Ppt PPOM

17
Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM) Disusun Oleh : Verawati Octavia 05200ID10040 II A

Transcript of Ppt PPOM

Page 1: Ppt PPOM

Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM)

Disusun Oleh :Verawati Octavia05200ID10040

II A

Page 2: Ppt PPOM

DEFINISI

• Penyakit Paru Obstruktif Kronik ( PPOK ) atau Penyakit Paru Obstruktif

Menahun (PPOM) adalah klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup

bronkitis kronis, bronkiektasis, emfisema dan asma. (Bruner & Suddarth,

2002).

• Penyakit Paru Obstruktif Kronik atau Chronic Obstructive Pulmonary

Disease (COPD) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk

sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh

peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran

patofisiologi utamanya.

Page 3: Ppt PPOM

Bronkhitis Kronis

Asma Bronkhiale Emfisema

PEMBAGIAN PPOM

Page 4: Ppt PPOM

1.Pengertian Bronkhitis Kronis

• Bronkitis kronis didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang

berlangsung 3 bulan dalam satu tahun selama 2 tahun berturut-turut.

(Bruner & Suddarth, 2002).

• Istilah bronchitis kronis menunjukkan kelainan pada bronchus yang

sifatnya menahun (berlangsung lama) dan disebabkan oleh berbagai

faktor, baik yang berasal dari luar bronchus maupun dari bronchus itu

sendiri, merupakan keadaan yang berkaitan dengan produksi mukus

trakeobronkial yang berlebihan sehingga cukup untuk menimbulkan

batuk dengan ekspektorasi sedikitnya 3 bulan dalam setahun untuk

lebih dari 2 tahun secara berturut-turut.

Page 5: Ppt PPOM

Patofisiologi Bronkhitis KronisAsap mengiritasi jalan nafas mengakibatkan hipersekresi lendir dan inflamasi. Karena

iritasi yang konstan ini, kelenjar-kelenjar yang mensekresi lendir dan sel-sel goblet

meningkat jumlahnya, fungsi silia menurun dan lebih banyak lendir yang dihasilkan.

Sebagai akibat bronkiolus dapat menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli yang

berdekatan dengan bronkiolus dapat menjadi rusak dan membentuk fibrosis,

mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveolar yang berperan penting dalam

menghancurkan partikel asing termasuk bakteri. Pasien kemudian menjadi lebih

rentan terhadap infeksi pernapasan. Penyempitan bronkial lebih lanjut terjadi

sebagai akibat perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya

mungkin terjadi perubahan paru yang ireversibel, kemungkinan mengakibatkan

emfisema dan bronkiektasis.

Page 6: Ppt PPOM

• Tanda dan Gejala Bronkitis Kronis• Batuk produktif, kronis pada bulan-bulan

musim dingin.

Page 7: Ppt PPOM

2. Pengertian Asma Bronkhiale

• Asthma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel

dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi

tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).

Asthma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon.

trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi

adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-

ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan (The American

Thoracic Society).

Page 8: Ppt PPOM

ETIOLOGI

Faktor predisposisi

•genetik

Faktor presipitasi

•Alergen•Perubahan cuaca•Stress•Lingkungan kerja•olahraga

Page 9: Ppt PPOM

KLASIFIKASI

•EKSTRINSIKalergi

•INTRINSIKNon alergi

•ASMA GABUNGAN

Alergi-non alergi

Page 10: Ppt PPOM

Patofisiologi Asthma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar

bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di

udara. Reaksi yang timbul pada asthma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang

yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam

jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada

asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang

berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka

antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel

mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat

anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan

bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding

bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos

bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.

Page 11: Ppt PPOM

MANIFESTASI KLINIS• Tingkat I :

– Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru.– Timbul bila ada faktor pencetus baik di dapat alamiah maupun dengan test

provokasi bronkial di laboratorium.• Tingkat II :

– Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas.

• Tingkat III :– Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.– Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang

kembali.• Tingkat IV :

– Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing.– Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas.

• Tingkat V :– Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma

akut yang berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai.

Page 12: Ppt PPOM

3. Pengertian Emfisema

• Emfisema didefinisikan sebagai suatu distensi

abnormal ruang udara diluar bronkiolus terminal

dengan kerusakan dinding alveoli. (Bruner &

Suddarth, 2002)

• Emfisema merupakan gangguan pengembangan

paru-paru yang ditandai oleh pelebaran ruang udara

di dalam paru-paru disertai destruksi jaringan (WHO).

Page 13: Ppt PPOM

Patofisiologi

• Pada emfisema beberapa faktor penyebab obstruksi jalan napas yaitu : inflamasi

dan pembengkakan bronki; produksi lendir yang berlebihan; kehilangan rekoil

elastik jalan napas; dan kolaps bronkiolus serta redistribusi udara ke alveoli yang

berfungsi.

• Karena dinding alveoli mengalami kerusakan, area permukaan alveolar yang

kontak langsung dengan kapiler paru secara kontinu berkurang, menyebabkan

peningkatan ruang rugi (area paru dimana tidak ada pertukaran gas yang dapat

terjadi) dan mengakibatkan kerusakan difusi oksigen. Kerusakan difusi oksigen

mengakibatkan hipoksemia. Pada tahap akhir penyakit, eliminasi karbondioksida

mengalami kerusakan, mengakibatkan peningkatan tekanan karbondioksida

dalam darah arteri (hiperkapnia) dan menyebabkan asidosis respiratorius.

Page 14: Ppt PPOM

Karena dinding alveolar terus mengalami kerusakan, jaring-jaring kapiler

pulmonal berkurang. Aliran darah pulmonal meningkat dan ventrikel

kanan dipaksa untuk mempertahankan tekanan darah yang tinggi dalam

arteri pulmonal. Dengan demikian, gagal jantung sebelah kanan (kor

pulmonal) adalah salah satu komplikasai emfisema. Terdapatnya kongesti,

edema tungkai, distensi vena leher atau nyeri pada region hepar

menandakan terjadinya gagal jantung.

Sekresi meningkat dan tertahan menyebabkan individu tidak mampu

untuk membangkitkan batuk yang kuat untuk mengeluarkan sekresi.

Infeksi akut dan kronis dengan demikian menetap dalam paru yang

mengalami emfisema memperberat masalah.

Page 15: Ppt PPOM
Page 16: Ppt PPOM

Tanda & Gejala

• Dispnea• Takipnea• Inspeksi : barrel chest, penggunaan otot bantu pernapasan• Perkusi : hiperresonan, penurunan fremitus pada seluruh bidang

paru• Auskultasi bunyi napas : krekles, ronchi, perpanjangan ekspirasi• Hipoksemia• Hiperkapnia• Anoreksia• Penurunan BB• Kelemahan

Page 17: Ppt PPOM

THANK YOUFOR ALL YOUR ATTENTION