Pra Proposal 1

download Pra Proposal 1

of 31

Transcript of Pra Proposal 1

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    1/31

    1

    STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO

    HIDRO (PLTMH) MENGGUNAKAN SOFTWARE TURBNPRO

    3.0 DI ALIRAN SUNGAI TAMBAK, SIWARAK DESA

    WATUAGUNG, TAMBAK, BANYUMAS

    KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

    TINGGI

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS TEKNIK

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

    PURWOKERTO

    2016

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    2/31

    2

    Daftar Isi

    Daftar Isi.................................................................................................................. 2 

    BAB I ...................................................................................................................... 3 

    PENDAHULUAN .................................................................................................. 3 

    1.1 

    Latar Belakang ........................................................................................ 3 

    1.2 

    Rumusah Masalah .................................................................................... 4 

    1.3 

    Batasan Masalah ....................................................................................... 5 

    1.4  Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5 

    1.5  Manfaat Penelitian .................................................................................... 5 

    1.6 

    Hipotesa .................................................................................................... 6 

    1.7 

    Sistematika Penulisan ............................................................................... 6 

    BAB II ..................................................................................................................... 7 

    TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 7 

    2.1  Penelitian Terdahulu ................................................................................. 7 

    2.2 

    Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ................................................. 7 

    2.5 

    Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro .......................... 14 

    2.5.1  Identifikasi Lokasi PLTMH ............................................................ 14 

    2.5.2  Pengukuran Debit Air ..................................................................... 14 

    2.5.3 

    Metode Pengukuran Jatuhan Air ( Head )......................................... 17 

    2.5.4 

    Perencanaan Bangunan Sipil PLTMH ............................................ 19 

    2.5.5  Mekanikal dan Elektrical ................................................................ 25 

    BAB III ................................................................................................................. 29 

    METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 29 

    3.1 

    Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 29 

    3.2 

    Alat dan Bahan ....................................................................................... 29 

    3.3 

    Tahapan Penelitian ................................................................................. 30 

    3.4  Jadwal Penelitian .................................................................................... 31 

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    3/31

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang

    Energi listrik merupakan bentuk energi sekunder yang paling praktis

     penggunaannya oleh manusia, dimana listrik dihasilkan dari proses konversi

    energi sumber energi primer seperti, potensial air, energi angin, minyak bumi,,

     batu bara panas bumi dan lain-lain. Penyediaan energi listrik sebagian besar masih

    mengandalkan penggunaan Bahan bakar minyak dan batubara, sementara

    kemampuan suplai bahan bakar minyak dan batubara terus menurun seiring

    dengan menipisnya cadangan bahan tambang tersebut di alam.

    Keterbatasan tenaga listrik merupakan salah satu permasalahan energi

    yang paling mendasar di Indonesia. Ketersediaan pembangkit listrik masih

    kurang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya daerah yang belum teraliri listrik.

    Maka dari itu, perlu adanya pembangkit listrik yang dapat menjangkau tempat

    terpencil yang ramah lingkungan dan harganya terjangkau.

    Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan alternatif

    sumber energi listrik bagi masyarakat, PLTMH memberikan banyak keuntungan

    terutama bagi masyarakat pedalaman di seluruh Indonesia. Disaat sumber energi

    lain mulai menipis dan memberikan dampak negative berupa polusi, maka air

    menjadi sumber energi yang sangat penting karena dapat dijadikan sumber energi

     pembangkit listrik yang murah dan tidak menimbulkan polusi.

    Indonesia dialiri oleh banyak sungai dan keberadaan sungai tersebut belum

    dimanfaatkan secara optimal. Lokasi sungai-sungai ini juga kebanyakan terletak

    di desa-desa dan dareah terpencil. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

    (PLTMH) merupakan pilihan yang tepat untuk memanfaatkan sungai-sungai di

    daerah yang belum dialiri listrik.

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    4/31

    4

    Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah suatu sistem

     pembangkit listrik yang dapat mengubah potensi air dengan ketinggian dan debit

    tertentu menjadi tenaga listrik dengan menggunakan turbin air dan generator.

    Sistem seperti ini dipasang pada sungai kecil dan tidak memerlukan dam yang

     besar sehingga dampaknya sangat kecil terhadap lingkungan.

    Pemerintah juga telah membuat peraturan perundangan yang menunjang

    investasi dalam bidang PLTMH yaitu Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 2005

    tentang Ketenagalistrikan disebutkan, guna menjamin ketersediaan energi primer

    untuk pembangkit tenaga listrik, diprioritaskan penggunaan sumber energy

    setempat dengan kewajiban mengutamakan pemanfaatan sumber energi

    terbarukan. Dengan demikian sudah selayaknya mulai mengembangkan potensi

    PLTMH. Akan tetapi dalam pembangunan suatu PLTMH harus memperhatikan

     beberapa aspek diantaranya adalah aspek teknis, aspek lingkungan, dan aspek

    ketersediaan sumber energi.

    Rencana proyek PLTMH ini berada di Siwarak secara umum dapat

    direalisasikan pembangunannya baik atas pertimbangan sosial dan perkiraan

    kebutuhan pemakaian listrik di daerah tersebut. di Siwarak mengalirkan debit

    yang dapat diandalkan sepanjang tahunnya, dan memiliki kontur yang sesuai

    dengan teknis perencanaan untuk dibangun PLTMH. Dengan kondisi demikian,

    ada kemungkinan air yang belum dimanfaatkan tersebut digunakan untuk

    membangkitkan listrik. Listrik yang dihasilkan dimaksudkan untuk memenuhi

    kebutuhan energi listrik masyarakat Siwarak Kecamatan Tambak Kabupaten

    Banyumas.

    1.2 

    Rumusah Masalah

    1.  Seberapa besar potensi debit dan jatuhan air(head) yang terukur di

    lokasi perencanaan PLTMH di Siwarak Desa Watuagung,

    Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas Jawa Tengah?

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    5/31

    5

    2. 

    Bagaimanakah menentukan jenis turbin dan generator PLTMH yang

    sesuai dengan karakteristik aliran sungai di siwarak desa

    Watuagung?

    3. 

    Bagaimana spesifikasi teknis peralatan elektrik-mekanik PLTMH?

    1.3 

    Batasan Masalah

    1.  Pembahasan di sisi teknis hanya menjelaskan prinsip kerja

    komponen-komponen penyusun PLTMH dan faktor yang

    mempengaruhiya.

    2. 

    tidak membahas sinkronisasi tegangan, frekuensi dan fasa dengan

     jala-jala PLN

    3.  Tidak membahas detail tentang distribusi energi listrik

    1.4  Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah :

    1.  Melakukan pemanfaatan sumber daya air yang potensial di sungai

    desa Watuagung.

    2.  Mengetahui potensi sumber energi listrik dari sungai di Desa

    Watuagung.

    3.  Melakukan analisis terhadap kebutuhan turbin dan generator

    PLTMH sesuai dengan potensi dari sungai di Desa Watuagung.

    1.5 

    Manfaat Penelitian

    Hasil yang diperoleh dari tugas akhir ini diharapkan dapat memberi

    manfaat sebagai berikut:

    1.  Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pemerintah daerah

    kabupaten Banyumas dalam pengembangan PLTMH di desa

    Watuagung dan juga desa-desa lain di kabupaten Banyumas yang

    masih krisis listrik.

    2. 

    Dapat dijadikan referensi pada penelitian selanjutnya tentang

     pemanfaatan potensi air sebagai sumber pembangkit tenaga listrik.

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    6/31

    6

    1.6  Hipotesa

    Sungai di Siwarak, Desa Watuagung, Kecamatan Tambak, KabupatenBanyumas memiliki potensi sebagai sumber energy potensial yang dapat

    dimanfaatkan untuk digunakan pada pembangkit listrik tenaga mikro Hidro.

    Walaupun Siwarak, Desa Watuagung, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas

    telah teraliri listrik dari PLN namun sekiranya dengan memanfaatkan sumber daya

    alam yang ada dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

    1.7 

    Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada Bab ini, akan dibahas tentang judul, latar belakang, perumusan

    masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis dan

    sistematika penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini membahas tentang studi pustaka yang menjadi dasar penelitian

    tentang perencanaan pembangkit listrik tenaga mikro hidro.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Bab ini membahas tentang lokasi dan waktu penelitian, alat dan objek

     penelitian, tahap-tahap penelitian, alur penelitian, jadwal pelaksanaan penelitian

    dan bentuk keluaran yangdiharapkan.

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada Bab ini, berisi tentang analisis terhadap data yang telah diperoleh

    dilapangan. 

    BAB V PENUTUPPada Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan secara keseluruhan dan

    saran-saran dari hasil pembahasan. 

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    7/31

    7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1  Penelitian Terdahulu

    Dalam beberapa jurnal penelitian telah banyak dibahas mengenai sistem

    hybrid antara Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Pembangkit Listrik Tenaga

    Surya, hal ini dapat dilihat dari beberapa jurnal sebagai berikut:

    1.  Setyo Kasworo (2015) dengan judul “Studi Potensi Dan Perancangan

     Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (Pltmh) Di Aliran Sungai

     Banjaran Desa Kebumen, Baturraden, Banyumas Sebagai Desa

     Mandiri Energi”.  Penelitian ini untuk mengetahui potensi sungai

     banjaran yang ada di desa Kebumen, Baturaden, Banyumas sebagai

    Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro(PLTMH).

    2.  Galih Permana Putra (2012) dengan Judul “Perancangan Pembangkit

     Listrik Tenaga Piko Hidro (Pltph) Menggunakan Software Homer 2.68

     Beta Berdasarkan Potensi Debit Dan Tinggi Jatuh Air Di Aliran

    Sungai Curug Desa Watuagung, Tambak- Banyumas”.  Penelitian ini

    tentang perencanaan system PLTMH yang mempunyai back-up berupa

     Diesel Generator  untuk menjaga kontinuitas penyaluran energi listrik

    dengan bantuan software Homer 2.68.

    2.2 

    Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

    Pembangkit Listrik Tenaga Mikro-hidro (PLTMH), merupakan suatu

     pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai

     penggeraknya. Air yang menjadi sumber tenaga untuk menghasilkan energi listrik

     bisa berasal dari berbagai tempat, misalnya saluran irigasi, sungai atau air terjun

    alam, dengan cara memanfaatkan tinggi jatuhan air (head, dalam meter) dan

     jumlah debit airnya (m3/detik).

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    8/31

    8

    Gambar 1 Bagan Keseluruhan PLTMH

    Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), mempunyai kelebihan

    dalam hal biaya operasi yang rendah jika dibandingkan dengan Pembangkit

    Listrik Tenaga Diesel (PLTD), karena mikro hidro memanfaatkan energi sumber

    daya alam yang dapat diperbarui, yaitu sumber daya air serta dengan ukurannya

    yang kecil penerapan mikro hidro relatif mudah dan tidak merusak lingkungan.

    Secara teknis, mikrohidro mempunyai tiga komponen utama yaitu air

    sumber energi, turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu

    disalurkan dengan ketinggian tertentu melalui pipa pesat menuju rumah instalasi

    (powerhouse). Di rumah instalasi, air tersebut akan menumbuk turbin sehingga

    akan menghasilkan energi mekanik berupa berputarnya poros turbin. Putaran

     poros turbin ini akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik

    PLTMH termasuk sumber energi terbarukan dan layak disebut dengan clean

    energi karena ramah lingkungan. Dari segi teknologi, PLTMH memiliki

    konstruksi yang masih sederhana dan mudah dioperasikan serta mudah dalam

     perawatan dan penyediaan suku cadang. Dari segi ekonomi, biaya operasi dan

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    9/31

    9

     perawatannya relatih murah sedangkan investasinya cukup bersaing dengan

     pembangki listrik lainnya. Secara sosial, PLTMH lebih mudah diterima

    masyarakat luas dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya.

    2.3  Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

    1.  Dam/Bendung pengalih intake ( Diversion Weir dan Intake)

    Bendung berfungsi untuk menaikkan/mengontrol tinggi air dalam

    sungai secara signifikan sehingga memiliki jumlah air yang cukup untuk

    dialihkan ke dalam intake pembangkit mikro hidro di bagian sisi sungai ke

    dalam sebuah bak pengendap (Settling Basin). Sebuah bendung dilengkapi

    dengan pintu air untuk membuang kotoran/lumpur yang mengendap.

    Perlengkapan lainnya adalah penjebak/saringan sampah. PLTMH umumnya

    merupakan pembangkit tipe run off river sehingga bangunan bendung dan

    intake dibangun berdekatan. Dengan pertimbangan dasar stabilitas sungai

    dan aman terhadap banjir, dapat dipilih lokasi untuk bendung (Weir) dan

    intake.

    Tujuan dari intake adalah untuk memisahkan air dari sungai ataukolam untuk dialirkan ke dalam saluran, penstock atau bak penampungan.

    Tantangan utama dari bangunan intake adalah ketersediaan debit air yang

     penuh dari kondisi debit rendah sampai banjir. Juga sering kali adanya

    lumpur, pasir dan kerikil atau puing-puing dedaunan pohon sekitar sungai

    yang terbawa aliran sungai.

    Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi

    Bendung (Weir ) dan Intake, antara lain :

    a.  Jalur daerah aliran sungai

    Lokasi bendung (Weir ) dan intake dipilih pada daerah aliran sungai

    dimana terjamin ketersediaan airnya, alirannya stabil, terhindar banjir dan

     pengikisan air sungai.

     b.  Stabilitas lereng yang curam

    Oleh karena pemilihan lokasi PLTMH sangat mempertimbangkan

     jatuhan air (head), sudah tentu pada lokasi lereng atau bukit yang curam.

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    10/31

    10

    Dalam mempertimbangkan lokasi bangunan Bendung (Weir ) dan Intake

    hendaknya mempertimbangkan stabilitas sedimen atau struktur tanahnya

    yang stabil.

    c. 

    Memanfaatkan fasilitas saluran irigasi yang ada di pedesaan.

    Pemanfaatan ini dapat dipertimbangkan untuk efisiensi biaya

    konstruksi, karena sudah banyak sungai di pedesaan telah dibangun

    konstruksi sipil untuk saluran irigasi.

    d.  Memanfaatkan topografi alami seperti kolam dan lain-lain.

    Penggunaan kealamian kolam untuk intake air dapat memberikan

    keefektifan yang cukup tinggi untuk mengurangi biaya, disamping itu juga

    membantu menjaga kelestarian alam, tata ruang sungai dan ekosistem

    sungai yang perlu diperhatikan adalah keberlanjutan kolam dan pergerakan

    sedimen.

    e.  Level volume yang diambil (Tinggi Dam) dan level banjir

    Karena pembangunan bendung/dam inatek pada bagian yang sempit

    dekat sungai, maka level banjir pada daerah itu lebih tinggi sehingga

    diperlukan daerah bagian melintang dam yang diperbesar untuk kestabilan.

    2.  Bak Pengendap (Settling Basin)

    Fungsi bangunan bak pengendap ini adalah untuk :

    a.  Penyalur yang menghubungkan intake dengan bak pengendap sehingga

     panjangnya harus dibatasi.

     b. 

    Mengatur aliran air dari saluran penyalur sehingga harus mencegah

    terjadinya kolam pusaran dan aliran turbulen serta mengurangi

    kecepatan aliran masuk ke bak pengendap sehingga perlu bagian

    melebar.

    c.  Sebagai tempat untuk mengendapkan sedimen dimana untuk detil

    desainnya perlu dihitung dengan formulasi hubungan panjang bak,

    kedalaman bak, antara kecepatan pengendap, dan kecepatan aliran.

    d.  Sebagai penimbunan sedimen, sehingga harus didesain mudah dalam

     pembuangan sedimen.

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    11/31

    11

    e. 

    Sebagai spillway yang mengalirkan aliran masuk ke bagian bawah

    dimana mengalir dari intake.

    3.  Saluran Pembawa ( Head Race)

    Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga

    elevasi dari air yang disalurkan.Ada berbagai macam saluran pembawa,

    antara lain terowongan, saluran terbuka dan saluran tertutup.Konstruksi

    saluran pembawa dapat berupa saluran tertutup ataupun saluran terbuka

     berupa pasangan batu kali bahkan hanya berupa tanah yang digali. Pada

    saluran yang panjang perlu dilengkapi dengan saluran pelimpah pada jarak

    tertentu. Ini untuk menjaga jika terjadi banjir maka kelebihan air akan

    terbuang melalui saluran tersebut.

    4.  Bak Penenang ( Head Tank )

    Bak penenang berfungsi sebagai penyaring terakhir untuk menyaring

     benda-benda yang masih tersisa dalam aliran air, dan merupakan tempat

     permulaan pipa pesat (penstock) yang mengendalikan aliran menjadi

    minimum sebagai antisipasi aliran yang cepat pada turbin tanpa menurunkan

    elevasi muka air yang berlebihan dan menyebabkan arus baik pada saluran.

    5.  Pipa Pesat ( Penstock )

    Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke

    sebuah turbin air. Kondisi topografi dan pemilihan skema PLTMH

    mempengaruhi tipe pipa pesat ( penstock ). Umumnya sebagai saluran ini

    harus didesain/dirancang secara benar sesuai kemiringan (head) sistem

    PLTMH. Pipa penstock merupakan salah satu komponen yang mahal dalam

     pekerjaan PLTMH, oleh karena itu desainnya perlu dipertimbangkan

    terhadap keseimbangan antara kehilangan energi dan biaya yang diperlukan.

    Parameter yang penting dalam desain pipa penstock terdiri dari material

    yang digunakan, diameter dan ketebalan pipa serta jenis sambungan yang

    digunakan.

    6.  Turbin dan Generator

    Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis.

    Energi mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik.

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    12/31

    12

    Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air

    menjadi energi mekanis. Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan

    digunakan secara luas untuk tenaga industri untuk jaringan listrik.

    Sekarang lebih umum dipakai untuk generator listrik. Turbin kini

    dimanfaatkan secara luas dan merupakan sumber energi yang dapat

    diperbaharukan.

    Turbin air dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara, namun

    yang paling utama adalah klasifikasi turbin air berdasarkan cara turbin air

    tersebut merubah energi air menjadi energi puntir. Berdasarkan klasifikasi

    ini, maka turbin air dibagi menjadi dua yaitu :

    1.  Turbin impuls

    Yang dimaksud dengan turbin impuls adalah turbin air yang cara

     bekerjanya dengan merubah seluruh energi air (yang terdiri dari

    energy potensial + tekanan + kecepatan) yang tersedia menjadi energi

    kinetic untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi puntir.

    Contoh: turbin Pelton.

    2. 

    Turbin reaksi

    Yang dimaksud dengan turbin reaksi adalah turbin air yang cara

     bekerjanya dengan merubah seluruh energi air yang tersedia menjadi

    energi puntir.

    Turbin air reaksi dibagi menjadi dua jenis yaitu:

      Francis

      Propeller

    2.4  Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

    Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) memiliki prinsip

    kerja yang sama dengan Pembangkit Litrik Tenaga Air (PLTA) yaitu

    dengan memanfaatkan beda ketinggian air. Perbedaan ketinggian air akan

    menyebabkan adanya suatu aliran air dari tempat yang lebih tinggi ke

    tempat yang lebih rendah dengan bantuan gravitasi. Aliran air ini digunakan

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    13/31

    13

    untuk memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Pada

    PLTMH aliran air yang digunakan dapat berupa saluran irigasi, sungai

    ataupun air terjun.

    Pada saluran air yang digunakan sebagai sumber PLTMH terdapat

     penyaringan sampah untuk menyaring kotoran yang mengambang diatas air,

    kolam pengendap untuk mengendapkan kotoran, saluran pembuangan untuk

    membuang kelebihan air yang mengalir melalui saluran akibat banjir. Akhir

    dari saluran pembuangan adalah sebuah kolam penenang ( forebay tank )

    yang berfungsi untuk mengendapkan dan menyaring kembali air agar

    kotoran tidak masuk dan merusak turbin. Selain itu kolam penenang ini

     berfungsi juga untuk menenangkan aliran air yang akan masuk ke dalam

     pipa pesat( penstock ). Besar volume air yang masuk ke pipa pesat diatur

    melalui pintu pengatur. Pipa pesat ini akan mengalirkan air ke turbin yang

    terhubung dengan generator. Turbin pada proses pembangkitan listrik ini

     berputar karena adanya pengaruh energi potensial air yang mengalir dari

     pipa pesat dan mengenai sudu-sudu turbin. Berputarnya turbin kemudianakan mengakibatkan generator juga berputar sehingga generator dapat

    menghasilkan listrik sebagai keluarannya.

    Besarnya daya listrik yang masuk ke turbin secara matematis

    dituliskan sebagai berikut :

    Pin turbin = ρ.Q.h.g (Watt)

    secara matematis daya real yang dihasilkan dari pembangkit adalah

    sebagai berikut (JICA, 2003):

    Preal = ρ × Q × h × g × ηtotal 

    Dimana :

    Pin turbin = Daya masukan ke turbin (kW)

    Preal = Daya sebenarnya yang dihasilkan (kW)

    Ρ  = Massa jenis fluida (1000 kg/m3)

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    14/31

    14

    Q = Debit air (m3/s)

    H = Ketinggian efektif (m)

    G = Gaya gravitasi (m/s2)

    η total = η konstruksi sipil × η  penstock × η turbin × η generator ×

    η sistem kontrol × η  jaringan × η trafo

    2.5 

    Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

    2.5.1  Identifikasi Lokasi PLTMH

    Identifikasi lokasi pembangkit listrik tenaga mikro hidro ini

     bertujuan untuk mengetahui lokasi dan informasi yang terkait untuk

     pembangunan pembangkit listrik serta evaluasi kelayakan dari pembangkit

    listrik tenaga mikro hidro.

    Pada identifikasi lokasi ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:

    1.  Pengumpulan data referensi dasar berupa peta topografi dan curah

    hujan

    2.  Pengukuran data debit air

    3.  Perencanaan lokasi konstruksi sipil berupa intake,rute saluran air, dan

    lain-lain.

    4. 

    Melakukan penilaian kelayakan dari lokasi-lokasi yang akan

    digunakan

    2.5.2  Pengukuran Debit Air

    Debit air adalah adalah banyaknya volume air yang mengalir pada

    suatu tempat/saluran pada satu satuan waktu tertentu. Besamya aliran tiap

    waktu atau disebut dengan debit, akan tergantung pada luas tampang aliran

    dan kecepatan aliran rerata. Pendekatan nilai debit dapat dilakukan dengan

    cara mengukur tampang aliran dan mengukur kecepatan aliran tersebut.

    Pengukuran debit air dapat dilakukan dengan beberapa metode

    antara lain:

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    15/31

    15

    1. 

    Metode dengan current meter

    Current meter   yang digunakan untuk mengukur aliran

    sungai adalah tipe sekrup. Tetapi sekarang, sebuah current meter

    elektromagnetik yang tidak memiliki bagian yang berputar.

    Current meter ini sesuai untuk menguukur aliran sungai pada

    sebuah lokasi hidro skala kecil. Ukurannya ringan, dan dapat

    digunakan mengukur pada sungai yang dangkal.

    Gambar 2 Pengukuran kecepatan aliran air dengan current

    meter  

    2.  Metode Pengukuran Pelampung

    Pengukuran pelampung adalah pengukuran dengan prinsip

    mencari besarnya waktu yangdiperlukan untuk bergeraknya

     pelampung pada sepanjang jarak tertentu. Kecepatan rata-rata

    arus dicari menggunakan pembagian antara nilai panjang jarak

    dibagi dengan waktu tempuhnya. Kecepatan arus (V) dapat

    dihitung dengan L/T (m/detik).

    Rumus perhitungan aliran arus :

    Vm = C×Vmean

    Diamana :

    Vm = Kecepatan aliran arus akhir

    Vmean = Kecepatan aliran arus rata-rata

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    16/31

    16

    C = faktor pengali

    o  Saluran beton dengan bagian melintangnya

    seragam = 0.85

    o  Arus kecil dimana dasar sungainya rata = 0.65

    o  Aliran dangkal (sekitar 0.5m) = 0.45

    o  Dangkal dan dasar sungai tidak rata = 0.25 

    Gambar 3 Pengukuran kecepatan arus dengan pelampung

    3. 

    Metode Pengukuran Dam

    Metode pengukuran dam dilakukan apabila debit air kecil

    dan penggunaan current meter atau metode pengukuran

     pelampung tidak mungkin dilakukan. Metode ini mengharuskan

    untuk membuat dam/bending dengan ukuran sehingga debit air

    dapat diukur dengan mengukur kedalaman limpahan air pada

    dam sungai.

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    17/31

    17

    Gambar 4 Metode Pengukuran Dam

    Pada metode ini, debit air dapat diperoleh dengan rumus

     berikut.

    Q = C . L . h1.5 

    C = 1.838 ( 1+ (0.0012/h) ) ( 1 –  ( (h . L)1/2 ) / 10) )

    Diamana:

    Q :  Debit air (m3/s)

    C:Koefisien debit air

    L:Lebar bukaan dari dam (m)

    h : Kedalaman limpahan air (m)

    2.5.3  Metode Pengukuran Jatuhan Air (Head )

    Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki

     perbedaan ketinggian tertentu. Pada dasarnya, mikrohidro

    memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah

    menjadi energi listrik.

    Pengukuran tinggi jatuhan air (head ) dapat dilakukan dengan

     beberapa metode, antara lain:

    1.  Metode Penggunaan Selang Transparan

    Metode ini digunakan untuk lokasi head rendah, selama itu

    murah dan ketepatannya dapat diterima secara rasional. Untuk

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    18/31

    18

    mendapatkan ketinggian dari dua titik, mengukur perbedaan level air

    dari air yang diisikan ke dalam selang transparan pada dua titik.

    Gambar 5 Metode Penggunaan selang transparan

    2.  Metode waterpas dan papan plank

    Metode ini menggunakan sebuah papan kayu dan sebuah

    waterpas. Waterpas ini digunakan untuk mengukur tingkat horizontal

    dari papan kayu, kemudian sebuah meteran untuk mengukur tinggi

    ujung papan kayu dengan permukaan tanah.

    Gambar 6 Metode Waterpas dan Papan Plank

    3.  Metode Penggunaan Altimeter

    Metode ini dilakukan dengan bantuan alat altimeter yang

     bekerja dengan mengukur tekanan atmosfir. Altimeter digunakan

    dengan membawanya pada dua titik yang berbeda ketinggian,

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    19/31

    19

    kemudian selisih ketinggian dari dua titik tersebut merupakan beda

    ketinggiannya.

    Gambar 7 Altimeter

    4. 

    Metode Meteran Pandang

    Metode ini menggunakan bantuan clinometer untuk mengukur

    sudut kemiringan lereng. Untuk mengetahui ketinggiannya

    diperlukan sudut vertical yang diukur dengan clinometer dan sebuah

     jarak hipotenus yang diukur dengan sebuah meteran.

    Gambar 8 Metode Meteran Pandang

    2.5.4  Perencanaan Bangunan Sipil PLTMH

    Bangunan sipil pada PLTMH berguna untuk mengalirkan

    aliran air sungai menuju instalasi pembangkit sebelum akhirnya

    digunakan untuk menggerakkan turbin. Bangunan sipil ini terdiri

    dari:

    1.  Bendungan (weir) dan intake

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    20/31

    20

    Bendungan untuk instalasi PLTMH terdiri dari

     berbagai variasi tipe yang dapat dipilih dan digunakan

    sesuai dengan kebutuhan dan tentunya atas pertimbangan

    dana yang tersedia. Bendungan tersebut berfungsi untuk

    menampung aliran air sungai. Sebuah bendungan

    dilengkapi dengan pintu air untuk membuang

    kotoran/lumpur yang mengendap.

    Terdapat beberapa jenis tipe dasar dam intake,

    diantaranya:

    Tabel 1 Tipe Dam Intake

    Tipe Gambar

    Dam

    Beton

    Graviti

    Dam

    Beton

    Apung

    Dam

    Tanah

    Dam

    Urugan

    Batu

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    21/31

    21

    DamPasangan

    Batu

    Basah

    Dam Batu

    Bronjong

    Dan Batu

    Bronjong

    Diperkuat

    Beton

    Dam Kayu

    Dam

    Bingkai

    Kayu

    Dengan

    Kerikil

    2.  Bak Pengendap

    Bak pengendap tidak hanya mempunyai struktur

    yang hanya mampu untuk menempatkan dan

    memindahkan sedimen yang ukurannya lebih besar dari

    ukuran minimum yang dapat merusak turbi, tetapi juga

    suatu saluran pelimpah untuk menjaga agar debit air yang

     berlebih tidak mengalir ke saluran air.

    Bagian dari bak pengendap dan fungsinya adalah

    sebagai berikut.

    1) 

    Bagian Penyalur

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    22/31

    22

    Bagian penyalur menghubungkan

    intake dengan bak pengendap. Ini diperlukan

     bahwa bagian penyalur harus membatasi

     panjangnya.

    2)  Bagian Melebar

    Bagian ini mengatur aliran air dari

    saluran penyalur ke pencegah terjadinya

    kolam pusaran dan aliran turbulen dan

    mengurangi kecepatan aliran masuk ke bak

     pengendap untuk menentukan kecepatan

    sebelumnya.

    3)  Bagian Pengendap

    Fungsi dari bagian ini adalah untuk

    menempatkan sedimen diatas ukuran dan

     panjang tertentu yang kemudian dihitung

    dengan menggunakan formula yang

    didasarkan pada hubungan antara kecepatan

     pengendapan, kecepatan aliran dalam bak

     pengendap dan kedalaman air.

    3.  Saluran Pembawa

    Terdapat dua tipe saluran pembawa ini yaitu:

    1) 

    Saluran Terbuka

    Gambar

    Ke

    untungan

    -  Relative murah

    -  Konstruksinya mudah

    Ke

    lemahan

    -  Kemungkinan aliran sedimen dari

    lereng diatasnya

    -  Tingginya tingkat jatuh daun -

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    23/31

    23

    daunan, dll.

    Ciri Khas

    -  Saluran tanah sederhana

    -  Jalur saluran (jalur pasangan batu

     basah atau kering, jalur beton)

    -  Pagar Saluran ( terbuat dari kayu,

     beton atau tembaga)

    -  Jalur saluran berbentuk lembaran

    -  Saluran berbentuk setengah

    tabung (seperti pipa –  pipa yang

     berbelok -belok, dll)

    2) 

    Saluran tertutup

    Gambar

    Ke

    untungan

    Pada umumnya volume

     pekerjaan tanahnya besar.

    -  Rendahnya rata - rata

    sedimen dan daun - daunan

    yang jatuh disaluran.

    Ke

    lemahan

    -  Sulitnya merawat dan

    meninjau saluran, termasuk

     pembersihan dan

     perbaikkannya.

    Ciri Khas

    -  Tabung yang dipendam

    (Hume, PVC or FRPM)

    Pagar saluran dengan

    tutupnya.

    4. 

    Bak Penenang

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    24/31

    24

    Bak penenang merupakantempat yang digunakan

    untuk melakukan pemisahan sampah terakhir dalam air

    serta mengontrol perbedaan debit dalam penstock dan

    sebuah saluran pembawa karena fluktuasi beban.

    Kapasitas bak penenang

    Vsc = As×dsc = B×L×dsc 

    dimana,

    As  : area bak penenang

    B : lebar bak penenang

    L : panjang bak penenang

    Dsc  : kedalaman air dari kedalaman aliran yang

    sama dari sebuah saluran ketika

    menggunakan debit maksimum (h0)

    menuju kedalaman kritis dari ujung tanggul

    untuk menjebak pasir dalam sebuah bak

     penenang (hc)

    Gambar 9 Bak penenang

    5.  Pipa Pesat ( Penstock )

    Pipa pesat digunakan untuk mengalirkan air untuk

    menggerakkan turbin yang berasal dari bak penenang.

    Bahan utama pipa pesat adalah pipa –  pipa baja, pipa –  pipa

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    25/31

    25

    ductile dan pipa FRPM (fibre reinforced plastic multi-

    unit), sedangkan pembangkit tenaga air skala kecil

    menggunakan pipa  –   pipa hard vinyl chloride, pipa –  pipahowell atau pipa-pipa spiral welded dapat

    dipertimbangkan karena diameternya kecil dan tekanan

    internalnya relatif rendah

    6.  Rumah Pembangkit

    Rumah pembangkit dapat diklasifikasikan ke dalam

    “tipe diatas tanah‟, “tipe semi-dibawah tanah‟ dan ; tipedibawah tanah‟. Sebagian besar pembangkit listrik tenagaair skala kecil adalah “tipe diatas tanah‟ Dimensi untuk

    lantai rumah pembangkit seperti peralatan dasar dan pendukung harus memperhitungkan kenyamanan selama

    operasi, perawatan dan pekerjaan pemasangan.

    Berbagai tipe pondasi rumah pembangkit dapat

    dipertimbangkan tergantung pada tipe turbin.

    Bagaimanapun tipe pondasi untuk rumah pembangkit

    dapat diklasifikasikan ke dalam “untuk Turbin Impulse‟(seperti turbin Pelton, turbin Turgo dan turbin Crossflow)

    dan “untuk Turbin Reaction‟ (turbin Francis, turbinPropeller).

    2.5.5  Mekanikal dan Elektrical

    1.  Turbin Air

    Turbin air berperan untuk mengubah energi air (energi potensial,

    tekanan dan energi kinetic) menjadi energi mekanik dalam bentuk

     putaran poros. Putaran poros turbin ini akan diubah oleh generator

    menjadi tenaga listrik.

    Ada beberapa tipe turbin air, diantaranya

    1) 

    Turbin ImpulsPada jenis turbin ini, runner berputar karena adanya pukulan

    dari pancaran air yang memiliki kecepatan, dimana tekanan telah

    dikumpulkan dari tekanan ketinggian pada saat pemancaran dari

    nozzle. Yang termasuk dalam jenis turbin ini yaitu

    -  Turbin Crossflow

    -  Turbin Pelton

    -  Turbin Turgo

    2)  Turbin Reaksi

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    26/31

    26

    Jenis turbin ini, runner berputar karena adanya tekanan dari

    aliran air. Yang merupaka turbin jenis reaksi adalah

    Turbin Kaplan

    -  Diagonal Mixed Flow

    -  Turbin Tubular

    -  Turbin Straight Flow (Tipe Package)

    -  Turbin Turgo impulse

    -  Turbin Reverse pump

    Output dari turbin dapat dihitung dengan rumus berikut:

    Pmax = 9.8 x He x Qmax x  

    Dimana,

    Pmax : output maksimum (kW)

    He : head efektif (m)

    Qmax  : debit maksimum (m3/s)

      : efisiensi maksimum turbin (%)

    Pemilihan sebuah turbin air yang baik tergantung pada:

    -  Head yang tersedia

    -  Debit air yang tersedia

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    27/31

    27

    Dalam perencanan turbin parameter yang mendasari adalah kecepatan

    spesifik turbin (Ns) dan kecepatan putar/sinkron (n) dimana kedua

     parameter tersebut dihitung dengan persamaan (USBR,1976: 14):

     Ns = n√ 

    ⁄ 

    n =

     

    Dimana,

     Ns : Kecepatan spesifik turbin (mkW)

    n : kecepatan putar/sinkron (rpm)

    P : daya (kW)

    H : tinggi jatuh effektif (m)

    f : frekuensi generator (Hz)

     p : jumlah kutub generator

    2.  Generator

    Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik putaran poros

    menjadi energi energi listrik. Konversi Energi tersebut berlangsung

    melalui medium medan magnet. Untuk instalasi PLTMH dapat

    digunakan generator sinkron dan generator asinkron

    1) 

    Generator SinkronKapasitas generator dinyatakan dalam Volt-Ampere. Sebuah

    generator harus memiliki kapasitas (Volt-Ampere) yang cukup

    untuk memenuhi kebutuhan pada saat beban maksimum. Dengan

    memperhatikan rugi-rugi generator serta untuk menjamin kinerja

    generator maka perlu adanya faktor keamanan, sebesar 20 %.

    Apabila menggunakan pengontrol beban ELC ( Electronic

     Load Controller ) maka kapasitas daya tambahan sebesar 60%.

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    28/31

    28

    2) 

    Generator Asinkron

    Penggunaan generator asinkron (generator induksi)

    sebagai pembangkit listrik pada PLTMH dengan kapasitas yang

    kecil lebih handal dibandingkan bila menggunakan generator

    sinkron. Biasanya sebagai generator asinkron digunakan motor

    induksi. Motor induksi sebagai generator sebenarnya merupakan

    teknologi yang sudah tidak asing lagi di dunia PLTMH.

    Biasanya sistem ini disebut “Induction Motor as Generator” atau

    IMAG. Di Indonesia potensi pengembangan teknologi ini

    terbuka lebar setelah adanya sistem kontrol beban elektronik

    IGC (Induction Generator Controller)(IBEKA, :8-7).

    3.  Pentanahan (Grounding )

     pentanahan merupakan salah satu faktor penting di dalam

     pelistrikan untukagar arus gangguan yang timbul pada saat

    tertentu, mengalir masuk tanah sehingga tidak merusak peralatan

    listrik yang ada. Dalam pelaksanaannya, pentanahan meliputi:

     

    Pentanahan sistem,

    Berupa hubungan dengan tanah untuk suatu titik pada

     penghantar arus dari sistem, seperti pada sistem transmisi dan

    distribusi.

      Pentanahan peralatan sistem,

    Berupa hubungan dengan tanah untuk suatu bagian

    yang tidak membawa arus dari sistem, seperti pada pipa baja

    saluran tempat kabel, batang pemegang saklar

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    29/31

    29

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 

    Tempat dan Waktu Penelitian

    Lokasi : Kampus Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman,

    Purbalingga dan pengambilan data terkait dilakukan di sungai

    tambak, Siwarak desa Watuagung, Tambak, Banyumas

    Waktu : Maret 2016 –  Juni 2016

    3.2 

     Alat dan Bahan

    Adapun peralatan yang digunakan pada penelitian adalah 

    a.  Peralatan Simulasi

    laptop dengan spedifikasi sebagai berikut :

      Intel ® Core ™ i3-3110M @ 2.40 Ghz (4 CPUs), RAM 6144 MB,

    harddisk 320 GB.`

      Sistem Operasi yang dipakai adalah sistem operasi Windows 7 32-

     bit, dan Software TURBNPRO Versi 3.0 sebagai simulator PLTMH.

    b.  Peralatan Utama

    1.   Multimeter analog  dan digital. 

    2. 

    Tachometer

    3.  Test pen

    4.   Pelampung

    5.  Stopwatch

    6.  Water Pass

    7.   Roll Meter

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    30/31

    30

    8. 

    Selang Transparan

    c. 

    Peralatan Pendukung

    1.  HP/kamera digital beserta kabel data.

    2.  Perangkat printer. 

    3.  Buku catatan.

    4.   Flashdisk  

    3.3 

    Tahapan Penelitian

    Tahapan penelitian yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas

    akhir ini, yaitu

    1.  Tahap Persiapan  dengan mengumpulkan data-data yang berasal dari

     buku petunjuk dan sumber-sumber yang relevan (Metode literature).

    2.  Tahap Pengumpulan Data  yaitu dengan mendatangi lokasi untuk

    mengetahui potensi yang ada dengan memperhatikan debit air yang ada

     pada sungai dan tingkat kemiringan sungai untuk mengetahui potensi

    tinggi jatuhan air(head ).

    3.  Tahap analisis yaitu dilakukan pengolahan data yang telah didapatkan

    dan melakukan pembuktian hipotesis yang telah dibuat. Langkah-

    langkah pada tahap analisis ini adalah sebagai berikut:

    1) 

    Analisis Sipil

      Menghitung besar debit aliran

     

    Menentukan tinggi jatuh air efektif (Heff) berdasarkan

     pengukuran di lapangan.

      Menghitung debit rata  –  rata tahunan dari data curah hujan yang

    diambil di stasiun pengamat curah hujan terdekat dalam kurun

    waktu tertentu

    2) 

    Analisis elektrikal mekanikal

  • 8/18/2019 Pra Proposal 1

    31/31

    31

    Dengan menggunakan bantuan software TURBNPRO V3.0

    dilakukan analisis untuk :

      Mengetahui nilai daya yang dapat dibangkitkan dari aliran

    sungai

      Mengetahui putaran dan kecepatan spesifik turbin (Ns dan nq)

      Menentukan diameter poros dan roda turbin

      Menentukan rasio kecepatan putaran antara turbin dan generator

    untuk menentukan diameter pulley 

    3)  Analisis Ekonomi

      Perkiraan biaya konstruksi pada tahap perencanaan kasar.

      Menghitung Unit Energi Cost. 

      Menghitung Payback Periods. 

      Menghitung Net Present Value (NPV). 

      Menghitung Internal Rate of Return (IRR). 

    4. 

    Tahap akhir yaitu Tahap akhir dari penelitian, meliputi penulisan

    laporan dan seminar hasil penelitian.

    3.4 

    Jadwal Penelitian

     No

    .Jenis Kegiatan

    Maret April Mei Juni

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1Tahap

    Persiapan √  √  √ 

    2

    Tahap

    Pengumpulan

    Data√  √  √  √  √  √ 

    3Tahap Simulasi

    dan Analisis √  √  √  √  √  √ 

    4 Tahap Akhir√  √  √  √