ketika produk atau jasa
yang disediakan berharga.
Hipotesis H7 pada model penelitian ini menguji tentang hubungan antara
perceived security terhadap trust di dalam penggunaan rekening bersama.
Secara statistik, hipotesis ketujuh terdukung. Hal tersebut menunjukkan bahwa
keamanan merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan transaksi
online.
Rekening bersama berkepentingan dalam masalah keamanan yang hal
tersebut digunakan untuk menarik para pelaku bisnis agar tertarik
menggunakan rekening bersama. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ganguly, et al., (2009) menyatakan bahwa, persepsi
seseorang tentang keamanan suatu jaringan atau penyedia layanan, akan
mengakibatkan kepercayaan mereka terhadap penyedia layanan tersebut
meningkat.
Hipotesis H8 menyatakan bahwa perceived ease of use memiliki hubungan
positif terhadap trust pada penggunaan rekening bersama. Berdasarkan dari
hasil uji kausalitas, hipotesis H8 terdukung secara statistik. Hal tersebut
mencerminkan bahwa jika seseorang percaya bahwa layanan yang ada mudah
untuk digunakan, maka ia akan menggunakannya. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Davis (1986) yang menyatakan bahwa kemudahan
dalam penggunaan persepsian merupakan suatu kepercayaan tentang proses
dalam pengambilan keputusan.
4.5. Implikasi Penelitian
Bagi para pengguna internet yang melakukan aktivitas belanja online,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dalam
memanfaatkan layanan sistem pembayaran pihak ketiga, khususnya rekening
bersama. Agar para pelaku dalam jual beli online dapat bertransaksi dengan
leluasa. Temuan penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan kontribusi
dalam kajian sistem informasi.
Bagi pemilik situs yang menyediakan fasilitas ini agar lebih dapat
mengorganisir rekening bersama. Sehingga para pengguna yang akan
melakukan transaksi dapat lebih terlayani dengan baik dan dapat
meningkatkan kunjungan ke dalam situs itu sendiri. Sementara itu para
pemiliki akun rekening bersama agar lebih meningkatkan pelayanannya dan
memberikan jaminan yang lebih kepada para pengguna, agar para pelaku jual
beli online meningkatkan jumlah transaksinya.
Terkait dengan pemerintah yang memiliki wewenang khusus di dalam
peraturan, agar membuat undang-undang yang berhubungan dengan transaksi
yang terjadi di dunia maya. Sehingga para konsumen yang melakukan jual beli
online dapat lebih nyaman dalam melakukan aktivitas jual beli online.
Adanya temuan-temuan dalam penelitian ini dapat mendorong para
peneliti lain untuk menguji lebih lanjut dan lebih spesifik. Selain itu, hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif model untuk melakukan
pengujian kesuksesan dalam sistem informasi yang bersifat sukarela. Hasil
penelitian ini dapat dijadikan pengembangan penelitian sistem informasi
khususnya penelitian transaksi pembayaran yang dilakukan oleh pihak pelaku
bisnis melalui pihak ketiga di dalam jual beli online.
4.6. Temuan penelitian
Di dalam penelitian ini, terdapat para pengguna yang menginginkan
layanan yang serba instant, murah dan memberikan pelayanan maksimal.
Sehingga para konsumen mudah untuk dihasut di dalam transaksi jual beli
online. Tanpa mau menggunakan jasa pihak ketiga yang memberikan
keamanan dan kenyamanan dalam bertransaksi.
Tidak hanya itu, para penjual tidak ingin direpotkan dengan jangka waktu
transaksi apabila menggunakan rekening bersama. Di dalam penggunaan
rekening bersama terdapat beberapa pihak terkait. Yaitu pembeli, penjual dan
rekening bersama serta terdapat jasa pengiriman barang. Yang apabila barang
disepakati telah diserahkan kepada pihak pengirim, akan membutuhkan jangka
waktu tertentu hingga pihak pembeli mengkonfirmasi kepada rekening
bersama bahwa barang telah diterima. Dan pihak rekening bersama
meneruskan uang transaksi kepada pihak penjual.
Rekening bersama awalnya disebarkan melalui mouth to mouth, sehingga
masih banyak yang belum mengetahui manfaat dari rekening bersama. Salah
satu kepercayaan menggunakan rekening bersama didapatkan atas
rekomendasi orang yang pernah menggunakan rekening bersama dan
mendapatkan value dari penggunaannya. Tanpa adanya rekomendasi dari
konsumen yang telah menggunakan, rekening bersama akan sulit berkembang.
Resiko yang terdapat dalam penggunaan rekening bersama dapat ditekan
seminimal mungkin. Dengan adanya pengawasan dari pemilik situs terhadap
penyedia fasilitas rekening bersama. Tidak hanya itu, para pemiliki akun
rekening bersama diwajibkan untuk memberikan informasi pribadinya kepada
pihak pengelola situs. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan oleh
semua pihak.
Kenyamanan penggunaan rekening bersama sangat diutamakan penyedia
jasa. Pemilik akun rekening bersama memiliki sejumlah rekening di berbagai
lembaga keuangan, sehingga konsumen yang hanya memiliki satu rekening di
satu lembaga keuangan dapat lebih leluasa untuk melakukan aktivitas
transaksi kepada pemilik rekening bersama. Tidak hanya itu, penjual juga
dimudahkan dalam melakukan transaksi karena keberadaan rekening bersama
yang memiliki rekening di sejumlah lembaga keuangan.
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti secara empiris tentang
niat penggunaan rekening bersama di kalangan pengguna internet, terutama para
pelaku bisnis online yang dipengaruhi oleh kepercayaan. Pada penelitian ini,
hubungan kepercayaan berkaitan erat dengan niat penggunaan yang dipengaruhi
beberapa variabel.
Para pelaku belanja online mempertimbangkan kenyamanan dan
keamanan saat akan bertransaksi di dalam jual beli online. Apabila suatu jasa
pelayanan tidak dapat memberikan kenyamanan, para pengguna tidak akan
mempercayai layanan tersebut. Dikarenakan cenderung hanya ingin memberatkan
para konsumennya. Para pelaku belanja online di Indonesia lebih menginkan
sesuatu yang cepat, mudah, instan dan murah. Keamanan juga berlaku demikian,
yang apabila sebuah layanan tidak dapat memberikan jaminan keamanan, para
konsumen akan beralih kepada penyedia jasa lain yang dapat memberikan
jaminan lebih.
Model penelitian yang diajukan telah melalui proses uji kesesuaian model
(goodness of fit test). Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa model
penelitian ini sudah baik. Hal tersebut terlihat dari sebagian besar nilai pada
kriteria yang diujikan, seperti RMSEA, GFI, TLI dan CFI sudah baik. Hanya saja
nilai chi-square dan probabilitas belum memenuhi kriteria. Hal tersebut terjadi
karena besarnya jumlah sampel dan tidak seimbang dengan jumlah pertanyaan
yang diajukan. Sehingga, nilai probabilitas cenderung signifikan 0,000.
Dari hasil pengujian hipotesis menggunakan AMOS 21, semua hipotesis
terdukung. Kepercayaan, risiko persepsian dan nilai persepsian terbukti memiliki
pengaruh positif terhadap niat untuk menggunakan rekening bersama. Hasil
lainnya juga membuktikan bahwa kepercayaan memiliki hubungan positif
terhadap nilai persepsian. Hubungan negatif antara trust terhadap risiko persepsian
dan nilai persepsian juga terbukti. Dua hipotesis terakhir terkait dengan keamanan
persepsian dan kemudahan persepsian juga terdukung.
Dari hasil pengujian hipotesis tersebut, membuktikan bahwa kepercayaan
mempengaruhi niat untuk menggunakan rekening bersama. Hal ini sesuai dengan
hasil dari beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suh dan Han (2003);
Mahmood, et al,. (2004); Pavlou dan Gefen (2004); Everard dan Galleta (2005);
Ganguly, et al., (2009) yang menyatakan bahwa meningkatnya kepercayaan dari
pelanggan akan meningkatkan niat untuk bertransaksi. Dan dalam penelitian ini
peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa kepercayaan mempengaruhi niat
seseorang dalam menggunakan sebuah layanan jasa sistem pembayaran dalam
jual beli online, yakni rekening bersama.
5.2. keterbatasan Penelitian
Peneliti sulit untuk mendapatkan responden yang pernah melakukan
belanja online dan mengetahui tentang rekening bersama tetapi belum pernah
menggunakan rekening bersama. Hal tersebut terjadi karena, para responden
yang mengetahui tentang rekening bersama, kebanyakan telah
menggunakannya. Rekening bersama merupakan hal yang masih baru di
dalam jual beli online di Indonesia, sehingga masih sedikit orang yang
mengetahui tentang jasa transaksi ini.
5.3. Saran
Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan perbandingan kepecayaan
antara pengguna yang pernah memakai rekening bersama dengan pengguna
yang menggunakan jasa pihak ketiga yang lain. Penelitian selanjutnya dapat
langsung melakukan penelitian apabila mendapatkan informasi yang
berkenaan dengan sistem pembayaran yang baru. Dengan mereplikasi model
penelitian ini ataupun dengan menambah variabel yang ada yang berkaitan
dengan sistem pembayaran.
DaftarPustaka
Andersone, I., Sarkane, E.G. (2009), Behavioral Differences in Consumer Purchasing Behavior Between On Line and Traditional Shopping : Case of Latvia. Economics and Management, 2009.
Ashton, A.S., Scott, N., Solnet, D., Breakey, N. (2010) Hotel Restaurant Dining: The Relationship between Perceived Value and Intention to Purchase.Tourism and Hospitally Research.
Bhattacherjee, A. (2002). Individual Trust in Online Firms : Scale Development and Initial Test. Journal of Management Information System
Comegys,C., Vaisanen, J., Hanula, M. (2009). Effect of Consumer Trust and Risk on Online Purchase Decision-Making: A Comparison of Finish and United States Student. International Journal of Management.
Cowles, D.L., Kicker, P., and Little, M. (2002). Using Key Informant Insight as A Foundation for E-Retailing Theory Development. Journal of Business Research.
Chellappra, R.K (2005). Consumer’s Trust in Electronic Commerce Transaction:
The Role of Perceived Privacy and Perceived Security. Marshall School of Business, USC.
Chen, S.H., Lee, K.P. (2008) The Role of Personality Traits and Perceived Values in PersuasionL: An Elaboration Like hood Model Perspective on Online Shopping. Social Behavior and Personality.
Chen, Z., Dubinsky, A. J. (2003). A Conceptual Model of Perceived Customer Value in E-Commerce: A Preliminary Investigation. Psychology & Marketing.
Davis, F.D. (1986) Technology Acceptance Model for Empirically Testing New End-User Information System Teori and Results.
Eid, M. I. (2011). Determinants of E-Commerce Customer Satisfaction, Trust and Loyalty in Saudi Arabia.Journal of Electronic commerce Research.
Fuller, M. A., Serva, M. A., &Benamati, John. (2007) Seeing is Believing: The Transitory Influence of Reputation Information on E-Commerce Trust and Decision Making. Journal Compilation.
Furnel, S.M., Kaweni, T. (1999) Security Implications of Electronic Commerce: A Survey of Consumer and Business.Electronic Networking Applications and Policy.
Ghozali, Imam. (2008). AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program SPSS, BadanPenerbitUniversitasDiponegoro, Semarang.
Ginanjar, Dimas. (2010). Jawapos: Victor-Yulistias, pemegangRekeningBersamauntukBisnis Online, setahunterakhirtanganitransaksiRp 2 Miliar. Maret 2010, Surabaya
Gupta, S., Kim, H.W. (2010). Value-Driven Internet Shopping: The Mental Accounting Theory Perspective. Psychology and Marketing.
Hair, J., Blake, W., Babin, B., and Tatham, R. (2006).Multivariate Data Analysis. New Jersey: Prentice Hall
Hartono, J. (2008). MetodologiPenelitianSistemInformasi. Yogyakarta :Andi
Hartono, J. (2008). SistemInformasikeperilakuan (Revisied.). Yogyakarta: Andi
http://dailysocial.net/post/survei-markplus-insight-pengguna-internet-di-indonesia 55-juta
Jarvenpaa, S. L., Tractinsky, N. (1999). Consumer Trust in a Internet Store: A Cross Cultural Validation. Journal of Computer Mediated Communication.
Jarvenpaa, S. L., Shaw, T. R., Staples, D. S. (1999). Toward Contextualized Theories of Trust: The Role of Trust in Global Virtual Teams.
Jewels, T.J. danTimbrell, G.t. (2001) Toward a Definition of B2C and B2B E-Commerce.Proceedings of the 20th Australian on Information System.
Korda, A.P., Snoj, B (2010). Development, Validity and Reliability of Perceived Service Quality in Retail Banking and its Relationship with Perceived Value and Customer Satisfaction.Managing Global Transition
Kuan, H.H., Bock, W.G., Vathonophas, V. (2008). Comparing the Effect of Website Quality on Customer Initial Purchase and Continued Purchase ar E-Commerce Websites.Behavior Information Technology.
Lallmahamood, M. (2007). An Examination of Individual’s Perceived Security
and Privacy of the Internet in Malaysia and the Influence of This n Their
Intention to Use E-Commerce: Using an Extension of The Technology Acceptance Model, Journal of Internet Banking and Commerce.
Lee, M.K.O., Turban, E. (2001). A Trust Model for Consumer Internet Shopping, International Journal of Electronic Commerce.
Lin, H. F (2007) The Impact Website Quality Dimensions on Customer Satisfaction in The B2C E-Commerce Context. Total Quality Management.
Luo, X., Gurung, A., Shim, J.P. (2010) Understanding The Determinants of User Acceptance of Enterprise Instans Messaging: An Empirical Study.Journal of Organizational Computing and Electronic Commerce.
Malhotra, N.K., Kim, S.S., Agarwal, J. (2004). Internet user’ Information Privacy
Concern (IUIPC): The Construct, The Scale and a Causal Model. Information System Research.
McKnight, D. H., Cummings, L. L. and Chervany, N. L. (1998).Initial Trust Formation in New Organizational Relationship.Academy Management Review.
Owens, J. D. (2006) Electronic Business: A Business Model Can Make Difference. Institute of Management Services.
Pavlou, P.A. (2003) Consumer Acceptance of Electronic Commerce: Integrating Trust and Risk with The Technology Acceptance Model. International Journal of Electronic Commerce.
Pennington, R., Wilcox, H.D., Grover, V. (2003). The Role of System Trust in Business-to-Consumer Transaction.Journal of Management System.
Ruppel, C., Queen, L.U., Harrington, S.J. (2003). The Roles of Trust, Security,, and Type of E-Commerce Involvent. E-Service Journal.
Sekaran, U. (2006) MetodologiPenelitianUntukBisnis. Jakarta: PenerbitSalembaEmpat, edisi ke-4.
Shamdasani, P., Mukherjee, A., Malhotra N. (2008). Antecedents and Consequences of service Quality in Consumer Evaluation of Self-Service Internet Technologies.The Service Industries Journal.
Sirdesmukh, D., Singh, J., Sabol, B. (2002) Consumer Trust, Value and Loyalty in Relational Exchanges. Journal of Marketing.
Suh, B., Han, I (2003). The Impact of Customer Trust and Perception of Security Control n the Acceptance of Electronics Commerce.International Journal of Electronics Commerce.
Sweeney, J., Soutar, G. N., Johnson, L. W. (1999). The Role of Perceived Risk in the Quality-Value Relationship: A Study in a Retail Environment. Journal of Retailing.
Tam, K. Y., Ho, S.Y. (2007). A Smart Card Based Internet Micropayment Infrastructure : Technical Development and User Adoption. Journal of Organizational Computing and Electronic Commerce, 17,145-173
Turban, E., King, D., Mckay, J., Marshall, P., Lee, J., Viehland, D. (2008).Electronic Commerce 2008 :A Managerial perspective. New Jersey :Pearson Education International.
Wang, Y.S. (2008). Assessing e-commerce systems success: a respecification and validation of the DeLone and McLean model of IS Success. Info system Journal.
Wikrama, Aditya., (2011), Indonesia Forbes: 100 Most Powerful U.S. Venture Capitalists. Volume 2 issue, May 2011, hal. 82-83
www.rekber.com
www.kaskus.co.id
Yousafzai, S., Pallister. J., Foxall, G. (2009). Multi-Dimensional Role of Trust in Internet Banking Adoption.The Service Industries Journal
Zwass, V. (1996).Electronic Commerce: structures and Issues. International Journal of Electronic Commerce